18. Pilihan Jimin

1K 177 9
                                    



***


Baik Jimin dan Minjeong semakin dekat setiap harinya, dan itu semua juga berpengaruh kepada sahabat keduanya yang membuat mereka juga semakin dekat dengan satu sama lain, terlebih Ryujin yang berpacaran dengan Lia. Keduanya bahkan sering makan di kantin bersama saat istirahat.

Karena minggu ini memang diliburkan dua hari di hari Kamis dan Jumat, jadilah Minjeong mengajak mereka semua untuk menginap Jumat malam. Awalnya Minjeong benar-benar menyediakan semuanya tapi untung mereka semua tahu diri dan akhirnya membagi tugas, sahabatnya membeli daging dan sahabat Minjeong membeli minumannya, sedangkan dirinya disuruh untuk mengikuti Minjeong saja.

Jimin sedikit kesal sih karena tidak diajak tapi juga senang karena tidak melakukan apa-apa, terlebih bersama Minjeong.

"Kak Jimin sini duduk, sambil nunggu yang lain"

Netranya menatap halaman belakang rumah Minjeong, benar-benar luas. Ia pernah ke rumah Minjeong sebelumnya sekali, tapi kenapa baru sadar jika rumahnya sebesar ini? Benar-benar definisi orang kaya yang tidak akan habis 7 turunan hartanya.

"Rumah lo gede banget, gue kayaknya kalau kaga masuk bareng lo bakalan nyasar deh"

Minjeong terkekeh, "Kalau gitu harus sering-sering kesini, biar hafal kak"

Wajah Jimin memerah seketika, yang dimaksud Minjeong itu main kan? Bukan disuruh untuk menginap? Jimin benar-benar... pikirannya.

"Kak Jimin?"

"H-hah? I-iya Minjeong?" Matanya mengerjap dengan cepat, "Bareng yang lainnya kan?"

Minjeong terkekeh, lagi, "Iya dong, kayak gini lagi kapan-kapan" Ia kemudian memiringkan kepalanya sambil tersenyum tipis, "Tapi kalau Kak Jimin mau sendiri aja juga nggak apa-apa"

Deg Deg Deg.
Suara jantung Jimin yang berdegup dengan kencang. Minjeong dan kalimat manis tiba-tibanya benar-benar membuat Jimin salah tingkah, terlebih seolah menggodanya yang memang berpikir seperti itu.

"HEH KALIAN AYO BANTUIN! PACARAN MULU!"

Teriakan Yeji membuat keduanya, tidak, sebenarnya hanya Jimin bangun dari lamunannya lalu dengan cepat berlari menuju yang lainnya. Jimin bahkan tidak sadar jika yang lain sudah kembali dan mulai merapikan alat-alat yang akan dipakai nanti karena langit juga sudah mulai menggelap.

Namun kakinya langsung terhenti begitu mendengar panggilan dari Minjeong.

"Ini punya Kak Jimin kan? Tadi jatuh"

Tangannya langsung dengan cepat mengambil origami dari tangan Minjeong. Alisnya mengkerut seketika, origami ini sudah menguning karena ini adalah origami pemberian dari Winter dan Jimin selalu membawanya di dalam casing handphone nya, tapi kenapa tiba-tiba terjatuh?

"Ah, makasih ya Minjeong"

Minjeong tersenyum tipis, "Lain kali hati-hati ya kak. Kayaknya itu penting banget"

Baru saja dirinya ingin membuka suara, Ning terlebih dulu memanggil gadis itu untuk membantu di dalam. Jimin dengan cepat menggeleng, dia pasti akan menanyakannya nanti saat ada waktu.


***


Malam sudah semakin larut, bahkan sebagian dari mereka sudah tidur terlebih dahulu karena kelelahan. Awalnya Minjeong ingin menyuruh untuk tidur di kamar yang disediakan, tapi ternyata Ryujin bilang akan lebih enak jika tidur bersama di kasur yang digelar di lantai.

Forever [Yj.Km]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang