38. SANDIWARA

81.7K 12.8K 10.3K
                                    

"Lo, udah minta maaf sama Sea?" tanya Oza, ke empat anak itu sedang berada di ruang biliard.

Melvin menggeleng. "Ga sempet gue."

"Buruan minta maaf," Jay meletakkan siku tangannya yang terlipat di bahu Melvin. "Nanti lo diomelin Aga lho."

"Iya, iya. Tapi si Sea juga perlu minta maaf ke gue nggak sih? Gila banget pacarnya, udah mati aja masih kek gitu--"

PRUK! Veron menampol kepala belakang Melvin menggunakan stick biliard. "Jaga mulut lo woy, gimana kalau sekarang lagi gentayangan di sini? Mau lo digebukin lagi?"

"Udah!" Oza memang kapten penengah di segala situasi. "Lo juga salah karena ikut-ikutan ngebully Sea, lo nggak pantes marah-marah sama dia."

"Awas, gue ramal bentar lagi dia bakalan jadi Princessnya Lavegas. Hati-hati lo pada," Jay menerka sembarangan.

"Sekarang aja lagi jeng-jeng mereka."

"Jeng-jeng?"

"Main berdua, ngedate. Eaakk."

"Bukannya sama pacarnya ya, Samu?"

Sementara itu, dua orang yang sedang digibah bersama justru sedang bermain di taman hiburan. Sea menarik Raga untuk memainkan beberapa permainan, menaiki wahana ringan, dan berfoto bersama.

Gadis itu tampak sangat berbeda, Sea yang sekarang Raga lihat adalah gadis ceria yang memiliki senyum termanis di dunia Raga, tidak galak seperti biasanya.

Ini aneh, debaran di dadanya terus meraung. Berkali-kali Raga berusaha menjauh, tetapi Sea selalu berhasil mendekat. Entah memeluk lengannya, menariknya ke tempat lain, atau meminta sesuatu dengan logat yang sedikit manja.

"Ayolah, sekali ajaaa!" rengek Sea ingin menaiki roller coaster.

Raga menggeleng angkuh, berusaha terlihat lebih jantan, ia menunjuk permainan tembak. "Kita mendingan main itu dulu."

Sea cemberut. "Iya, iya. Tapi nanti naik itu ya?" Tunjuknya pada roller coaster.

"Hm," Raga berjalan mendekati wahana tembak, bersiap-siap menembak target setelah memberi beberapa kertas pada penjaga wahana.

"Kalau gue berhasil nembak itu semua, kita batal naik roller coaster gimana?"

Yah. Raga takut ketinggian, dan wahana mengerikan itu menjadi sesuatu yang paling ia hindari.

"Ih curang! Kalau gue yang menang, kita harus naik itu dua kali, gimana?" Sea ikut bertaruh, Raga pun menganggukinya.

Dor! Dor! Dor! Raga gagal, jumlah semuanya ada delapan, sementara target yang berhasil ia tumbangan hanya tiga.

Hal itu membuat Sea semakin kegirangan, kini giliran gadis itu bermain. Tidak menunggu waktu lama, Sea mampu menumbangkan semua target dengan tepat tanpa terpeleset sedikit pun.

"Kok bisa?!" Raga melotot tidak terima. "Lo ngecheat kan pasti? Ulang ah, ulang!"

Sea tidak merespon, gadis itu justru memegang tangan Raga dan mengusapkannya di puncak kepala. "'Kerja bagus, Laut.' Bukannya harusnya kayak gini?"

Raga membeku, sikap Sea tadi pagi sudah mampu membuatnya lemas, dan sekarang Raga malah semakin dibuat lemas. Setiap kali melihat Sea, pikiran Raga kembali ke tiga belas detik itu, saat Sea maju mundur di atas pahanya.

"HUAH!" Raga menggeleng, tangannya langsung menjauh dari Sea. "Ayo naik! Tapi sekali aja!"

Raga berjalan cepat menuju antrian loket roller coaster, membuat Sea tertawa senang, wahana itu adalah salah satu wahana favoritnya.

RAGASEA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang