***
Flashback, 1 tahun setelah Winter dan Karina memutuskan untuk bersahabat.
Persahabatan mereka luar biasa, setidaknya itulah yang ada dipikiran Winter kecil saat itu. Hanya butuh kurang dari 1 tahun untuk bisa memahami satu sama lain. Hanya butuh kurang dari 1 tahun untuk bisa membangun bonding yang luar biasa, bonding terhebat yang pernah Winter ketahui.
Winter mengetahui banyak hal tentang Karina dan Karina juga mengetahui banyak hal tentang Winter, yang mana itu sudah lebih dari cukup untuk saat ini.
"Aku pokoknya mau nginep lagi di kamar kamu malam ini"
Winter mengerjapkan matanya, "Memangnya Kak Karin sudah ijin sama eomma?"
"Belum hehe," Cengirnya, "Tapi aku yakin pasti boleh kok, kan eomma juga udah kenal sama Winter"
"Ijin dulu Kak Karin atau nggak akan aku bolehin"
Raut wajah Karina langsung murung seketika, tapi Winter tahu jika perempuan yang terpaut 1 tahun dengannya itu pasti akan menurut dan benar saja, Karina langsung mengangguk.
"Sebelum aku ijin, kamu harus coba ikutin aku dulu tapi"
"Ikuti apa?"
Karina tersenyum misterius, "Bilang 'R' coba"
Winter tidak tahu maksud dari permintaan Karina tapi asal perempuan di depannya mau ijin pasti akan ia lakukan, "R"
"Lagi"
"Errrrr"
"Sekali lagi coba, tapi lebih panjang"
"Errrrrlllll" Setelahnya barulah dirinya sadar, jika dia dikerjai oleh Karina. Pantas gadis dihadapannya ini terlihat sedang menahan tawanya, "Winter kesal"
"Ahahaha" Karina menepuk pelan surainya, "Lucu banget puppy ku, aku ijin eomma dulu berarti ya" Lalu bergegas pergi meninggalkan Winter dengan wajahnya yang memerah.
Hanya dengan perbuatan sekecil itu, rasa kesal yang tadinya meluap seolah hilang begitu saja. Ia langsung segera berlari ke kamar dengan kaki-kaki kecilnya, berharap setelah Karina kembali perempuan itu tidak melihat wajahnya yang merah.
***
Rumah Winter merupakan rumah paling besar di komplek ini karena memang daddy nya sengaja membeli tanah 2x lipatnya rumah biasa di komplek ini dan karena itu jugalah Karina sering kesasar disini dan hanya hafal jalan ke kamarnya.
Sebenarnya dulu sebelum Winter bertemu Karina, ia jelas membenci rumahnya yang begitu besar tapi Winter tetap merasa sendiri namun begitu Karina datang dan bilang jika dia begitu cemburu dengan rumah dan isinya yang begitu lengkap, Winter tidak lagi membencinya.
"Winter tuh kan, kamu melamun lagi"
Ia menggeleng sambil mengedipkan matanya, "Winter nggak ngelamun, Kak Karin"
"Yaudah kalau gitu ini lanjutnya apa?" Ketus Karina.
Winter memang sudah menjanjikan Karina untuk membuat origami sebagai tugas prakarya perempuan yang setahun di atasnya itu. Selain karena membuat origami adalah kelebihannya, kamar Winter juga penuh dengan origami yang digantungkan di atap-atap dan Karina tahu seberapa sukanya Winter pada origami.
Satu yang tidak Karina tahu adalah bahwa setiap origami yang digantung berisikan semua harapan yang Winter tulis setiap harinya.
"Yang ujung sini Kak Karin lipat sampai ke tengah" Ujarnya sambil menunjukkan bagaimana caranya.
Karina mengangguk lalu dengan tanggap mengikuti caranya, "Habis itu gimana?"
"Lipat sekali lagi kayak gini, habis itu bagian atasnya juga cuma kecil ajaa"
Setelah itu tanpa petunjuk darinya, Karina bisa menyelesaikan seluruh caranya, "Yey, makasih Winter" Lalu mengulurkan origami bunga itu kepadanya.
"Kenapa buat Winter? Bukannya buat tugas Kak Karin di sekolah?"
"Hehe aku kan bisa buat lagi di rumah nanti," Cengir Karina, "Yang pertama kan harus buat Winter,"
Winter mengangguk lalu dengan segera memasukkan origami itu ke dalam sebuah kotak akrilik yang ada di dalam lemari kacanya.
"Kenapa di taro di sana?"
"Karena Kak Karin yang kasih,"
Karena apapun yang Karina berikan akan selalu Winter pajang namun tentunya tidak disini. Apapun yang Karina selalu spesial menurutnya, "Juga... karena ini bunga tulip"
Alis Karina terangkat sebelah, wajah perempuan itu terlihat sangat bingung, "Emangnya kenapa kalau bunga tulip?"
Winter tersenyum tipis, enggan untuk menjawab. Umurnya memang 7 tahun, tapi Winter tahu jika pemikirannya jelas lebih dari itu. Alasan lainnya adalah karena dia terlalu malu untuk memberitahu arti yang sebenarnya.
Ia dengan cepat melemparkan tubuhnya pada kasurnya, lalu menepuk sisi kosong di sampingnya, "Kak Karin ayo cepet tidur disamping Winter" Dan yang dipanggil langsung ikut melemparkan dirinya.
Winter menepuk kedua tangannya lalu setelah itu lampunya mati seketika, tergantikan oleh lampu tidur yang ada di setiap sisi kamar.
"Sebenarnya aku tuh masih kaget tiap ke rumah Winter, keren banget" Imbuhnya di akhir.
"Kalau gitu Kak Karin harus biasain, soalnya rumah Winter kan juga rumah Kak Karin" Tangannya kini memeluk erat tubuh Karina yang tingginya tidak berbeda jauh dengannya.
"Kan ini punya daddy nya Winter"
"Daddy kan sudah punya di New York, berarti yang ini punya Winter"
"Berarti aku bisa ngapain aja disini?"
"Iya"
"Berenang?"
"Iya"
"Seluncuran di taman belakang?"
"Iya nggak apa-apa"
"Kalau lapangan di samping diisi salju juga boleh?"
"Boleh, nanti Winter bilang ke John ahjussi"
"Kalau Winter nyanyiin aku sekarang juga bisa?"
"Bisa, nanti Winter bilang... Eh?"
Karina di depannya tersenyum lebar, "Jadi boleh nggak?"
Ia mencebik kesal, lagi-lagi ternyata hanya dijahili oleh Karina namun tetap mengangguk, "Kak Karin mau dinyanyiin apa emangnya?"
"Apa aja, aku suka apapun yang dinyanyiin Winter hehe"
Winter mengerjap kemudian kepalanya mengadah, mengingat-ingat lagu apa yang akhir-akhir ini didengarnya sebelum akhirnya ingat satu lagu yang sering didengarkannya. Ia menarik nafasnya dalam-dalam, semoga isi dari lagunya bisa tersampaikan langsung ke Karina.
Wish that I could stay in this moment forever.
So I can hold you in my arms.
I will carry you on my shoulders as long as I'm able.
Scare the monster under your bed.Deep and abiding.
Liking for you is all I need.
Until my heart gives in.
I will do everything I can for you.
Baru saja Winter ingin melanjutkan liriknya, dengkuran halus terdengar dari samping dan itu milik Karina. Tangannya menepuk pelan surai Karina lalu ikut memejamkan mata.
Winter tidak bisa melihat masa depan melalui Bolu karena umurnya masih 7 tahun, tapi dia berharap keadaan seperti ini masih bisa dilakukan bersama-sama meski belasan tahun berlalu. Winter ingin selamanya bersama Karina.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/293123349-288-k154770.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever [Yj.Km]
Fiksi PenggemarWinter dan Karina adalah sahabat kecil, namun mereka hanya mengenal sebagai Winter dan Karina bukan dengan nama asli mereka. 2 tahun kemudian, Winter pergi dari hidup Karina tanpa penjelasan apapun, tanpa kata, tanpa pamit, dan dunia Karina seakan r...