42. BUCIN NYUSAHIN

87.9K 12.7K 14K
                                    

FLASHBACK SAMU SIDE

"Mas Anang?" panggil Sea memasuki cafe. Kala itu, Samu mengikuti Sea dari belakang. Ia juga tidak tau mengapa cafe dapat seberantakan itu.

Senyum Samu mengembang saat melihat Anang baik-baik saja. Tetapi, lengkungan tipis itu langsung sirna begitu saja kala pria itu menutup kepala Sea menggunakan kain hitam dan memasukkannya ke dalam mobil.

Samu ingin menghentikannya, namun ia tidak berdaya. Samu bahkan berusaha mengejar mobil yang Anang kendarai, tetapi percuma, ia tidak akan bisa melakukan apa-apa.

Karenanya, Samu pun menghampiri Raga. Berniat meminjam tubuh cowok itu untuk menolong Sea.

Sesampainya di rumah sakit, Samu melihat Raga yang sedang berdiri di depan pintu ruang rawat inap sembari membaca pesan dari Sea.

Samu merasa sangat kesal ketika Raga mengabaikannya, ia baru saja ingin merasuki tubuh Raga, tapi urung karena teringat ucapan Sea. "Mulai sekarang jangan kendaliin tubuh Raga sembarangan lagi! Gue gamau liat dia kesakitan kayak tadi!"

Samu sedikit ragu, ia ingin nekat merasuki tubuh Raga, namun Raga justru sudah berlari lebih dulu. Samu pun akhirnya ikut berlari, menyusul Raga dan menyaksikan semua kejadian dimana Raga menyelamatkan Sea.

Rasanya aneh, seumur hidup baru kali ini Samu melihat orang lain menolong Sea. Mata Samu mulai berkaca-kaca, rasa sesak dan bahagia menyatu detik itu juga.

Sejak saat itu pula, Samu hanya mengamati keduanya dari kejauhan. Ia marah-marah sendiri saat melihat Sea tidak sengaja meminum whisky dan melakukan hal aneh.

Samu juga mengekori Raga saat cowok itu berbelanja baju untuk Sea. Otak mesumnya dapat Samu prediksi saat menatap underwear dan lingerie.

Samu melotot tajam melihat Raga membeli lingerie. "Dasar mesum!"

Sejak itu, Samu terus menatap Raga mesum. Ia terus mengawasi Raga, bahkan saat cowok itu tertidur pun ia tetap memperhatikannya tanpa henti.

Hingga tiba saat di mana, keduanya berjalan di dermaga danau. Samu hanya memantaunya dari kejauhan, lalu cekcok pun terjadi.

Samu mendekat, dan detik itu juga Sea berlari sambil menangis. Kepalan tangan Samu menguat. "Raga sialan!"

Dan, berakhir dengan perkelahian di ring tinju MMA...

BRAK! BRAK! BUGH!

"Raga! Sadar!" Teriakan Sea membuat Samu merasa ada yang janggal.

"Kak Samu berhenti, Sea mohon," ucap Sea lirih, tetapi dapat Samu dengar dengan jelas.

Samu keluar dari tubuh Raga, membuat Raga ambruk seketika dan pertandingan pun selesai dengan kemenangan lawan.

Samu berdiri di ujung ring, menatap Sea yang bergegas memasuki ring dan mengangkat tubuh Raga dalam posisi duduk di tengah ring tinju.

"Uhuukk," Raga terbatuk, bercak darah keluar dari mulutnya.

"Sadar, Ga! Please," Sea menepuk-nepuk pipi Raga, tangannya bergetar.

"Kak Samu, berhenti! Sea mohon!" jerit Sea semakin terisak. "Jangan, jangan sakiti Raga lagi! Cukup Kakak yang pergi, Sea nggak bisa kehilangan lagi! Sea nggak mau kehilangan Raga!"

Samu menatap kedua tangannya sendiri, bertanya-tanya atas apa yang sudah ia lakukan. Samu mundur perlahan, merasa bersalah atas apa yang telah ia perbuat.

RAGASEA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang