please, don't

2.9K 194 23
                                    

Take your own risk when you read this chapter. Scene nya agak ambigay menjurus ke sana.






'It's inviting to touch'

'You're so inviting to touch'

Itu bisikan dalam jiwa Jeno setiap dirinya melihat Mark.

Sebenarnya Jeno sudah menahan hasratnya sedari tadi sejak Mark bangun. Dengan penampilan khas bangun tidur. Mark benar-benar terlihat mengundang bagi Jeno. Mark yang bertingkah imut dan memang menggemaskan. Ditambah mengenakan celana super duper pendek. Salahnya lagi kemeja putih yang dikenakan Mark menutupi bagian celana pendek nya yang sangat pendek itu membuat seolah Mark tidak memakai celana.

'Gluk' Jeno meneguk ludah kesusahan.

Celana pendek tersebut bukanlah milik Jeno melainkan milik Chenle sepupunya  yang masih duduk di bangku SMP anehnya celana tersebut muat dan pas di tubuh Mark yang memang kecil dan kurus.









Ditambah lagi saat makan siang, Jeno menahan diri untuk tidak menyerang Mark. Saat Mark berada di bawah kukungannya, Jeno berusaha untuk tidak menyentuhkan bibirnya pada bibir Mark yang menggoda itu.





Tubuh Mark yang kecil namun enak dipeluk. Bibirnya yang tipis kemerahan menggoda layak untuk dicium. Jeno bisa membayangkan betapa manisnya bibir Mark dan bagaimana bibir Mark yang penuh dengan kepunyaan Jeno.


"Jangan diapa-apain, Jeno"



Jeno menampar pipinya sendiri dan menggelengkan kepalanya ribut.
Jeno teringat larangan om nya tadi pagi dan berusaha menepis pikirannya yang liar tersebut.



Jeno kemudian mengalihkannya dengan mencuci peralatan makannya. Belum cukup mengalihkan atensi pada Mark, Jeno akhirnya memainkan game komputernya.



Bukannya hilang, malah makin menjadi. Pasalnya Mark memanggil Jeno dengan nada merdu dan manja di telinga Jeno. Ia berusaha stay cool untuk tidak menyerang Mark pada saat itu sedang membaca komik di atas kasurnya.


Jeno yang tidak suka kalah dalam permainan game, maka Ia meminta Mark untuk menghampirinya yang sedari tadi berisik membuyarkan konsentrasi nya.

'Grep'

Akhirnya Jeno berhasil menarik Mark hingga Ia terduduk berada di pangkuan Jeno. Jeno merasa senang, bisa memeluk Mark lagi.


'Gyut'

Jeno merasakan linu di selangkangannya. Ia merasa tambah horny tapi karena kepalang tanggung bermain game, Ia membiarkan perasaan sesak dan linu di balik celananya.

Sepanjang memainkan game, Mark malah bergerak di pangkuannya yang membuat Jeno makin turn on.

"Ahkkk" Jeno mengaduh

"Kak, jangan gerak-gerak. Nanti ada yang bangun" Ujar Jeno

Mark yang paham langsung diam kembali. Dan Jeno pun yang sadar dengan atmosfer yang tegang dan canggung, Jeno langsung menyentuh jari Mark dan mengarahkannya pada keyboard.

"Kamu pencet yang ini nanti pas musuh datang"
Ujar Jeno pada Mark.

Mark yang lumayan paham dengan pola permainan game yang dimainkan Jeno, langsung mengikuti arahan Jeno.

Jeno memegang tangan Mark yang pas di genggamannya dan mengarahkan Mark selama memainkan game.

Seiring berjalannya waktu, Mark yang sudah beradaptasi dengan jalannya permainan, Jeno melepas tautan tangannya dengan Mark.

Give LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang