𝐏erhaps.

⋆ 25

rame, satu kata yang mendeskripsikan keadaan sembilan hari ini. ditambah temen temennya zidane yang belum selesai atraksi didepan pager.

mau ga mau juan buka pagernya dan habisin satu persatu, tapi sayangnya zidane mainnya keroyokan.

"lo cupu berani main keroyokan!" sahut shaka yang tangannya luka karena zidane make senjata tajem.

"ka, lo gapapa?" tanya juan yang megangin tangannya shaka.

shaka ngangguk, "gua gapapa." bales shaka yang dianggukin juan.

juan ngajak temen temen yang lain buat nambah pasukan yang dibutuhin saat ini.

semuanya luka, ga ada yang engga termasuk zidane ketua geng & biang keroknya.

suasananya makin ga kekontrol, kepala sekolah udah nyoba telfon polisi, dan juan yang masih emosi sama zidane lebih milih buat nanganin ini sendiri.

"MAJU LU ZIDANE!"

"ju, juan udah, ada polisi." tahan januar yang ngeliat juan udah gabisa nahan emosinya lagi.

disaat juan kayak gitu, polisi juga dateng yang ngebuat zidane sama anak tujuh cabut.

"cupu lo semua,"

juan yang masih terengah-engah karena ngabisin tenaga nya buat ini doang, ga juan doang yang lain juga.

"juan, ada yang telfon lu." sahut asqi sambil nyerahin hapenya ke juan.

raka is calling...

"ju, juan."

"hah? kenapa?"

"gimana keadaan disana?"

"kacau, berantakan, semua pada luka termasuk gua."

"maaf gabisa bantu, tapi gua mau ngasitau lo sesuatu."

"apa?"

"ka raline,"

"raline aman kan? kata jo aman tadi dikelas."

"ka raline itu,"

"kenapa sih ka? ngomong jangan patah patah,"

"ka raline koma, sekarang ada dirumah sakit."

"raka, serius..."

"serius, ini lagi sama ka chelsea."

"sharelock."

call is ended.

juan yang udah ngerasa dititik terakhirnya saat ini juga, mau ngerasa jadi pahlawan juga udah gabisa karena ngejaga raline aja gabisa.