⋆ 24

602 102 31
                                    

"kok ga berhasil, dine?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"kok ga berhasil, dine?"

nadine sama zidane yang ketemuan di caffe deket dari rumahnya zidane, banyak hal yang mau zidane omongin bareng nadine, berdua doang.

"ketauan jo," bales nadine yang hopeless karena rencananya ga berhasil.

zidane ngehela napasnya pelan, "kita harus rancang ulang rencananya," ujar zidane yang minum minuman yang tadi udah dipesen.

"gini, lo pasti punya antek antek kan? bawa aja, adu domba sama sekolahnya juan, tapi gua ga peduli kalo ada korban luka." ujar nadine sambil ngejelasin ke zidane.

"gua gamau buat raline kenapa napa.."

"pertama, buat drama yang seakan akan semua orang di sembilan percaya kalo bakalan ada tawuran, padahal boongan."

"oke, terus?"

"gua bawa temen temen gua ke sembilan buat bikin suasananya jadi ngeri apalah pokoknya pada panik,"

"gua tau juan pasti kepancing, dia orangnya gampang emosian."

"gua bawa raline,"

"tapi ga lu apa apain kan?" tanya zidane agak khawatir.

nadine ngangguk ngangguk, "aman." bales nadine yang ngebuat zidane tenang.

"kita mulai besok,"

perhaps.

"raline, nanti ada rapat osis ya, biasa jam limaan." ujar januar yang ga sengaja ketemu raline dikantin.

raline ngangguk, "oke kak, mau bicarain tentang apa?" tanya raline.

"tentang sertijab, nanti ada pemilihan ketua osis buat tahun selan–"

"jo, ada anak tujuh didepan."

januar yang belum sempet ngelanjutin omongannya yang ngebuat raline berharap januar bakal jelasin semuanya, tapi ternyata engga.

"raline, stay in your class." ujar januar yang keliatannya buru buru.

raline bingung, "kenapa kak?" tanya raline sambil naikin alisnya.

"please..."

raline langsung ngangguk dan lari kedalem kelas, beneran takut karena diluar keliatan rame + berantakan banget.

"WOY ANAK SEMBILAN, KELUAR LO PADA." teriak seseorang dari depan pintu gerbang.

iya bener, zidane sama temen temennya.

"raline aman, tolong jangan gampang kepancing emosi lu ju, gua mohon." ujar januar yang megang pundaknya juan.

juan ngangguk tapi ga pasti, "insyallah." bales juan yang langsung cabut kedepan.

𝐏erhaps.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang