40. SI POSESIF

91.2K 13.1K 10.2K
                                    

Manda berlari menyusuri lorong sekolah, di belakangnya banyak anak Rothes yang mengejarnya, terutama Lika, cewek hobi bullying yang memiliki kekuasaan di sekolah hingga guru-guru pun memilih diam dari pada mendapat masalah karena menegurnya.

Manda memasuki toilet dan segera menguncinya, napas gadis itu tak beraturan, seragamnya kotor dengan tepung. Tangannya bergetar hebat, Manda merasa ketakutan.

Sea keluar dari bilik toilet, kemudian berjalan santai mendekati wastafel. Matanya mengerling ke kanan, menatap bilik yang Manda tempati melalui ekor matanya.

Manda lalu keluar, menghentakkan kakinya mendekati Sea. "Sea, please bilang ke Lika buat berhenti bully gue."

"Perdón? Sea nggak paham Manda ngomong apa," balas Sea datar.

"Jangan kayak gini, Sea. Gue nggak tahan lagi! Gue nggak kuat, maafin gue udah bikin lo dibully. Gue, gue nggak mau kayak gini terus--"

Sea mengeringkan tangannya di hand dryer. "Waktu lo giniin gue juga lo nggak mikir apa yang gue rasain kan, Nda?"

"Sea, maaf--"

"Waktu lo playing victim gue cekik leher lo, gimana? Lo seneng kan, Nda? Gue dibentak Mama, dicaci semua orang, bahkan Raga ceburin gue ke kolam sampai rasanya mau mati aja. Semua anak Lavegas cuma liatin gue, lo tau kayak gimana perasaan gue waktu itu?"

Sea mengambil tissue, lalu mendekati pintu keluar. Namun, Manda bertulut. Demi rakyat bikini bottom, Manda yang dikenal tidak pernah kalah dari siapapun itu berlutut di hadapan Sea.

"Gue mohon tolongin gue sekali aja, Sea. Gue nggak kuat dibully terus-terusan kayak gini." Manda menangkupkan tangan memohon, lalu menggesernya ke atas dan ke bawah secara berlawanan.

"Berdiri, Nda!" perintah Sea dingin.

Manda mulai terisak akan kejadian-kejadian di masa lalu. "Sea maafin Manda, Manda kayak gitu karena Manda punya alasan sendiri--"

"Apapun itu," Sea menoleh ke kanan, menatap Manda singkat. "Nggak akan bisa sembuhin luka gue, Nda."

"Sea--" Manda menahan kaki Sea, ia sudah menangis sesenggukan.

"Berdiri!" Suara Sea sedikit bergetar, melihat Manda tersakiti seperti itu, perasaan Ses juga mulai terlukai. Mungkin karena mereka kembar? Sea mendadak merasa empati yang luar biasa terhadap Manda.

"Berdiri!" bentak Sea sambil menjauhkan kakinya dari Manda. Mata Sea memerah, air mendadak menggenang di pelupuk mata.

Sea keluar, membuka pintu dan berpapasan dengan Lika yang sudah berdiri di depan pintu. "Pergi!" usirnya.

"Tapi, Sea. Manda gimana--"

"Berhenti gangguin kakak gue!" Sea menghunus tatapan tajam tepat ke mata Lika, membuat gadis itu bergerak membubarkan pasukannya.

"Siap-siap dipanggil sama komite sekolah, gue udah kumpulin banyak bukti lo bully Manda."

Sea pergi dari hadapan Lika dengan ekspresi yang sangat datar, tidak ada siapapun yang dapat menerka-nerka bagaimana perasaan gadis itu.

Sejujurnya, Sea tidak pernah tega melukai Manda. Tetapi, hanya dengan cara itu mereka dapat berbaikan.

Sea rindu, Sea ingin mereka dapat kembali seperti dulu. Bermain bersama tanpa adanya beban, meski terkadang Sea harus dilarikan ke rumah sakit karena asma.

Dulu, Manda selalu menemaninya, menghiburnya, bahkan rela berlarian demi membelikan eskrim secara diam-diam di rumah sakit.

Sudah cukup, Sea tidak perlu melukai Manda lebih jauh lagi. Mungkin sebentar lagi ia dapat berdamai dengan kembarannya, Sea akan menunggu saat itu tiba.

RAGASEA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang