crying, fighting, smiling

1.8K 132 9
                                    

Setelah kepergian Jeno tadi, Mark terlihat sedih. Ia duduk di kursi taman memainkan jari tangannya dengan gugup.

Sementara itu, Jeno melajukan mobilnya dengan sangat cepat. Ia dengan emosi mengklakson kendaraan lain yang dirasa menghalangi jalannya.

Jeno kembali ke mode diam dan dingin namun emosi membuncah dalam dadanya. Jeno merasa sakit atas penolakan Mark tadi. Ia sudah berusaha merangkai kata demi kata di kepalanya untuk mengakui perasaannya pada Mark. Namun, yang didapatnya malah penolakan berkedok 'jadi teman saja'

Jeno sampai di apartmentnya dan mencari-cari sekotak rokok, yang biasa Ia gunakan dikala stress, sedih ataupun saat emosi di puncaknya.
Ia mematik api di rokoknya yang Ia apit di mulutnya.

Terlihat setitik air mata di ujung matanya yang sipit. Belum pernah Jeno merasakan perasaan yang menggebu-gebu seperti ini. Layaknya bomb waktu yang siap kapan saja untuk meledak.

Jeno mematikkan api di rokoknya. Ia mulai menjambak rambutnya frustasi.

"Gue gak pantes gitu buat dapetin lo, kak? " Jeno mengusak wajahnya.

Dengan mata merah dan berkaca-kaca, Jeno akhirnya menumpahkan air matanya. Sedih, kesal, frustasi, dan kecewa menjadi satu.




Di kampus

Taeyong yang menyaksikan pertentangan antara Mark dan Jeno tadi, langsung menghampiri Mark.

"Markeu, gwaenchanna? " Tanya Taeyong

"Hyung~ Jeno kayak marah sama aku" Mark menangis

"Hush hush sshshh" Taeyong memeluk Mark dan mengusap punggungnya sayang.

"Gak. Jeno gak marah. Dia mungkin kaget aja"

" Tapi dia ninggalin aku nepis tangan aku" Ujar Mark sambil menangis sesenggukan

"Gak Mark. Dia butuh waktu mungkin"

"Huhu rude banget dia tuh" Keluh Mark pada Taeyong

"Gak kok Markie. Dia tadi sapa hyung"

Ujar Taeyong

"Ish kok belain dia sih hyung? " Protes Mark

"Gak ya. Hyung mencoba netral dan objektif. "

"Mungkin Mark perlu istirahat juga. Pertimbangin keputusan Mark" Ujar Taeyong menasehati.

"Mark, mau istirahat di sekre? Nanti sore kita bakal rapat evaluasi sama BLM. Udah ya, nangisnya nanti bengkak matanya" ujar Taeyong

Mark mengangguk dan menghentikan tangisnya.

'Iya nanti aku lanjut lagi sedihnya' ucap Mark dalam hati

"Yuk"

Taeyong membantu Mark berdiri dan membawanya ke sekre bem.

Hari sudah mulai menjelang siang. Anak-anak ukm basket sudah pulang. Jaehyun terlihat membawa dua tas. Tas miliknya dengan Mark.

"Tuh anak main tinggal aja nih tas" Dumal Jaehyun

"Ssstt jangan berisik" Ujar Taeyong mengkode Jaehyun untuk diam dengan jari telunjuk di bibir.

Jaehyun yang paham langsung mengangguk.

"LPJ udah dicek kan? " Tanya Jaehyun.

"Belum. Ini gue baru mau cek. Lo sana siap-siap aja. Ada latihan vokal kan? "

Jaehyun mengangguk

"Oh ya dah, jam 2 beres ya. Gue ke fk dulu"

"Yoo~"

Give LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang