16.

865 80 33
                                    


Lyra memicingkan mata menahan silau lampu yang masuk ke dalam retinanya.
Dahinya mengernyit menatap ruangan putih dengan bau obat-obatan yang menusuk , tak lama tangannya memijit pelipisnya yang terasa nyeri.

" Aduh "

" Lyra kamu sudah bangun ? " Suara lelaki disampingnya membuat dia mengerjap.

" langit ? "

" Alhamdulillah 'lyra .aku khawatir banget sama kamu " lelaki itu mengusap lembut punggung tangan Lyra ,gadis itu menepisnya pelan lalu berusaha mengangkat tubuhnya untuk bangun,namun tenaganya terlalu lemah ,ia kembali terjatuh di tempat tidur.

" Kamu baringan dulu saja Lyra ,ngabisin infusan . " Suara dibelakang Langit membuat dia mendongak kaget.
Seorang wanita mengenakan seragam kesehatan warna putih tengah tersenyum ramah ke arahnya.

" Dokter "

" perkenalkan Aku bidan Maya. Panggil kak Maya saja ya? "Jawab wanita itu ramah.

" Iya kak Maya. Lyra sakit apa kak? "Gadis itu terlihat bingung,
Maya tersenyum lalu menoleh kearah Langit.

" Langit kamu tunggu diluar dulu ya ! "

" Iya kak. " Jawab lelaki itu beranjak dari samping Lyra lalu berjalan keluar dari ruangan itu.

Maya berganti menempati tepian ranjang tempat Langit tadi duduk., dia tersenyum ramah kearah Lyra.
" Kapan terakhir kali datang bulan Lyra ? "

Lyra terlihat berpikir sebentar lalu tak lama menggeleng. Dia lupa kapan tanggal menstruasinya karena memang siklus datang bulannya tidak pernah teratur.

" Memangnya kenapa kakak menanyakan itu? Lyra sakit apa kak? "

Bidan Maya mengeleng lalu tersenyum.
" Kamu nggak sakit Lyra, hanya kecapean dan sedikit stres jadi berpengaruh pada janin kamu. "

Mata lyra melotot.
" JANIN ??"

Bidan Maya mengangguk ramah.

"MANA MUNGKIN KAK " Lyra menggeleng , meremas selimut yang menutup tubuhnya lalu menunduk menatap perutnya yang masih rata .

" Kenapa nggak mungkin sayang.? Meski kamu masih belia tapi sangatlah wajar hal itu terjadi apalagi kamu sudah menikah "

Lyra mendongak kaget.
" Kakak tau Lyra sudah menikah ___"

Bidan Maya tersenyum ,mengusap pundak Lyra lembut.

" Langit sudah cerita sama kakak"

" Langit kak? " Lyra terkesiap. Bagaimana bisa Langit tau rahasianya?
Apakah Rania memberitahukan semua ini pada Langit?

" Iya langit . Langit adalah adik dari sahabat kakak. Tenang saja kakak bisa jaga rahasia kok "

Lyra masih sedikit kaget dengan jawaban bidan Maya ,namun hal itu bukan masalah besar baginya saat ini. Yang jadi masalah adalah bayi yang ada dalam kandungannya sekarang. Bagaimana dia bisa ada didalam sana ? Sedangkan dirinya beberapa waktu lalu sudah minum obat sesuai yang Eve perintahkan.

" Tapi kak bagaimana mungkin Lyra bisa hamil kak ? "

Maya terlihat mengernyit bingung mendapat sangkalan yang sama dari pasiennya itu lagi .

" Lyra sudah minum pil pencegah kehamilan kak ___"

Maya baru paham kebingungan Lyra.
Dia menenangkan hati gadis itu menggenggam jemari Lyra lembut.
" Sekuat apapun kita menolak dan melawan , baik itu dengan obat -obatan atau kecelakaan sekalipun bila Tuhan sudah berkehendak ,manusia bisa apa Lyra. "

Love Hurts ( Sequel Rindu Yang Salah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang