"Ih GGTB, Ganteng Ganteng Tukang Bully. Nggak banget dah, produk gagal tuh pasti."
Suara cempreng itu terdengar di salah satu sudut gerai starbucks yang terletak di dekat SMA Rothy, Kelly duduk bersama Ivy sambil memainkan ponselnya.
"Raga kok bisa kek gitu banget ya?" komentar Kelly melihat video yang diupload oleh anak-anak Rothes. "TBL, TBL, TBL, Takut Banget Loh."
Gadis berperawakan kurus dengan rambut dikepang dua yang disampirkan di bahunya itu terus memblokir dan me-report video demi video tentang pembullyan tadi.
"Udah biasa, Kell. Masih heran? Titisan iblis mah ga bakalan bisa berubah, senggol dikit abis lo." Ivy menyahut, lalu menyeruput Frappuccino yang Hyuna belikan.
Sesuai janjinya tadi, Hyuna mengajak mereka ke starbucks terdekat setelah jam pelajaran berakhir.
"Tapi Sea cewek loh," Hyuna datang bersama Sea dengan minuman di masing-masing tangannya. "Sea tuh cewek pertama yang kena bully sama anak-anak Lavegas."
"Di mata Raga, Sea bukan cewek kali."
"Terus apaan kalo bukan cewek? Waria? Superwoman? Hulk?" protes Kelly bersamaan dengan Hyuna yang duduk di sampingnya, sementara Sea duduk di sebelah Ivy.
"Sembarangan lo kalo ngomong, perlu bukti?" Sea mengaduk Cotton Candy miliknya.
"Boleh? Hayuk cus?" Kelly bersemangat, gadis itu selalu berhasil membawa vibe positif di segala situasi.
"Gue boleh nabok lo gak sih?" tanya Sea tersenyum seperti logo kumon.
"Aku cantik, aku diam!" Kelly langsung berpura-pura menyisir rambut kepangnya.
Sea hanya menggelengkan kepalanya pelan menanggapi sikap childish Kelly, gadis dengan rambut digulung yang masih bau kopi itu menyeruput minumannya hingga setengah.
"Sebenernya gue masih penasaran," Ivy membuka topik. "Lo punya masalah apa sama anak-anak Lavegas sampai dibully kayak gitu?"
"Lah iya, udah tiga bulan lebih lo pindah ke SMA Rothy dan setiap hari nggak pernah absen jadi bahan bullying anak-anak Lavegas." Kelly menambahkan.
"Kata Meng, anak-anak Lavegas nggak mungkin ngebully orang tanpa alasan. Pasti ada sesuatu yang bikin lo masuk ke blacklist mereka," kata Hyuna.
"Manda nggak sih?" terka Kelly menyangga dagunya menggunakan telapak tangan. Tubuhnya condong ke arah Sea, menunggu jawaban gadis berkulit putih susu itu.
"Amanda Rachaelya mantan Raga yang balik dari Kanada setaun lalu itu?" Hyuna menyeruput Chocolate Dalmatian berukuran grande.
"Yep!" Kelly mengangguk, kemudian mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya. "Gue punya dua hipotesis,"
"Pertama, Manda sahabat Sea yang pernah berantem karena masalah cowok dan punya dendam kesumat sama Sea."
"Kedua, Manda nggak suka sama Sea karena.. Papanya jadi Sugar Daddynya Sea?"
"Eih, pea lo." Ivy menimpuk kepala belakang Kelly. "Mana mungkin Papa Manda jadi Sugar Daddynya Sea, lo pikir Sea apaan?"
"Hyaiish! Mau sampai kapan lo nampolin gue saekki ya?!"
"Sampai lo bilang sari roti, roti sari roti." Ivy menjulurkan lidahnya.
"Hahaa, aneh aja lo. Mana ada gue punya Sugar Daddy," Sea tertawa hambar.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGASEA (END)
Dla nastolatkówSUDAH TERBIT & TERSEDIA DI GRAMEDIA/ TOKO BUKU ONLINE TERPERCAYA Bagaimana jika ia yang selalu menyakitimu, tiba-tiba berubah menjadi seseorang yang sangat peduli padamu? Bagaimana jika ia yang selalu bersikap kasar dan arogan, tiba-tiba berubah men...