#5 Dery dan Citra

11 1 0
                                    

Yok vote yokk

Seperti malam-malam kemarin. Kembali lagi, hujan mengguyur kota Bandung. Sebenarnya aku suka dengan hujan, rintikan nya membuat suasana dipikirkan ku menjadi tenang, aroma dari tanah yang terguyur hujan seperti wewangian yang candu untukku. Benar-benar candu, sangat.

Tapi tidak untuk kali ini, aku tidak suka hujan. Rius belum pulang ke rumah, di hubungi pun tak diangkat oleh Rius. Bang Laksa sudah mencari ke rumah teman-teman Rius, tapi hasilnya nihil. Rius seperti menghilang ditelan bumi.

Aku dilarang bang Laksa untuk mencari Rius keluar. Katanya cukup tunggu dirumah. Rasa panik ku semakin gila, saat bang Laksa tiba-tiba menghubungi ku.

"Sudah pulang belum si Rius?"

"Belum bang, aku bantu cari ya?? Aku telpon Dery dulu, biar nyari berdua, boleh ya bang??"

Terdengar isakan tangis di seberang sana. Sepertinya bang Laksa tengah menangis sekarang. Dia memang lemah soal adik-adiknya. Rasanya seperti dejavu. Itu benar-benar menyedihkan.

"Jaga diri ya Lun" Hanya itu kalimat terakhir bang Laksa yang kudengar.

Setelahnya aku langsung menghubungi Dery untuk menemani ku mencari Rius, tak lupa berpesan untuk tidak memberi tahu buk Imah tentang ini, bagusnya Dery langsung setuju.

○◌○◌○◌○

"Tadi pamitnya sih mau main ke rumah si Hekan buat ngerjain PR bareng, tapi waktu aku tanya ke Hekan, katanya teh si Rius sudah pulang dari tadi, Der"

"Jangan nangis elahh, pasti ketemu, percaya ama gua"

"Please don't be in love with someone else~". Handphone ku berdering menandakan ada yang menghubungi ku, dengan cepat ku angkat benda pipih itu. Di sana tertulis nama 'Rius'. Aku panik. Semoga semua nya baik-baik saja.

"Ini kunci rumah nya kemana teh?, bang Laksa sama teteh pergi ninggalin Rius nih ceritanya? Pergi kemana teh? Disini gelap dan dingin sekali"

"Siapa yang nelpon Lun?" Tanya Dery menggerakkan bahu ku

"Balik ke rumah Der!!" Ucapku berteriak

"Haa?? Rius kan belum ketemu, gimane sihh?? Lu ngeprank gua ya?? Dimane kameranye??"

"Yang nelpon gua tadi Rius, Deryyyy".

Tanpa menjawab Dery langsung mencari tempat memutar mobil nya.

○◌○◌○◌○

"Tanks Derr" Kata ku mengelus bahu lebar Dery

"Iyaa-iyaakk" Jawab nya mengelus rambut ku balik

"Mimpi indah Hagaa"

"Dih, tumben bangett"

"Sekali-sekali elahh"

○◌○◌○◌○

Setelah ditanya sama bang Laksa, ternyata si Rius baru balik dari satu tempat yang bakal bikin aku dan bang Laksa tidak bisa memarahinya.
Rius cuma kangen katanya. Dan itu wajar. Kejadian itu sudah enam atau tujuh tahun yang lalu. Aku juga sering kangen kok. Kangen yang tak memiliki sesuatu yang bernama ujung. Kangen itu berbentuk bundar, yang tak punya ujung. Terus dan terus berputar.

Setelah itu, kami bertiga bergegas masuk ke kamar masing-masing.

Sudah jam 01:25, tapi aku tak kunjung mengantuk. Jadi, aku ngide buat nge-chat Dery.

Dery:)

Online

Kemarin

|Gua belum makan
12:45

Terus?|
12:47


|Bawain makanan atuhh, ditunggu ya maniezz💖
12:47

Hari ini

Der? |
Sudah tidur? |
01:26

|Kenapa begadang?
|Nanti maneh sakit kan jadi ribet
01:26

Tidak bisa tidur Der|
Spil cara agar bisa mengantuk dong kaka|
01:27

|Okee
|Pertama tutup mata lu, kedua itung domba, kalau enggak ya ngehalu aja Lun.
|Gua sih lebih milih yang ngehaluuu
01:27

Ngehaluin apa Der? |
01:27


|Gua sih, ngehaluin si Citra pacaran ama gua:v
01:28

Citra anak IPA 1?|
01:28

|Haha iya Lun, lagi pdkt an nihh
01:29


Aku terkejut. Mereka bukan cuma berteman di ekskul basket, tapi mereka 'pdkt an'.

Oh, good luck!! |
Aku tidur ya |
01:32

|Thanks Lunn
|Mimpi indah ya
01:32


○◌○◌○◌
Laksana pov

Setelah adik laki-laki ku sampai di rumah yang kata nya baru pulang dari satu tempat. Hati ku benar-benar seperti di robek, di cakar, di bakar saat itu. Apa aku benar-benar abang yang buruk untuk adik-adik ku? Aku bersumpah ke semesta kalau aku sudah mencoba yang terbaik. Selalu, setiap hari, setiap saat.

Memilih untuk membuka laci dan mengambil sepucuk surat yang sudah kusut dan robek di sudut nya. Membaca dan mencoba mengikhlaskan. Sudah hampir tujuh tahun dan hati ini tetap saja tidak bisa ikhlas. Air bening mengguyur pipi ku. Luka yang belum kering karena tadi aku di cegat oleh sekelompok orang-orang terasa pedih saat terkena. Bagusnya, aku berhasil pergi dari tempat itu. Juga, adik-adik ku yang tak sadar akan luka nya, baguslah.

Mencoba menutup mata meminta nya untuk tidur. Berbisik ke semesta berharap dia bisa mendengar keluh kesah ku yang seperti nya tak seberapa-"Ma.. Laksa lelah, ini benar-benar sakit ternyata, ini sakit sekali ma.. Laksa tak bohong. Laksa butuh mama disini untuk menyemangati Laksa agar menjadi anak sulung yang benar-benar menjaga adik-adik yang masih butuh kehadiran Laksa. Untuk malam ini, Laksa minta maaf ma.. Laksa membuat Rius sedih. Rius kangen mama katanya... Laksa dan Luna juga kengen mama. Ayo temui anak sulung mu ini di dunia mimpi. Dia juga sedih sekarang, mama... Ayo kita sama-sama bahagia. Bahagia di sana dan kami akan bahagia di sini. Ayo janji ma... Janji ke semesta yang sepertinya tak suka akan kehadiran kita. Sepertinya (?). Ma.. Laksa kangen mama. Laksa kangen senyuman teduh mama. Mama.. Aku sayang dan cinta mama. Selalu dan selamanya. Selamat malam mama".

Mama itu adalah orang terbaik yang pernah datang di hidup dan singgah di cerita ku. Tidak ada dan tidak akan pernah ada yang dapat menggantikan mama ku. Mau sesempurna apapun orang itu, kalau itu bukan mama, tidak bisa. Mama, aku sayang mama, yang pastinya selalu dan selamanya.


Hii👋🏻👋🏻

Have a good day everyone

I love you♡♡♡♡

𝘼𝙥𝙖𝙠𝙖𝙝 𝙆𝙞𝙩𝙖 𝙆𝙚𝙡𝙪𝙖𝙧𝙜𝙖 𝘾𝙚𝙢𝙖𝙧𝙖?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang