"-dia cuman sahabat teteh"
Rius.
"Teh ke bawah yuk? Ada tamu" Sambungnya
"Siapa Ri?
"Buka dulu ini pintunya"
Kubuka kan pintu kamarku untuk Rius. Belum sempurna terbuka, Rius Sudah masuk duluan dan memeluk ku. Sudah lama tak merasakan pelukan hangat Rius. Ahh... Aku dan Rius terlalu malu untuk memeluk satu sama lain.
"Jangan nangis teh. Rius tidak suka"
"Haha, katanya ada tamu. Kok malah peluk teteh?" Tawa ku mengelus lembut pipi Rius yang sekarang mulai berisi.
"Sampai lupa kalau ada tamu hihi, sekarang cuci muka dulu yuk teh, yakali ketemu tamu spesial matanya sembab"
"Tamu spesial?"
"Hehe iya tehh"
Setelah selesai mencuci muka, aku dan Rius yang kelihatan sangat bahagia ini, turun ke bawah.
Dari sini, aku melihat ada perempuan cantik yang sedang duduk di sofa. Saat dia sadar akan kehadiranku, dia spontan berdiri dan tersenyum ke arah ku.
Waduh, anggun sekali.
"Duduk dulu teh"
"Okee, ini Mika teh. Pacar Rius" Sambungnya
"Ha-a?" Rius? Pacaran?
"Hai teh? Saya Mika Ginanta" Ucapnya mengecup telapak tanganku.
Eh?
"Ohh iya-iya, saya Luna Adinata Widiantara. Teteh nya Ladarius Adinata Widiantara. Panggil teh Luna saja"
"Panjang banget teh" Ucap Rius menyenggol bahu ku.
"Duduk Mika. Tidak usah malu-malu. Teteh bikin minum dulu ya"
Sesampainya di dapur aku bingung, Mika suka nya minum apa ya?
Bikinin teh aja kali ya.
"Ini Mika diminum dulu. Teteh tidak tahu kamu suka minuman apa hehe"
"Mika suka kok teh. Makasih ya teh"
"Rius tinggal dulu yaa, mau mandi"
Terlihat jelas wajah panik Mika. Haha kelihatan lucu.
Sepeninggalan Rius. Suasana berubah menjadi sedikit awkward.
"Kamu kelas berapa Mika?" Aku lah yang memulai pembicaraan, walau agak gugup. Sudah ku bilang kalau aku tidak mahir dalam hal ini. Andai ada Dery.
Eh?!"Sama kaya Rius teh, 11 IPA 1"
Hanya anggukan yang ku berikan ke Mika, bingung harus berbuat apa.
"Rius suka cerita tentang teh Luna"
Wah, tumben sekali.
"Oh ya? Tentang apa Mika?"
"Tentang masakan teh Luna yang enak, teh Luna yang selalu bangunin Rius jam 06:00. Terus, kata Rius teh Luna kurang mahir dalam mendekati seseorang. Rius suka marah karena teh Luna tidak punya teman selain tetangga teteh"
Bingung.
"Mika punya abang teh, satu sekolah juga sama kaya kita. Kalau teteh mau? Aku bilang ke abang"
"Oh ya? Dia IPA?"
Setelah menggelengkan kepala nya Mika berlanjut berbicara
"12 IPS 2 teh"Oh?!
"Sekelas dong sama teteh"
"Wahh, bagus tuh teh. Bang Wildan teh. Kenal?"
Ah. Si Wildan ternyata. Pantas akhiran namanya tak asing.
"Kenal kok"
"Nanti Mika bilang ke bang Wildan deh buat berteman sama teh Luna"
Hanya anggukan lagi yang ku berikan
"Udah yuk, aku udah selesai"
"Mau kemana Ri?" Tanyaku memberhentikan pergerakan Rius
"Ini malam minggu teh. Teteh mah jomblo, gak bakal ingat kalau ini malam minggu haha"
"Ih gak boleh kaya gitu" Ucap Mika misuh
"Udah biasa kok" Saya sudah terbiasa Mika
"Udah dulu ya teh. Rius juga udah izin ke bang Laksa kok"
"Hati-hatii"
"Pigi dulu ya teh" Ucap wanita anggun didepan ku
"Sering-sering ke sini ya Mika"
"Pasti atuh tehh"
Lumayan ini mah.
Setelah melihat dua sejoli yang seperti nya sedang berbunga-bunga itu pergi, aku kembali masuk ke rumah. Sepi.
Wildan Ginanta
Si tampan😍😍
Vote? ^-^
KAMU SEDANG MEMBACA
𝘼𝙥𝙖𝙠𝙖𝙝 𝙆𝙞𝙩𝙖 𝙆𝙚𝙡𝙪𝙖𝙧𝙜𝙖 𝘾𝙚𝙢𝙖𝙧𝙖?
Teen Fiction"Janji ya? bakal bahagia..." -𝘓𝘢𝘬𝘴𝘢, 𝘢𝘣𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘶- "Bohong bukan hal yang baik teh..." -𝘙𝘪𝘶𝘴 𝘢𝘭𝘪𝘢𝘴 𝘓𝘢𝘥𝘢𝘳𝘪𝘶𝘴 𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘦𝘵𝘦𝘩- "Dari banyak nya cara berpisah, kenapa kamu pilih cara yang ini?..." -(?)- "Lu kuat dan lu harus...