20 .

818 78 41
                                    

Tubuh Lyra membeku mendengar ancaman Eve.
Sebenarnya ia tak masalah jika dirinya harus di keluarkan dari sekolah ini, tapi yang jadi masalah disini adalah Langit. Ya Lyra tak mau Eve membawa-bawa Langit dalam masalahnya.
Tak seharusnya lelaki baik itu ia korbankan untuk dirinya sendiri.

"Maafkan, kakak . Kakak memang pengecut dan brengsek. Kakak terlalu plin- plan dan tidak bisa mengambil keputusan."
Suara serak Ken membuat Lyra menoleh .
Lelaki itu mengusap wajahnya gusar, bahkan menjambak rambutnya sendiri hingga berantakan.
Kenapa kak Ken bisa sekacau ini?
Sebegitu takutkah dia melukai perasaan mami Rindu jika menceraikan diriku?

"Kita bisa mengurus perceraian ini secara diam-diam kak , jika kakak khawatir dengan keadaan mami."

Lelaki itu menatap wajah Lyra nanar .

"Ka__ kamu benar-benar tidak bisa bertahan bersama kakak?"

Lyra memalingkan muka .
Semua terlalu rumit kak, jika kakak memepertahankan pernikahan ini hanya karena mami, apakah kakak akan percaya jika Lyra mengaku hamil anak kakak?
Lyra tak apa jika kakak menolak Lyra ,tapi Lyra tak sanggup mendengar kakak menolak anak Lyra ....
Oleh karena itu kak, sebelum kakak menolaknya lebih baik Lyra pergi ....

"Kakak mohon bertahan sebentar saja__ kakak belum siap."

Lyra menghela nafas gusar, jarinya saling meremas kebingungan.
Rasa cintanya yang besar pada lelaki ini membuatnya ingin terus bertahan, tapi ancaman Eve tiba-tiba kembali mengingatkan untuk segera mengambil keputusan.
"Lebih baik kita selesaikan masalah ini di Baciro kak, Lyra tidak mau sampai mami dan papi curiga."

"Ya. Baiklah."

*

Setelah membuat alasan yang panjang pada keluarga Manunggal akhirnya Keanu dan Lyra kembali lagi ke rumah Baciro.

Baru beberapa menit mereka sampai, Eve dengan tidak sopannya sudah masuk ke dalam rumah , ke kamar Ken . Entah dari kapan wanita itu sudah bersiap di depan rumah Baciro.

"Akhirnya kamu pulang juga ' sayang."

Ken mengusap wajahnya frustasi , air mukanya terlihat keruh dan tertekan.

"Aku butuh waktu sebentar saja 'Eve. Tolong__"

"Enggak!! Apa belum cukup tiga malam kamu meninggalkanku tanpa kepastian seperti ini? Aku sangat merindukanmu , anak kamu juga' sayang."

"Maafkan aku ___"

"Benar. Memang sudah seharusnya kamu minta maaf!"

"Maksudku ___maaf ___Aku___aku tidak bisa menceraikan Lyra."

Mata Eve membeliak .
"Kenapa?! Kamu sudah janji waktu itu. Kamu janji akan bertanggung jawab . Kenapa berubah? Kenapa? Apa wanita jalang itu sudah benar-benar mencuci otakmu? Apa kamu mulai mencintai gadis sialan itu?!"

"Cukup Eve ! Jangan lagi membuatku bertambah kacau. Aku mohon beri waktu otakku memikirkan ini semua."

"Enggak ! Aku nggak mau tau! Jika seminggu lagi kamu belum juga menceraikan wanita itu, aku akan beberkan kehamilanku pada keluarga besarmu!" ancamnya sengit lalu melenggang pergi dari ruangan itu.
Jeder.

*
Tok
Tok
Tok

Ceklek.

"Boleh Lyra masuk kak?" Tengah malam gadis itu menyambangi kamar suaminya di lantai dua.
Ken terlihat cemas dan gugup melihat gadis itu datang ke kamarnya.
Hal penting apa yang akan diucapkan gadis ini hingga rela menyambangi kamarku? Padahal sedari pulang dari rumah besar gadis itu mengunci dirinya dikamar tanpa mengacuhkan panggilan dariku tadi.

Love Hurts ( Sequel Rindu Yang Salah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang