Memaafkan memang mudah,namun menghilangkan bekas luka itu yang sulit.
-------
Hari ini adalah hati yang sangat Dian tak suka,oh mungkin bukan hanya Dian tapi semua murid bahkan bisa saja kalian yang membaca juga.
Pagi ini dimulai oleh upacara bendera,namun kini Dian masih ditumah sibuk mencari topinya yang entah kemana kalau diperlukan.
"Non,kenapa belum berangkat?udah hampir jam tujuh lo ini"Ujar Bi Ina berdiri dipintu kamar Dian.
"Bibi liat topi Dian ngk?"Tanya Dian dengan masih terus mencari topinya itu.
"Wah bibi ngk liat non"Jawaban yang tak ingin didengar oleh Dian keluar dari mulut Bi Ina.
"Yaudah bi,Dian berangkat ya"Pasrah Dian yang tak menemukan topinya juga.Setelah berpamitan Dian langsung memasuki mobil sportnya itu lalu melaju membelah jalanan kota yang lumayan ramai.
Untung saja Bel berbunyi tepat setelah ia menginjakan kaki dikelasnya,coba saja jika dirinya terlambat,wah pastinya ia akan mendapat hukuman dua kali lipat dari yang seharusnya ia dapatkan.
"Ayo Di"Ajak Dira kepada Dian yang baru saja meketakan tasnya.
Dian mengangguk sembari berjalan kearah Dira dan Keni yang juga ada disana.
"Loh topinya mana?"Tanya Leni menatap kedua tangan Dian kosong.
"Ngk tau,ngk ketemu"Jawab Dian santai,mungkin kelihatannya memang santai tapi percayalah dihatinya kini ada rasa gelisah.Sebab ini kali pertama baginya tidak membawa topi saat upacara,bagi Dian yang sekarang dan mungkin kalo Dian yang dulu sering.
"Terus gimana?Lo mau pura pura sakit aja biar ngk disuruh ikut baris?" Saran dari Dira terlihat bagus namun..dirinya bukan tipe orang yang pandai berakting.
Dian memikirkan ragu dan akhirnya menjawab."Yaudah lah,paling juga disuruh bersihin WC"kalimat yang Dian lontarkan.Leni dan Dira hanya menuruti saja,toh juga dia yang akan menjalani bukannya tak oeduli namun kalian tak tau saja sekeras kepala apakah Dian ini.
Semua murid kini sudah berkumpul dilapangan.Satu pengumuman dari guru Bimbingan Pelajar alias BP membuat Dian dan beberapa murid lainnya beranjak menjauh dari barisan kelas masing masing.
Dian berjalan pasrah mengikuti anak anak yang lain.Huh..sungguh menyebalkan baginya namun ini salah nya juga sih dan dia sadar itu.
Cukup banyak yang berpakaian tak lengkap namun tak ada satupun yang Dian kenal terkecuali ketiga orang yang sedang mengeluh itu.Oh salah dua orang yang sedang terus terusan mengeluh dan satunya lagi hanya diam mendengar keluhan dari temannya itu.
Raksa,Deon,dan Dahlan.Ketiga anggoata Black Hold itu tampaknya akan terkena hukuman sama dengan dirinya.Dilihat dari penampilan memang tak ada yang rapi diantara ketiganya,tak heran jika terkena hukuman.Jangan tanyakan bagaimana nasib anggota inti yang lain,Liam tentu saja cowok itu yang paling waras dan pintar diantara ketiga temannya,Beni walaupun sedikit gila namun ia masih patuh terhadap peraturan,Axel jangan tanya lagi mungkin diantara mereka Axel yang paling rapi.
Upacara akhirnya berakhir,namun bagi orang orang yang mematuhi peraturan.Sudah tau akan berakhir dimana dirinya nanti Dian hanya pasrah mendengar omelan tak jelas dari guru BP didepannya ini.
Dian membersihkan WC dengan beberapa orang yang tidak taat peraturan tadi,mungkin hanya sekitar sepuluh orang yang tak lengkap atribut upacara 3 diantaranya perempuan.Dan sialnya bagi Dian Pak Bambang--guru BP itu malah memecah mereka menjadi dua kelompok.Lebih sialnya lagi Dian disatukan dengan Raksa dan kedua temannya itu dan satu cowok lainnya yang ia tak kenal.Benar hanya dia yang perempuan,ah malas sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Out Of Mind
FanfictionJessyca Anindiya,seorang gadis yatim piatu yang memiliki sifat cuek,jutek,dan tak peduli pada lingkungannya.Namun dibalik sikapnya itu ia termasuk murid favorit yang selalu mendapatkan juara kelas,bahkan ia sering menjadi perwakilan sekolah dalam me...