03 🥀 Detak Jantung

1.3K 128 12
                                        

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



      JENNIE menghelan nafas lega kala perjalanannya sampai dengan selamat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

      JENNIE menghelan nafas lega kala perjalanannya sampai dengan selamat. Gadis itu dengan girang melangkah masuk ke rumah besarnya. Oh ya, Mamih dan Papihnya sedang ada perjalanan bisnis di luar kota, jadi yang menjadi penghuni rumah hanya anak-anaknya saja ditambah Haruto.

Gadis itu membuka pintu utama, mata kucingnya menatap ke sekeliling yang masih sama seperti 3 tahun yang lalu. Kemudian ia menghadapkan badannya ke arah Haruto dan Dimas yang tengah sibuk mengangkut koper miliknya.

"Lama banget kek siput" celetuk Jennie seraya menyenderkan badannya ke pintu, melipat kedua tangannya di depan perut seraya mengamati kedua pria itu. "Si Naruto ganteng juga udah gedenya" gumamnya kagum menatap Haruto.

Seingat Jennie, terakhir kali bertemu dengan Haruto kala anak itu masih duduk dibangku sekolah dasar, dan ya! Sekarang dia sudah mau lulus SMP, waktu berlalu begitu cepat.

"Lama banget" ketus Jennie tatkala Dimas berjalan menghampirinya. "Berat bego!" sahut Dimas dengan intonasi yang jauh dari kata santai. Jennie terkekeh melihat wajah marah Dimas, sudah lama ia tidak membuat kembarannya marah, dan itu tontonan yang paling Jennie sukai.

Bersamaan dengan Dimas dan Haruto, ia memasuki rumahnya. Semuanya masih tertata ditempat yang sama seperti dulu, tidak banyak yang berubah. Gadis itu pun segera pergi menaiki tangga menuju kamar kesayangannya.

"Kamar gue kagak di acak-acakin kan?" cemasnya yang perlahan meraih kenop pintu. Sedikit demi sedikit ia membuka pintu kamarnya dengan tatapan waswas. Dan benar saja! Jennie menjatuhkan rahangnya kala melihat penampakan dari kamar kesayangannya.

Gadis itu menghelan nafas jengahnya, ia menutup matanya rapat-rapat, kemudian.. "Dimas!! Kamar gue lo apain?!" teriaknya sekeras mungkin. Bahkan mampu membuat burung yang tengah hinggap di pohon pun memilih untuk pergi karena memiliki firasat akan adanya sebuah bencana. "Kenapa dindingnya banyak tengkoraknya?!!" teriaknya.

"Berisik Jennie!!" Dimas balik berteriak seraya menghampiri sang adik, "Lo bisa gak pelanin suara lo?! Bisa-bisa gue budek gara-gara lo!" kesalnya sambil misuh-misuh gak jelas.

HIMPUNAN JONESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang