16 🥀 Aku Pikir, Aku Jatuh Cinta

767 78 1
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



SETELAH kejadian dari restaurant tadi, keduanya nampak bersikap biasa saja seolah tidak terjadi apapun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


SETELAH kejadian dari restaurant tadi, keduanya nampak bersikap biasa saja seolah tidak terjadi apapun. Tidak tahu apa yang terjadi dikemudian hari, apakah pertunangan itu masih harus dilakukan ataukan dibatalkan karena terjadi sesuatu? Atau karna seseorang dari masa lalu yang kembali? Dan menggoyahkan hati yang hendak melupakan? Tidak ada yang tahu nantinya.

Karena Jeon merasa tidak tega pada calon tunangannya ini, ia berinisiatif untuk mengantarkan Lalisa sampai ke rumahnya. Ditambah lokasi rumah Lalisa dan dirinya searah, jadi ia tidak perlu repot memutar balik. Dan tidak banyak menyita waktu juga, bukankah itu menguntungkan?

Kini gadis berponi itu, tengah duduk dengan canggung di jok belakang, dengan tangan yang melingkar di pinggang Jeon. Ia sempat marah-marah beberapa menit yang lalu karena Jeon yang membawa motor dengan kecepatan tinggi, hal itu hampir saja membuat jantung Lalisa copot.

"Lo bawa motor kayak nantangin malaikat maut tau!" gerutu Lalisa di dekat telinga Jeon. Jeon melirik wajah masam Lisa di kaca spionnya, ia menarik sudut bibirnya, tersenyum simpul karena merasa gemas dengan ekspresi yang ditunjukan gadis itu. Sungguh! Ia menemukan hiburan baru sepertinya, Jeon suka dengan ekspresi marah Lisa!

"Gue lebih mending dari pada Abang gue" balas Jeon melirik Lalisa dari kaca spion untuk melihat tanggapan dari gadis itu. "Abang? Lo punya kakak?"tanya Lisa memastikan ia tidak salah dengar.

Jeon mengangguk pelan, "Namanya Yogi" ungkapnya memberitahu membuat Lalisa mangut-mangut padahal ia saja tidak Kenal dengan Yogi kakaknya Jeon. "Gue kira lo anak tunggal, soalnya kata Bambang lo anak Bunda" celetuk Lalisa yang hampir saja membuat Jeon mengerem motornya secara mendadak.

"Anjir si Bambang buka kartu AS gue!" gerutu Jeon dalam hati. "Awas aja!"

Jeon mencoba mengalihkan topik pembicaraan, karna siapa yang tidak malu jika dikatakan anak Bunda? Badan saja yang gentle, eh ternyata dalamnya anak Bunda. Apa kata dunia nanti? Huft! Ia ingin terlihat keren dihadapan calon tunangannya ini.

"Lo sepupunya Bambang?" tanya Jeon mengalihkan topik, sekaligus ia ingin kenal dekat dengan calon tunangannya itu. Kini bagian Lisa yang mengangguk, "Mamihnya Bambang kakaknya Ibu gue" tutur Lisa memberitahu.

HIMPUNAN JONESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang