#26 andai

8 1 0
                                    

Kalau memang sudah putus dan akhirnya berpisah? Apa tidak boleh lagi, kita berteman? Seperti dulu.

Memang dari awal harusnya aku tuh tak perlu menerima kamu lebih dari teman. Tidak perlu! Kan jadi seperti ini akhirnya.

Runyam.

○◌○◌○◌

"Pagi!" Teriak abang membuat ku kembali fokus ke laptop yang penuh dengan huruf-huruf.

"Pagi" Jawab ku kedengaran tak semangat.

"Lari pagi yuk!" Ajak abang berlari ke arah ku.

"Lari pagi apanya? Ini sudah jam satu siang bang. Telat banget. Lagian aku ngapain balas pagi juga?"

"Haha... Lagian kamu dari pagi sampai siang di tempat tidur mulu. Tidak ada pergerakan. Kasihan badan nya mau merasakan cahaya matahari"

"Bergerak kok. Tiga menit yang lalu sebelum abang ke sini aja aku ke kamar mandi. Gerak kan?"

"Dikit banget gerak nya, kaya amal kebaikan."

''Ih! Abang sakit ya? Kok gaya nya kaya Dery? Apa memang udah masuk kaum nya Dery? Ihh sumpah ini mah! Mending abang menjauh dari aku. Pantes dari tadi hawa nya aneh. Luna pikir teh tadi perasaan apa tau nya merinding."

"Kaum apaan?"

"Wibu."

DUK!!

Pintu di tutup oleh bang Laksa.

"HAHAHAHAHAHAHAHA" Sial nya, tawa tak bisa di tahan.

"ABANG BUKAN WIBU!!!!" Teriak abang membuat tawa semakin kuat.

Ting!

|Hi? ada yang mau aku bilang. Boleh ketemuan gak?

Pesan yang bahkan aku tidak tahu dari siapa itu, mampu membuat jiwa penasaran menggebu-gebu.

Di sana ada seorang wanita yang berdiri menghadap ke belakang. Rambut nya hitam dan panjang. Cara berpakaiannya seperti wanita dewasa. Tubuh tinggi dengan sepatu highheals.

Saat aku berjarak lebih dari dua meter, dia berbalik.

Dia tersenyum.

"Hai" Kata nya melambaikan tangan.

Aku membalas hal itu dengan hal yang sama. "Hai" Kata ku kaku.

"Boleh minta waktunya? Nggak bakalan lama kok."

"Masuk dulu" Ucap ku mempersilahkan nya masuk ke rumah.

Setelah secangkir teh ku letakkan di meja, aku duduk di depan nya yang sekarang menghilang kan senyum.

"Maaf."

Hanya satu kata, kemana lari nya maaf itu?

"Untuk apa? Dan kalau boleh tahu, kamu siapa?"

"Maaf banget, aku nggak ada maksud yang aneh-aneh ke sini. Aku Jasmine."

Sial.

"Oh, aku Luna."

"Aku ke sini cuman mau kenalan sama kamu plus mau jelasin semua hal yang terjadi."

"Aku dan Wildan memang sudah dekat dari kita masih SMP. And i have crush on him. I love him more than anything. Like i don't know how much i want him. Setelah lulus SMP aku dan mama pindah ke rumah nenek di Jakarta. Aku bahkan nggak tahu gimana kabar Wildan di Bandung. Mama dan papa ku punya masalah. Mereka cerai, dan aku? Aku bahkan nggak tahu harus ngapain dan kemana. Dan untungnya, ada Wildan. Yang saat itu masih punya hubungan lebih dengan kamu. Aku tahu. Aku tahu dia sudah punya pacar. Tapi aku butuh dia. Aku mau dia. Maaf Luna" Jelas Jasmine.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 21, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝘼𝙥𝙖𝙠𝙖𝙝 𝙆𝙞𝙩𝙖 𝙆𝙚𝙡𝙪𝙖𝙧𝙜𝙖 𝘾𝙚𝙢𝙖𝙧𝙖?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang