21. Jimin, Jeno, dan masa lalu

1K 158 3
                                    



chap terpanjang sepanjang buku ini, meski cuma 1866 kata.
warning sejak awal kalau ini slight 🔞(dikit bgt sih) karena kita bakal ke masa lalu jimin dan mantannya ini 🙏🏻😬


***


Aura Minjeong memang tidak mengenakan saat ini tapi tidak membuat ke-7 orang yang memang sejak awal di rumah meminta mereka berkumpul dan sepertinya akan banyak menanyai mereka, terlebih dirinya yang jarang berkelahi dan pulang-pulang penuh dengan lebam.

Mereka memang membuat keributan ketika baru sampai di rumah, dimana mereka yang tidak pulang-pulang bahkan setelah hampir 2 jam berlalu tanpa kabar sama sekali, terlebih ketika John berbicara serius pada Mashiho dan Ning. Benar-benar rasanya seperti tidak ada yang bisa disembunyikan lagi oleh dirinya.

"Gue tau kalian penasaran, tapi biarin gue obatin Minjeong dulu"

Mashiho mengangguk lalu menyerahkan kotak P3K yang sedari tadi dipegangnya. Tangan Jimin perlahan mulai membersihkan luka-lukanya dengan air hangat, netranya menatap penuh mohon pada Ning yang tepat di depannya untuk menggantikan Jimin yang mengobati.

Bukan apa-apa sebenarnya tapi ia paling tidak bisa jika harus diobati sambil diam seperti ini, harus ada sesuatu yang membuatnya lupa diobati atau pilihan lainnya... menangis dan Minjeong tidak ingin pilihan terakhir itu.

"Ini ambil, Min"

Ning melempar beberapa bungkus kecil yang ditangkap dengan baik olehnya, "Makasih Ning"

"Jangan banyak gerak dong Min" Gerutu Jimin.

Minjeong terkekeh sebelum akhirnya kembali diam dan fokus memakan jeli beruang yang diberikan oleh Ning.

"Ih mau dong, masa si Minjeong doang yang dikasih"

"Gue juga Ning"

Itu jelas permintaan dari Ryujin dan Yujin sang sahabat laknat, yang membuat Minjeong mendelik kesal dan langsung menyembunyikan semua jeli yang Ning berikan.

"Nggak boleh. Kalian kalau mau, ambil yang lain aja asal jangan jeli beruang itu, soalnya yang itu khusus biar Min nggak nangis"

"Minjeong nangis?!"

"Woilah anjir serius?!"

"NING IHH, AKU NGGAK NANGIS YAA! ADUDUH" Bibirnya mencebik kesal begitu lukanya di tekan oleh Jimin sendiri dan membuat keduanya tertawa kencang lagi, bahkan juga ketiga sahabat Jimin.

"Iya nggak nangis tapi maksudku Min yang kayak begitu," Goda Ning, "Jadi mau lagi nggak nih jeli nya?" Minjeong menolak dengan cepat sambil bersedekap dada.

"Yaudah kalau gitu buat Kak Jimin aja" Lanjut Ning.

Ujung matanya melirik bagaimana jeli beruang kesukaannya itu diberikan pada Jimin, meskipun kesal tapi Minjeong tetap menutup mulutnya rapat-rapat karena dia tidak mungkin marah pada Jimin nya.

"Nah selesai. Ayo tanyain semua yang bikin kalian penasaran" Ucap Jimin sambil merapikan isi dari kotak P3K.

"Kalian abis dari mana?"

"Itu Minjeong kemana sampe babak belur?"

"Ahjumma di dapur bilangnya kalian cuma jalan tapi kenapa lama banget"

Jimin menghela nafasnya, "Satu-satu dong anjing, gue jadi bingung jawabnya gimana"

"Yaudah itu jawab pertanyaan si Giselle dulu dah, kalian abis dari mana?"

Forever [Yj.Km]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang