#21 yes!

27 1 0
                                        

Aku punya banyak alasan untuk begitu menyukai hujan. Yang pertama dan yang paling utama adalah, aroma dari tanah yang terkena percikan air hujan candu di hidung tak mancung ku. Pikiran yang tadi nya kacau dengan cepat hilang entah kemana. Tapi dari banyak nya alasan, alasan yang paling aku suka adalah.....

Aku boleh makan mi instan dengan brokoli yang begitu manis, satu telur dan beberapa potongan tahu agar tak terlalu sepi. Emmmm nikmat sekali.

Hari ini, hujan turun dengan percikan lembut dan berirama. Ditemani mi instan, teh, dan manusia sengklek di sebelah ku, kami menonton SpongeBob dan teman-temannya yang memiliki banyak teori.

"Lu abis ini mau kemana?" Tanya nya meletakkan mangkuk yang sudah kosong

"Tidur"

"Maksud nya abis SMA Lunn"

"Lu?" Tanya ku balik

"Rencana sih, gua mau bantu mama jualan aja. Udah cukup pala gua di buat mau pecah. Lu kuliah kan? Harus lahhh!!!!"

"Kalau lu gak kuliah, gua juga enggak dah. Takut tidak punya teman"

"Jangan gitu elahhh.... Wildan mau kemana katanya?"

"Saran mama nya sih ke UI tapi papa nya nyaranin buat nyari kerja saja"

"Lu kuliah ya Lun! Kalau lu gak punya teman, ya di temenin aja semua orang. Jangan di sia-siain Lun. Otak oke, uang papa lu juga oke, jadi kalau di pikir-pikir sekarang lu gak punya kendala. Lu pasti bisa Lun, percaya dah ama wibu yang kece badai ini"

"Punya, gua punya kendala. Papa maksa gua buat kuliah di UGM gua-gua gak mau kuliah. Keuangan? Papa udah gak kayak dulu lagi Der. Mau uang? Harus ada perjuangan nya. Gua udah gak bodoh kaya dulu lagi. Jadi, gua bakal nabung dulu buat biaya sekolah Rius. Kalau nanti biaya nya mencukupi, gua mau buat toko roti atau kaya toko buku gitu. Mama selalu berdoa dan sepengen itu buat punya toko roti. Tapi setelah dia tahu gua suka baca, dia berubah pikiran. Mama mau buat toko buka saja katanya. Karena belum kesampaian, biar gua yang wujudin hehehe"

"Sayang banget... Tapi, semangat ya Lun!"

Hem kata ku pergi ke dapur dengan dua mangkuk untuk di cuci. Sebenarnya, aku belum memastikan ini akan berhasil. Di dalam hidup ku, aku cuma menjadi anak yang masih kurang memberikan hal membanggakan bagi mama, aku mau mewujudkan itu nanti. Aku pasti bisa!!

"Gua pulang ya Lun, salamin buat bang Laksa ya nanti"

Ucap Dery pergi. Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu, abang pulang.

Di depan sudah ada teh Salsa dan Mika. Dua hari lalu, teh Salsa datang dan minta maaf atas apa yang dikatakan oleh Sila. Dengan tangis tumpah ruah, teh Salsa memeluk badan ku dengan kata maaf di setiap hembusan napasnya. Sila itu terlalu menyukai Rius, aku tahu itu. Teh Salsa juga bucin tapi dia masih berada di garis kesadaran. Sekarang keadaan sudah membaik. Saat akan pergi ke bandara, abang menelpon dan bilang kalau dia sudah mau sampai. Bukan ke Bandara, tapi ke rumah. Uhhh......

"ABANG PULANG!!!!" Teriak abang dari arah pintu depan

Kami berhamburan ke depan dan memeluk tubuh abang yang sekarang semakin kurus. Ah....

"Abang bawa banyak oleh-oleh nihhhh.... Ini untuk Rius, abang bawa buku. Ada beberapa buku jadi di kasih ke Mika juga ya Ri. Nah ini untuk wanita ku, aku bawa banyak eksesoris. Sudah ku pastikan kamu pasti suka. Dan ini untuk adik perempuan satu-satu ku ada novel dan buku resep roti. Ini juga makanan buat kalian. Di kasih ke sebelah sana Lun, abang mau mandi. Capek bangettt"

"Sip" Ucap ku menunjukkan jempol

○◌○◌○◌

Sesampainya di halaman sebelah, aku dapat melihat Dery dan seseorang yang tengah menunduk. Aku memilih untuk pergi masuk ke dalam rumah. Ada Dina dan teh Kristal di ruang utama tengah belajar membaca.

𝘼𝙥𝙖𝙠𝙖𝙝 𝙆𝙞𝙩𝙖 𝙆𝙚𝙡𝙪𝙖𝙧𝙜𝙖 𝘾𝙚𝙢𝙖𝙧𝙖?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang