22. Jimin's lullaby

993 190 11
                                    



***


Tubuh Jimin gemetar. Hampir 1 minggu sejak sahabatnya dan Minjeong mengetahui masa lalu kelamnya dan dirinya tidak bisa menghilangkan semua bayang-bayang itu. Malamnya, selalu dihantui perkataan dan semua yang dilakukan Jeno saat itu.

Terlebih, sudah tidak ada lagi hari tanpa keributan kedua orangtuanya. Jimin bahkan bisa mendengar suara pecahan barang di lantai 1, bahkan ketika waktu sudah hampir menunjukkan tengah malam. Bagi Jimin, sudah tidak ada lagi ketenangan dalam hidupnya.

Tangannya dengan cepat membuka tablet yang berisi pil berwarna putih yang sudah dikonsumsinya selama beberapa hari terakhir ini, setidaknya untuk membantunya tidur di malam hari dan mencegahnya bermimpi buruk nanti.

Tapi baru saja tangannya ingin memasukkan pil tersebut ke mulutnya, getaran dari handphone nya membuat Jimin akhirnya mengurungkan hal tersebut.

Siapa sih anjing? Oh-eh? Minjeong?

"HAAHH MINJEONG NELPON GUE?!!"

Jimin buru-buru kembali memasukkan pil itu ke dalam tempatnya dan menggeser tombol hijau di handphonenya, "H-halo Minjeong?"

'Aku nggak bisa tidur, kalau aku ganggu Kak Jimin, gapapa?'

Gila gila gila gila, Jimin benar-benar bisa gila sepertinya sekarang. Minjeong sangat berterus terang sekali, bahkan tanpa mengucapkan halo atau selamat malam kepadanya.

'Kak Jimin?'

"I-iya?"

'Aku nggak bisa tidur, kalau aku ganggu Kak Jimin, gapapa?'

Minjeong kembali mengulangi pertanyaannya membuat Jimin akhirnya terfokuskan, "Iya gapapa, gue juga masih belum ngantuk,"

"Lo kenapa belum tidur?" Tanyanya pelan.

Setahunya, Minjeong bukan orang yang suka tidur malam atau terbangun malam-malam. Bahkan ketika mereka kumpul bersama di rumah Minjeong waktu itu pun, perempuan itu sudah mengantuk dan tertidur di tengah-tengah acara bakar-bakar mereka.

'Coba Kak Jimin lihat keluar... maksudku ke balkon kamar'

Matanya membelalak, apakah Minjeong ada di luar rumahnya? Atau bagaimana? Jimin dengan segera membuka pintu balkonnya, namun tidak ada siapa-siapa diluar sana kecuali satpam yang menjaga rumahnya.

'Aku kepikiran... bulannya lagi cantik banget kan ya?'

Jimin menepuk jidatnya kesal, padahal sudah tahu tidak mungkin gadis itu datang kesini tengah malam tapi masih saja berharap, "Iya" Moodnya tiba-tiba langsung menurun begitu saja.

Matanya kemudian menatap langit-langit, memang terlihat lebih cerah bahkan bulatnya berbentuk bulat sempurna, juga bintang-bintangnya... terlihat sangat terang hari ini padahal biasanya hanya cahaya bulan lah yang terlihat.

'Kalau gitu coba cari bintang yang paling terang dan besar disana'

Bintang paling terang dan besar.
Mata Jimin menelisik satu persatu cahaya bintang di langit, hingga akhirnya menemukan satu yang paling terang diantara yang lain meskipun jauh dari kerumunan bintang lainnya.

"Udah ketemu, buat apa?"

'Anggap bintang itu aku dulu buat nemenin Kak Jimin disana, besok baru aku sendiri yang nemenin Kak Jimin hehe,' Minjeong lalu terkekeh, 'Kalau sekarang nanti aku bakal dimarahi Ning keluar malam-malam'

Forever [Yj.Km]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang