16. Terjebak

1K 185 8
                                    



***


Hari pertama lagi setelah Minjeong tidak masuk satu minggu penuh. Ia sebenarnya sudah bangun di hari keempat, tapi karena efek samping dari itu juga mengakibatkan vertigo dan karena itu juga Ning dan Mashiho jelas melarangnya untuk sekolah. Efek sampingnya memang bukan sesuatu yang parah tapi juga tidak bisa dianggap terlalu sepele, jika tidak akan terjadi hal berkepanjangan seperti beberapa tahun yang lalu.

"Kamu dimana? Kelas musiknya sudah mau dimulai"

"Jalan ke kelas musik? Emang harusnya kemana?"

"Kamu pasti nggak baca pesanku ya? Hari ini gurunya satuin kelas 11-3 sama 12-3 dan ada di aula lantai paling atas, bilangnya sih bakal ada penampilan dadakan"

Minjeong memutar bola matanya, dia memang tidak sempat melihat pesan dari Ning karena sibuk mengurus tugas-tugas yang tertinggal sebelum ke ruang musik.

"Cepetan ya, guru musik kan guru paling disiplin di sekolah ini, bisa-bisa kamu malah nggak dapet nilainya dan nggak boleh masuk ke aula"

"Aku harus lewat mana kalau gitu? Aku di lantai 2 gedung sebelah loh ini?"

"LEWAT LIFT DI UJUNG JEONG! Disana ada lift yang bisa kamu gunain kalau keadaan darurat, sepi sih tapi daripada nggak sampe sini sama sekali kan"

Itu teriakan dari Mashiho dan ia langsung berlari ke ujung lantai, seingatnya memang disediakan lift di sekolah ini meski jarang digunakan karena hanya untuk staf sekolah yang membawa barang berat dan keadaan darurat.

Tapi begitu tangannya ingin menekan salah satu tombolnya, tubuhnya membeku begitu saja. Kak Rina? Kenapa ada disini?

"Kak Jimin?"

"Minjeong? Lo mau ke aula juga?"

Minjeong mengangguk perlahan, dirinya sudah seminggu tidak melihat Jimin dan ada sedikit perubahan di wajahnya, lebih kusut dan tampak ada kantung mata disana.

"Lo... udah baik-baik aja?"

"Iya Kak Jimin, aku baik-baik aja"

"Serius? Gue liat kayaknya waktu itu parah banget, lo mimisan juga, itu serius nggak kenapa-napa?"

Wajah Jimin terlihat sangat mengkhawatirkannya, Minjeong lagi-lagi mengangguk, "Aku beneran gak apa-apa, Kak Jimin. Ning juga udah ngasih tau kan?"

"Iya, cuma– argh!" Tubuh Jimin spontan berjongkok sambil menutupi wajahnya, Minjeong bisa melihat jelas jika tubuh kakak kelasnya itu juga bergetar.

Lift tiba-tiba berhenti, bahkan lampu darurat yang seharusnya ada juga tidak menyala dan Minjeong juga jelas tahu jika Jimin mempunyai trauma terhadap gelap karena pernah terjebak di lift saat kecil, saat itu Jimin nya sendirian dan baru ketahuan setelah hampir setengah hari di dalam sana.

"Tolong... keluar... Karin takut disini sendiri"

Lirihan dari Jimin menyakiti hatinya, ia dengan segera duduk di hadapan Jimin sambil tangan satunya lagi berusaha untuk menelpon Ning walaupun kemungkinannya kecil, tidak ada koneksi disini.

"Kak Jimin, ada Minjeong disini" Tangannya mengusap surai cokelat Jimin, dia harus memikirkan cara agar ketakutan Jimin nya teralihkan, "Kak Jimin nggak sendiri sekarang, coba lihat kesini"

Perlahan kepala Jimin terangkat, terlihat mata sembab gadis itu, "Min... Minjeong?"

"Iya, Minjeong disini nggak kemana-mana"

Forever [Yj.Km]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang