***
"Gimana kemarin? Kamu jadi bilang ke Kak Rina?"
Minjeong menggeleng namun pandangannya tidak beralih dari Bolu yang sedari tadi berada di atas nakasnya, orang lain mungkin hanya bisa melihat seperti bola kristal biasanya tapi jika itu Minjeong, maka dia bisa melihat apapun di sana.
Ning dan dirinya memang sudah terbiasa seperti ini, berkumpul di satu ruangan walaupun dengan kesibukannya masing-masin, yang terpenting adalah masih dalam jangkauan satu sama lain. Tapi kali ini berbeda karena Ryujin dan Yujin akan akan kembali bermain kesini.
"Tapi kemarin aku ke taman sama Kak Rina"
"Taman itu? Yang sering kamu ceritain itu?"
"Iyaa, aku cerita sedikit sih ke dia kenapa kesini tapi emang kayaknya Kak Rina nggak sadar juga. Aku juga nggak kepengen Kak Rina tahu dulu,"
"Lagian juga nggak akan bisa kalau sampai Kak Rina tau sekarang"
Minjeong memang punya alasan tersendiri mengapa dia tidak bisa memberitahu Karina mengenai ini semua, padahal dirinya bisa memberitahu Ning dan keluarganya. Selain karena dirinya masih tidak mempunyai bukti yang kuat untuk melawan, dia juga sudah mempunyai perjanjian dengan Bolu untuk tidak memberitahu orang yang terkait sampai waktunya. Sampai ketika semuanya sudah terlewat, barulah Minjeong bisa melepaskan semuanya.
"Kalau gitu hati-hati" Ning kemudian menepuk bahunya, "Jangan kasih tau sembarang orang, apalagi ini Kak Jimin, orang yang punya banyak musuh, takutnya malah jadi boomerang ke orangnya" Dan diangguki oleh dirinya, perkataan Ning memang ada benarnya.
Keduanya masih terus berbicara dan tidak menyadari jika di belakang mereka sudah ada Ryujin dan Yujin yang mendengarkan semuanya. Keduanya saling bersitatap, bingung dengan pembicaraan dirinya dan Ning yang juga membawa nama salah satu kakak kelas yang paling ditakuti seolah sudah dekat.
"Apa yang disembunyiin? Kenapa kita nggak tau?"
Jantung Minjeong berdegup kencang begitu dirinya membalikkan badan dan sudah ada kedua sahabatnya di belakang. Baik Ryujin dan Yujin menatap tajam dirinya dan Ning, mati sudah Minjeong.
"Yang kalian maksud itu Kak Jimin, Yoo Jimin kelas 12-3 bukan? Kalian kenal Kak Jimin itu?" Seru Ryujin dengan pertanyaannya.
Uh, bagaimana dirinya harus menjawab pertanyaan Ryujin? Keduanya saling bersitatap satu sama lain, haruskah Minjeong memberitahu rahasianya pada Ryujin dan Yujin?
"Eits, sebenarnya gapapa sih kalo lo lo berdua nggak mau ngasih tau, kita ngerjain aja soalnya muka lo berdua lucu banget pas panik" Kekeh Yujin di akhir, "Tapi ya masa kaga mau dikasih tau ke kita sih?"
Ryujin kemudian mengangguk, "Aman sih sama kita kalo lo mau cerita, cuma emang kalo rahasia banget ya mending nggak usah. Setan kayak Yujin kok didengerin" Cibirnya di akhir.
"Si anjir, sesama setan kok ngatain"
Minjeong terkekeh lalu sedikit memukul daerah sekitarnya, "Sini deketan kalau mau tau, soalnya aku juga butuh bantuan kalian kalau semisalnya aku lagi nggak ada di sekitar"
Ia perlahan mulai mengambil Bolu dan meletakkan di pangkuannya, semua pandangan dari ketiganya tertuju pada Minjeong tapi dirinya lebih memilih untuk melihat kearah jendela dimana diujung sana terdapat siluet Karinanya.
"Aku memang kenal Kak Rina atau kalian kenalnya dengan Kak Jimin waktu umurku 6 tahun, pertemuan itu memang disengaja tapi kami benar-benar jadi sahabat sehabis itu,"

KAMU SEDANG MEMBACA
Forever [Yj.Km]
FanfictionWinter dan Karina adalah sahabat kecil, namun mereka hanya mengenal sebagai Winter dan Karina bukan dengan nama asli mereka. 2 tahun kemudian, Winter pergi dari hidup Karina tanpa penjelasan apapun, tanpa kata, tanpa pamit, dan dunia Karina seakan r...