#2 dia

26 3 0
                                    

Sebelum dibaca, ada baiknya memberikan vote dulu. Hihi<3

Rumah sudah sepi pagi ini, Luna tidak pergi ke sekolah karena tadi malam, ia dengan beraninya meminum kopi. Padahal dia sudah pasti tahu kalau lambung nya tak akan kuat. Lambung nya benar-benar manja. Padahal, semalam dia cuma minum sedikit.
Tadi, bang Laksa datang ke kamar Luna karena dia tak kunjung turun dari kamar. Abang marah waktu tahu Luna minum kopi tadi malam. Benar-benar marah.

"Kalau mau begadang itu. Mending waktu siang kamu tidur. Bukan kaya gini Lunaa, kamu tahu tidak akan kuat kalau minum kopi, malah tetap diminum. Hari ini tidak perlu ke sekolah dulu, kan tidak lucu kalau kamu bolak-balik ke kamar mandi mulu karena mual, sekarang sarapan dulu, tadi Rius masak nasi goreng. Ingat jangan minum kopi lagi."

Luna dipapah ke bawah sama bang Laksa. Sesampainya dibawah, huh, sudah dipastikan, Rius juga ikutan marah.
"Teteh kenapa suka banget sih buat kita panik? Lambung teteh itu tidak kuat jika di satukan dengan kopi. Kopi pakai gula saja lambung teteh tak kuat apalagi tadi malam teteh minum kopi pekat. Sudah lah, mau di bilangin bagiamana pun kalau teteh nya saja yang memang batu, ya bakal tidak berguna. Ini nasi goreng nya, di makan sampai habis. Habis itu langsung minum obat kalau tak mau di bawa ke rumah sakit" Anggukan adalah jawaban terpasrah sekarang.

"Kalau ada apa-apa langsung kabarin abang atau Rius, okee??" Ucap bang Laksa mengecup kening adik perempuan nya yang keras kepala.

"Sebenarnya abang tidak tenang meninggalkan kamu sendirian di rumah, tapi hari ini abang ada jam pagi, jaga diri baik-baik ya" Sambungnya.

"Luna sudah 17 tahun bang, sudah paham jaga diri atuh" Jawab sang adik.

"Haha iya juga ya, abang pikir mah kamu masih Lulu yang 10 tahun" Tawa abang menggaruk tengkuk nya.

"Masih lama gak? Rius sudah mau telat nih" Nah kan, anak bungsu Widiantara sudah emosi.

Astaga ayuk atuh Us" Ajak abang menarik lengan Rius.

"Rius pergi dulu ya teh" Ucap Rius mengecup telapak tanganku buru-buru.

"Hati-hatiiii" Ucap Luna untuk kedua laki-laki hebat di depan sana yang sekarang berlomba menuju motor di halaman depan.

○◌○◌○◌

Karena bosan dan tak tahu ingin berbuat apa di rumah, wanita yang lambung nya masih manja itu memutuskan untuk pergi ke rumah tetangga sebelah. Lumayan lah curhat ke Dina.

"Eh? teh Luna kenapa tidak ke sekolah, ada apa gerangan teteh?"

"Lambung Luna kambuh buk. Semalam berani banget buat minum kopi hihi" Jawab Luna untuk wanita yang sering dia panggil buk Imah.

"Jangan keseringan minum kopi atuh tehhh" Kata buk Imah mengelus rambut Luna.

"Ehh iya buk, itu si Dina teh kemana, tumben sekali pagi-pagi tidak duduk di halaman depan" Tanya Luna mencari teman curhat nya.

"Dina ke depan Lun, bareng sama Dery."

Loh?

"Dery kenapa tidak pergi ke sekolah buk?" Sebenarnya mah tahu.

"Telat bangun tehh, begadang mulu itu si Dery" Kannn, terlalu sering.

"Abanggg" Teriak seseorang dari halaman depan buk Imah.

"Hahaha sini atuh Din, lambat pisan larinaaa" Jawab manusia yang dari wajah nya saja sudah ngeselin.

"Jangan lari-lari nanti— juga teriak buk Imah.

GEDEBUKKK!

"Mamaaaaaaa" Wanita muda bergaun pink dengan kembang-kembang bunga yang bahkan sekarang sudah tak berbentuk itu jatuh menggelinding ke bawah. Untung nya, ada pak Suran yang menahan nya agar tak masuk ke area jalan yang berlapiskan aspal. Uhhhh... Tipis

◌○◌○◌○

"Lu kenapa gak ke sekolah Lun?" Tanya lelaki yang tadi membuat adik perempuan nya nangis kesakitan. Dan dia? Dia tertawa paling keras. Menertawai wajah Dina yang tadi memang sedikit(?) menahan tawa memang tak mudah tapi kalau saja tadi tertawa, kasihan Dina menahan malu.

Sekarang Luna dan Dery sedang senderan di pohon rambutan di depan rumah keluarga Widiantara. Tempat nongkrong terbaik, menurut mereka berdua. Tak perlu mengeluarkan biaya. Kalau lapar, tinggal ambil buah nya.

"Tadi malam mau ngambis tapi mata ku berat Derr, terus ya ngide buat minum kop—

"—Lu minum kopi?!!!!" Ucap Dery memotong ucapan Luna

"Hehe"

"Haha hihi huhu hehe hoho luu kaya Mayang"
"Jangan minum kopi Lunaaa, batu banget tu pala" Sambung pacar Mayang, maksudnya Dery

"Daripada luu nohh terlambat bangun, begadang teruss tapi rank nya gak naik-naik"

"Bacot luu, itu teh namanya berjuang. Maneh teu ngertiii"

"Yang diperjuangin kok fiksi, Der-der"

"Lu ngode kan yaa mau di perjuangin?? Ngakuuu"

"Di perjuangin mah mau, tapi kalau bentukan nya kaya lu mah ogah"

"Tau gini mending aing gaskeun aja tadi ke sekolah nya walau udah telat 1 jam 58 menit"

"Gini nih kalau keseringan begadang"
Tolong untuk siapapun di masa depan nanti yang akan menjadi pasangan manusia di bawah ini, tolong, tolong sekali untuk melarang nya begadang kalau tak mau mengurusi manusia gila. Kalau dia sudah benar-benar gila, kamu juga bisa ikutan gila. Makanya, ada baiknya untuk melarang nya melakukan sesuatu yang lebih sering di kenal begadang. Jiwa dan raga nya bisa-bisa berubah seperti transformer yang pergi ke penjual sepatu untuk membeli gorengan. Bener! Tidak nyambung. Akal dan pikiran nya pergi berenang ke palung mariana. Dalam dan sudah untuk kembali pulang. Ahh.. Sudah lah, intinya larang dia untuk begadang.

"Kasep pisan euyyyy"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kasep pisan euyyyy"


Here you go

Perkenalkan  gua Dery alias Hagana Dery Andipurwanto.

Sering dipanggil Haga atau Gana,
Tapi beda kalau sama orang-orang terdekat gua mah manggilnya Dery atau gak ya Deri. Gaoaoa sumpah gaoaoa.

Tapi kalau mau manggil sayang mah gapapa, bakal aa' ladenin( ͡°з ͡°). Outdoor atau indoor sayang??

Jangan terkecoh visual Dery🚫

                    Bersambung...



Segini dulu hehe,
Sekali lagi saya ingatkan
'Ini hanya cerita fiksi ya sahabat'

I love you♡♡♡♡♡

𝘼𝙥𝙖𝙠𝙖𝙝 𝙆𝙞𝙩𝙖 𝙆𝙚𝙡𝙪𝙖𝙧𝙜𝙖 𝘾𝙚𝙢𝙖𝙧𝙖?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang