14. Firasat Jimin

1K 181 10
                                    



***


"Kak Jimin... Minjeong disini"

Minjeong berusaha dengan seluruh tenaganya untuk tidak menangis melihat bagaimana 'kacaunya' keadaan Karina nya sekarang. Ingin dirinya mengatakan jika Winternya ada disini. Ingin dirinya bilang jika Winternya sudah kembali. Demi apapun Minjeong ingin sekali mengatakan itu semua, namun lidahnya kelu.

Perlahan dirinya mulai mendekat dan duduk di hadapan Jimin, tangannya menggenggam jemari Jimin, "Kak Jimin... ini Minjeong,"

"Minjeong ada disini. Kak Jimin nggak sendiri lagi, maaf karena aku baru datang"

Tubuhnya lalu mendekap Jimin setelah ada sedikit reaksi dari perempuan itu. Tangannya mengelus surai coklat milik Jimin, hal yang biasa dilakukan Jimin juga saat kecil dulu ketika ia menangis.

Wish that I could stay in this moment forever.
So I can hold you in my arms.
I will carry you on my shoulders as long as I'm able.
Scare the monster under your bed.

Lagu yang sama seperti 10 tahun yang lalu. Lagu yang selalu Winter nyanyikan ketika Karinanya tidak bisa tidur. Lagu yang selalu Karina pinta ketika harinya tidak berjalan baik. Lagu yang sama yang menenangkan Karina. Lagu yang penuh dengan berarti bagi keduanya.

Deep and abiding.
Liking for you is all I need.
Until my heart gives in.
I will do everything I can for you.

"Kak Jimin nggak pernah sendiri di dunia ini. Ada Kak Giselle, Kak Yeji, Kak Lia" Ia kemudian menarik nafasnya, "Ada aku juga yang nggak akan ninggalin Kak Jimin" Bisiknya.

You will grow up in a blink of an eye and move out.
And be on your own.
But no matter what comes your way,
I will stay right here beside you.
To catch you if you fall.

"Betul, jadi Kak Jimin jangan pernah takut kalau sendirian. Minjeong disini"

Netra mereka bertemu. Minjeong bisa melihat jelas mata sembab dan merah Jimin, Minjeong bisa melihat jelas wajah berantakan Jimin. Perlahan, air matanya turun kembali dan hal itu adalah yang paling Minjeong benci.

Jika membunuh dibolehkan, sepertinya Minjeong akan melakukan itu untuk menyingkirkan siapapun yang membuat Jimin nya bersedih.

Setelah hampir 5 menit barulah Jimin melepas pelukannya, tangannya sedikit mengusap air di wajahnya, "Lo gimana bisa tau gue ada disini?"

Karena kamu Kak Jimin. Minjeong ingin sekali mengucapkan hal itu tapi bibirnya selalu kelu, "Kak Jimin udah hampir 12 jam disini, jadi gimana caranya aku bisa nggak tau? Semuanya cari Kak Jimin" Tambahnya di akhir.

Minjeong memutuskan untuk duduk disamping kakak kelasnya itu setelah Jimin kembali memutuskan kontak mata mereka.

"Kak Jimin udah sedikit lega?"

Kepalanya mulai kembali berdenyut, efek dari flu dan penggunaan Bolu meski tidak terlalu lama. Padahal Minjeong kira sudah hilang sejak tadi, ternyata memang hanya tertunda.

Jimin mengangguk, "Makasih Minjeong"

"My pleasure, Kak Jimin. Kalau ada apa-apa tolong jangan dipendam sendirian lagi ya?" Pintanya.

"Gue nggak janji," Jimin berdehem, "Tapi bakal gue usahain"

Minjeong mengangguk puas, "Kalau gitu ayo turun, sahabat Kak Jimin ada di bawah semua. Mereka nungguin Kak Jimin"

Forever [Yj.Km]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang