6.

606 60 8
                                    


Hari Sabtu bagi pelajar seperti Lyra seharusnya adalah hari panjang untuk istirahat  karena libur sekolah maklum karena jadwal sekolahnya lima hari masuk dan dua hari libur,namun kenyataannya tidak.
Sedari subuh  gadis itu sudah berjibaku dengan pekerjaan rumah.
Mencuci bajunya sendiri  dan baju  Ken ,mencuci piring ,menyapu dan membersihkan setiap sudut kamar  bahkan hingga membersihkan kamar mandi.
Dia sangat lelah,bahkan pinggangnya  terasa mau lepas.
Dari lahir  hingga usianya menginjak 18 tahun tak pernah sekalipun ART mengijinkannya  melakukan pekerjaan seperti ini,tapi sekarang semua seakan diborong olehnya.

Saat ini dia sedang  duduk kelelahan di halaman belakang sambil membawa tongkat pembersih kolam renang.
Tangannya memijat lengan kanannya  yang terasa pegal.
Sungguh dia tak menyangka bisa melakukan semua pekerjaan itu saat ini.
Sempat terlintas dipikiran Lyra untuk  menyewa go clean atau jasa bersih -bersih yang lain ,namun karena Ken sudah mewanti-wanti agar mengerjakan sendiri dan tidak mau ada orang asing masuk rumah,jadi mau tak mau Lyra harus mengurungkan niatnya.

Sempat gadis itu berfikir apakah ini semacam bentuk kekesalan Ken hingga ia tega membiarkan nya kelelahan seperti ini?
Atau kah ini salah satu upaya Ken agar Lyra tak betah dan minta buru-buru cerai?
Enggak!
Sesakit apapun pernikahannya , Lyra tak akan mau minta cerai pada Ken,apalagi jika harus menerima pertanyaan dari mami dan papi Ken ,Lyra tak sanggup.
Dia tak sanggup mengecewakan kedua mertuanya.
Namun nanti jika Ken terpaksa menceraikannya, apa boleh buat itu diluar kuasanya.

Lyra menyeka keringat yang sudah mengucur di dagunya.
Menikah benar-benar membuat kehidupannya 180 derajat berubah, tapi dia tak mengeluh dia berfikir ini adalah sebuah pengalaman yang berharga bagi hidupnya.
Jika dia merasa capek dan lelah dia akan selalu menyemangati dirinya tersenyum sambil melihat potret almarhum  papanya yang ada di wallpaper  handphonenya.
'lyra pasti bisa pa'

Matanya melongok pergelangan tangannya
Sudah pukul delapan pagi.
Dia harus segera memasak agar saat Ken bangun nanti makanan sudah matang semua.
Satu jam kemudian saat dia sudah selesai memasak nasi sayur dan lauk. Dia memencet interkom yang tersambung ke kamar Keanu untuk memberitahukan bahwa masakan sudah siap.
Ya.
Ken memang menegaskan  jika tak mau terlalu sering bertemu dan berinteraksi dengan Lyra jadi mau tak mau Lyra menggunakan cara tersebut karena pesan whatsaap nyapun sering di abaikan oleh Ken.
Bahkan hampir seminggu ini meski mereka tinggal satu atap  tapi mereka tak pernah bertemu.
Jadwal makan mereka pun  seperti di roling bergilir.
Jika suaminya sudah selesai makan baru Lyra makan di meja makan. Jika dia terburu-buru ada tugas sekolah dia akan makan di dapur, kalau tidak bawa bekal ke sekolah.
Sungguh pernikahan yang memprihatinkan.

Lyra kembali melirik jam tangannya sudah tiga puluh menit lebih semenjak dia menekan interkom,sepertinya suaminya sudah selesai makan terbukti ruangan meja makan  terasa senyap.
Tak lama dia mendengar suara motor besar Ken yang terdengar semakin menjauh.
Mungkin Ken sudah pergi ke kampus atau kemana entah.
Lyra menuju meja makan hendak mengisi perutnya .
Mengerutkan kan alis saat tidak ada piring bekas lelaki itu demikian masakannya tidak tersentuh sama sekali.
Kenapa kak Ken tidak makan?
Lyra menggaruk  kepala bingung lalu segera mengalasi nasi untuk nya sendiri dan memakannya.

Tak lama setelah makan , membereskan meja makan dan mencuci piring Lyra bertanya pada Ken  lewat Wa kenapa masakannya tak dimakan.
Terkesan bodoh memang, kemungkinan pesannya  dibalas pun paling hanya satu persen,tapi dia penasaran .
Dia ingin tau adakah yang salah dengan masakannya ? Agar dia bisa berbenah diri.
Hingga sepuluh menit tak juga ada balasan, namun tak lama suara panggilan  handphone berbunyi.

Papi Dewo.

"Iya Pi"  setelah menekan tombol hijau dia menjawab riang.
Lyra sangat kangen  dengan suara disebrang sana. Orang yang tulus menyayangi seperti papanya, bahkan dulu saat dia masih kecil hanya Dewo yang peduli pada Lyra  karena Elang __ papa kandungnya sendiri bersikap  acuh dan lebih peduli pada bisnis ketimbang dirinya,tapi entah karena Dewo menegur Elang atau bagaimana,tiba-tiba sifat Elang berubah dan menjadi sosok papa  yang tulus dan baik  bagi Lyra. Gadis itu merasa bersyukur dan berterimakasih pada Dewo.

Love Hurts ( Sequel Rindu Yang Salah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang