Bertemu

4.9K 316 5
                                    

Seperti yang sudah direncanakannya,sepulang sekolah Dian langsung mampir ke toko buku melihat lihat novel kesukaannya ralat kesukaan Jessy maksudnya.Dian berjalan mencari cari novel yang akan ia baca.Saat sedang mencari tak sengaja mata indah milik Dian menangkap sosok yang tak asing baginya.

"Liam"Panggil Dian,ya cowok itu adalah Liam.Liam mendongak sedikit kaget melihat Dian beradi disini.

"Lo ngapain disini?"tanya Liam dengan nada dinginnya.

"Emang orang kayak gua ngk boleh ya berada di toko buku kayak gini"Canda Dian.

"bukan ngk boleh cuma ngk pantas aja"Jawab Liam,tanpa menoleh kearah Dian.

"Jujur amat tu mulut"Celetuk Dian sedikit kesal."Yaudah gua kesana dulu ya"Sambung Dian kemudian melangkah pergi.Namun baru beberapa langkah Liam tiba tiba berkata.

"Gua percaya sama lo"Ujarnya tiba tiba.Dian yang bingung dengan perkataan Liam pun menoleh ke cowok itu namun kini Liam sudah tak ada ditempatnya.Aneh sekali bisa hilang secepat itu.Tanpa ingin memikirkan perkataan Liam,Dian pun beranjak pergi dan melanjutkan aktivitasnya tadi yaitu mencari novel.

Jam menunjukan pukul 8 malam dan Dian baru saja sampai di rumahnya.
Ia memasuki rumahnya dan berencana langsung ke kamar,namun niatnya itu pupus saat papanya tiba tiba saja melayangkan pertanyaan kepadanya.

"Dari mana saja kamu?"Tanya Pak Wiratta ayah dari Dian.

"Abis dari toko buku"Jawab Dian jujur.

"Toko buku?sejak kapan lo ke toko buku?"celetuk Axel tiba tiba.

"Jawab yang jujur dian!"Ujar ayahnya sedikit menaikan nada suara.

"Saya sudah jujur,kalo anda ngk percaya jangan pernah bertanya kepada saya karna sejujur apapun jawaban yang keluar dari mulut saya,
anda akan tetap menganggapnya bohong".Jawab Dian dingin kemudian melangkah menuju kamarnya.

Wiratta dan Axel pun menatap bingung Dian.Sejak kapan Dian berbicara formal kepada ayahnya?Apakah benar yang dikatakan Liam tadi kalo kini Dian sudah berubah.Namun Axel menolak percaya karna menurutnya tak mungkin Dian berubah kalo bukan karna sesuatu,pasti dia sedang merencanakan sesuatu.

Di dalam kamar Dian langsung merebahkan dirinya.Menatap langit langit kamarnya.

"Berat juga ya jadi Dian"gumamnya.
Tak lama kemudian mata indah itupun tertutup dan kini Dian sudah berada di alam bawah sadarnya.

~~~

Dian sudah bersiap dengan seragamnya.Hari ini ia sengaja menguncir rambutnya karna hari ini ada pelajaran olahraga.Dian turun dari tangga,dilihatnya dimeja makan sudah ada ayah dan kakak lelakinya.Kalau Dian kesana pasti akan muncul perdebatan kecil antara dia dan juga saudaranya itu,Dian memilih tidak sarapan dan langsung berjalan keluar rumah.

Seperti biasa tak ada yang mengacuhkannya.Dian menaiki mobil sport mewah berwarna putih miliknya,ia pun segera meninggalkan pekarangan rumahnya itu.

Ditengah perjalanan tiba tiba seorang cowok aneh yang tidak dikenali Dian pun berdiri di depan mobilnya dengan wajah yang sudah babak belur.Untungnya Dian segera menginjak rem dan alhasil cowok gila ini tak jadi tertabrak oleh dirinya.Disaat akan memaki maki cowok itu dengan seenak jidat ia masuk kedalam mobil Dian tanpa persetujuan dari Dian.Benar benar gila nih cowok.Pikir Dian.

"Heh!ngk sopan banget naikin mobil orang sembarangan"Protes Dian tak terima.

"Cepetan jalan"Katanya seenak jidat menyuruh Dian.

"Enak banget lo nyuruh-"

"Pliss cepetan bisa mati gua kalo ketemu mereka lagi"Potong cowok itu.Mereka?mereka siapa?Dian masih tak mengerti.Menyergitkan keningnya meminta penjelasan.

Out Of MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang