Sebelum baca ada baik nya vote dulu^•^
Kenapa manusia akhir-akhir ini seperti di paksa untuk sempurna? Di mulai dari bentuk tubuh yang harus ramping, wajah yang bersih dan putih, kepintaran, harus bisa masak, harus bisa semua. Maksud ku—semua orang sudah diciptakan sesempurna mungkin.
Jangan lupakan, kami sudah mencoba. Mencoba untuk menjadi lebih baik. Tapi kenapa? Kenapa tetap kurang?Maafkan bentuk tubuh ku yang mungkin membuat matamu sakit(?). Maafkan jerawat ku yang membuat mata mu geli. Maafkan aku yang tak begitu pintar. Maaf,maaf, maaf, maaf...
○◌○◌○◌
"Teteh gendutan tidak, Ri?"
Kalimat pembuka di pagi yang sejuk. Juga, pembuka awal ke gaduhan. Kalau tidak ada ke gaduhan rumah ini jadi makin kelihatan sepi, kaya kurang afdol ceunah. Meunih ribet pisan.
"Huh, teh? Kenapa tanya itu terus sih?"
Jawaban pembuka ke gaduhan. Cukup menarik. Suka dehh
"Baju sekolah teteh udah kaya ngejepit banget. Mau beli baru juga udah tanggung"
"Apa sih teh. Masih bagus kok baju nya. Lagian teteh tuh gak gendut. Udah lah, tuh bang Wildan udah dateng. Jangan tanya kaya gitu lagi teh kalau enggak mau bang Wildan ninggalin teteh di trotoar"
"Mana berani dia"
Di halaman depan ada Wildan dan Mika yang sekarang sedang berteriak satu sama lain. Apa lagi yang sekarang di debat kan tom&Jerry. Sampai di lihat-lihat sama ibu-ibu komplek.
"ABANG YANG SALAH!!" Teriak Mika memukul lengan abang nya
"KAMU TUH BATU BANGET. KAMU YANG SALAH" Teriak Wildan tak mau kalah
"KAN ABANG YANG SURUH AKU BURU-BURU. KALAU ENGGAK BURU-BURU PASTI BUKU NYA GABAKAL KETINGGALAN!!!" Lanjut Mika semakin berteriak
"Ini kenapa Dan??" Tanya ku menengahi Tom&Jerry
"Buku Geografi aku tinggal. Tadi sih udah aku suruh Mika buat ambil ke kamar. Anak nya malah langsung naik ke jok. Aku pikir bukunya udah di ambil. Pasti pak HJ marah banget" Wildan duduk di jok dengan lemes nya, jangan main-main dengan pak HJ kalau tak mau di suruh push up
"Astaga kenapa tidak langsung ke rumah terus ambil bukunya. Selesai"
"Kalau kita ke rumah aku dulu, nanti telat" Kata Wildan menatap mata ku
"DIH PD BANGET. TEH LUNA MAH BISA BERANGKAT BARENG MIKA NAIK BUS" Mika mulai lagi berteriak
"DIHH, YANG HARUSNYA KE RUMAH MAH KAMUU, BUKAN ABANG" Wildan yang tak mau kalah sekarang berteriak
"LAH? KOK AKU? KAN YANG KETINGGALAN BUKU ABANG. GINI NIH KALAU MALAM NYA BEGADANG PAGI NYA MINUM AMERICANO. JADI DONGO"
"KAMU TUH GAK DI AJARIN APA YA BUAT TANGGUNG JAWAB??!!!"
"Suttt~~~ udah-udah, sekarang kamu ke rumah terus ambil bukunya. Tadi malam dapat kabar dari Rius kalau pagi ini guru-guru rapat"
"HAHAHA ASTAGA NGABRUT ALIAS NGAKAK BRUTAL, DI USIR ANJAYYY"
"Mika, udah-udah panggil si Rius ke dalam sana"
"Siap tehh, da da abanggg"
"Kamu kok ke sisi dia? Dia tuh salah. Kalau kaya gini mah gak bakal jadi orang yang bertanggung jawab"
"Weitss sekarang kamu pulang. Ambil buku geo nya kalau enggak mau di suruh push up 100× sama pak HJ"
"Kamu mahh"
"Da da Wildannn"
Sepeninggalan Wildan, aku menunggu Mika yang sedang memanggil Rius di dalam rumah, tadi sih masih cuci piring.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝘼𝙥𝙖𝙠𝙖𝙝 𝙆𝙞𝙩𝙖 𝙆𝙚𝙡𝙪𝙖𝙧𝙜𝙖 𝘾𝙚𝙢𝙖𝙧𝙖?
Teen Fiction"Janji ya? bakal bahagia..." -𝘓𝘢𝘬𝘴𝘢, 𝘢𝘣𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘶- "Bohong bukan hal yang baik teh..." -𝘙𝘪𝘶𝘴 𝘢𝘭𝘪𝘢𝘴 𝘓𝘢𝘥𝘢𝘳𝘪𝘶𝘴 𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘦𝘵𝘦𝘩- "Dari banyak nya cara berpisah, kenapa kamu pilih cara yang ini?..." -(?)- "Lu kuat dan lu harus...