9.

600 65 11
                                    


Ruang kelas IPS XII itu terlihat ricuh dan kacau setelah salah satu siswa membocorkan guru mapel pertama berhalangan hadir.
Siswa putri sebagian sibuk ngerumpi sambil buka-buka tabloid fasion , siswa putra ada yang ngobrol, main handphone , bahkan ada yang sedang nonton bokep berjamaah.
Tak ada buku di atas meja seperti kebiasaan siswa setiap pagi. Semua sibuk dengan kegiatan tak bergunanya masing-masing ,termasuk Lyra . Gadis itu sedang meladeni dua orang lelaki yang tengah mengajaknya ngobrol .
Lelaki itu saling berebutan bertanya mengenal lebih dekat dengan gadis pindahan itu,namun tak lama mereka saling senggol saat cewek tomboy dari kelas IPA tiba-tiba datang dan menarik tangan Lyra keluar dari kelas.

" Rania ada apa??" Gadis itu kebingungan tapi tetap berlari  mengikuti langkah sahabatnya dengan tersaruk.
Lyra merasa heran kenapa Rania menariknya keluar dari dalam kelas. Apakah pelajaran pertama Rania juga kosong pagi ini?

Rania tak menyahut tetap menarik tangan Lyra hingga sampai pada toilet wanita.
Pada jam pelajaran pertama seperti ini toilet memang tempat terbaik untuk membicarakan hal yang bersifat pribadi .
Rania menggeret Lyra ke bilik toilet lalu mengunci pintunya rapat.

" Kenapa kita kesini?"

Rania tak menanggapi pertanyaan Lyra ,dia mengatur nafasnya yang naik turun lalu bertanya dengan suara pelan tapi bernada tajam.
" Katakan ! Apa benar kamu minum pil kontrasepsi ?"

Lyra tercekat menelan ludahnya susah payah ,memalingkan wajah ke sudut ruangan sempit itu.
" Ka__kamu tau dari mana?"

Rania mengerjap kan mata ,dadanya makin menggila.
" Owh jadi benar kan? Kenapa? Bilang sama aku ! Kamu tahu ,obat itu tidak boleh diminum sembarangan Ra!"

Gadis itu membisu .

" Ra!" Sentak Rania kesal.

" Aku__ aku takut hamil" cicitnya pelan .

" Ham___ " Rania menutup mulutnya sendiri dengan mata melotot.
" Apakah kak Ken sudah melakukannya?"

Ragu Lyra mengangguk.
Rania menggelengkan kepala tak percaya masih dengan mata membulat.
" Bagaimana __ bagaimana mungkin setelah pertengkaran kemarin kalian___"

Lyra menunduk menggigit bibirnya sendiri. dia juga tak menyangka semua ini bisa terjadi.

Rania memang kaget tak percaya ,naman jika dipikir-pikir tindakan mereka tidak ada yang salah. Mereka sah menurut hukum agama dan negara.
" Tapi kenapa kamu harus minum pil itu ' Lyra ? Bukannya lebih bagus jika kamu hamil ,jadi kamu bisa mengikat kakakku dengan anak itu"

" A__aku"

Mata Rania menyipit curiga.
" Apakah kakakku yang memintamu minum pil sialan itu?"

Terburu Lyra menggeleng.
" Enggak"

" Lalu kenapa kamu minum itu???! "

Lyra masih menunduk ,tidak mungkin dia bilang karena Eve mengancamnya.

" Kenapa diam? Kalau kamu diam begini lebih baik aku tanya sendiri ke kak Ken!! " Geramnya merogoh handphone di saku seragamnya.

" Jangan!! "Cegahnya menghalangi tangan Rania.

" Jawab makanya!!" Teriaknya kesal.

Lyra memilin lipatan bajunya melirik ragu ke arah Rania .
" Kak Ken tidak sadar saat melakukannya. Dia mabuk waktu itu ___"

Rania menelan salivanya yang mengering.
" Kamu kan bisa memberitahunya"
Dengusnya , tapi kembali Rania berfikir gadis polos dan lemah seperti Lyra tidak mungkin bisa .
" Oke . Aku akan memberitahu kak Ken . Biar dia sadar dan ingat . "

Love Hurts ( Sequel Rindu Yang Salah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang