23. Hari tanpa istirahat

992 166 5
                                    



***


Sekolah kacau. Itulah yang ada di pikiran Minjeong begitu sampai di sekolah dan melewati papan pengumuman koridor. Awalnya dirinya sama sekali tidak peduli dengan apa yang sedang diperbincangkan orang-orang, tapi begitu nama Jimin disebut, dirinya langsung melesat masuk ke dalam kerumunan.

"Itu Kak Jimin yang suka ngebully itu kan?"

"Yang suka dihukum juga!"

"Anjir nggak nyangka kalau dia semurah itu ternyata"

"Mana itu seragam SMP kan? Pantes aja kelakuannya semena-mena kayak sekarang"

Foto Jimin nya. Foto Jimin dan si bedebah itu. Foto dari kejadian yang membuat Jimin nya ketakutan. Dan foto itu sangatlah manipulatif, karena hanya menangkap wajah Jimin dan siluet dari Jeno saja.

Orang-orang tidak akan mengetahui jika disana juga terdapat Jeno dan Jimin lah yang menjadi korbannya. Orang-orang hanya akan terus menggosip jika Jimin berhubungan badan dengan orang lain.

Tubuh Minjeong semakin mendidih, "Bubar Semua!" Sentaknya lalu dengan cepat merobek sampai tak berbentuk foto yang tertempel itu.

Aura tidak mengenakan yang dibawa Minjeong langsung membuat kerumunan itu pergi, terlebih Minjeong yang diketahui murid sekolah adalah Minjeong tenang dan pendiam, jauh berbeda dengan sekarang.

"Kalau sampai ada satu diantara kalian yang bicarain hal ini, aku akan pastiin nggak ada yang bisa masuk sekolah ini lagi mulai besok" Ancamnya lalu bergegas pergi.

Tujuannya sekarang adalah mencari Jeno, bajingan itu... benar-benar harus diberikan pelajaran. Tidak cukup ancaman yang selama ini Minjeong berikan, Jeno memang menantangnya.

Alasan mengapa selama ini Jeno tidak ditangkap adalah karena saat itu dia masih dibawah umur, pun Minjeong tidak memiliki bukti yang akurat selain kesaksian dari Giselle dan orang-orangnya, dan yang terakhir adalah kekuasaan orang tua Jeno. Selama ini pemuda itu selalu lolos karena alasan terakhir.

"Minjeong tunggu!"

Tangan Ning yang mencengkram bahunya pun ia hempaskan, kali ini tidak ada yang boleh melarang dan bahkan menghentikannya, "Diam, Ning! Aku harus habisin bajingan itu sekarang"

"Jangan gegabah dulu, Minjeong" Sentak Ning, "Coba lihat disekitar sekarang" Bisiknya lagi.

Minjeong menghela nafas panjang lalu ekor matanya menelisik ke sekitar, memang benar mereka masih di area sekolah dan banyak pasang mata yang melihat ke arah mereka, terlebih ada Ryujin, Yujin, dan para sahabat Jimin yang mengekor.

"Ikut gue, cepet"

Tatapan mata mereka beradu dan dengan cepat mengikuti langkah Giselle yang membawa mereka ke arah rooftop. Minjeong menghempaskan tubuhnya ke sofa tua di salah satu sudut yang lalu dikelilingi oleh yang lainnya.

"Jimin nggak ada dimana-mana"

"Gue juga cari disekitar sekolah juga nggak ada" Sambung Yeji.

Minjeong menggeleng, "Kak Jimin memang belum datang"

"Anjing, pantesan aja" Umpat Giselle, "Gue coba hubungi dia kaga bisa dari tadi"

"Iya jangan hubungi" Potongnya cepat.

Bolu memang bisa memperlihatkan semua kejadian di masa depan. Bolu juga bahkan memperlihatkan Jimin nya yang telat hari ini. Tapi untuk kejadian pagi ini... semuanya benar-benar diluar perkiraannya, Minjeong tidak melihatnya dari Bolu.

Forever [Yj.Km]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang