"jangan lo deketin dia!"teriak cowok yang tampak terbaring lemah kepada lawan dihadapannya.
"kenapa?lo takut?"balas siempu dengan tersenyum miring.
Keduanya tampak kehabisan tenaga,mereka saling babak belur satu sama lain.
"gua nggak ada hubungan apa apa sama dia"tegas cowok itu lagi kemudian berusaha bangkit dari tidurnya.
ciuh.
"apa dia beda sama mantan mantan lo?"tanya cowok satunya lagi setelah sebelumnya meludah kearah samping.
Alden,salah satu cowok yang terlibat dalam pertengkaran itu hanya terdiam tak bergeming.
"kenapa diam?atau lo belum pernah tid-"
"Anjing!"potong Alden, langsung menonjok wajah dihadapannya itu.Tak mau kalah kemudian dibals lagi dengan tonjokan dari pria yang satunya.
Setelah sedikit lama terjadi aksi tonjok menonjok,pria yang menjadi lawan dari Alden tadi meninggalkan tempat itu dengan wajah babakbelur. Meninggalkan Alden yang terbaring lemah disana dengan wajah yang tak kalah babakbelur juga.Pria itu kemudian meronggoh sakunya mengambil handphone yang berada didalamnya.
"Kesini sekarang!"Katanya dengan hp yang sudah menempel ditelinganya.
"Gua hampir mati,lima menit ngak sampai kita putus"Ujarnya lagi memutus sambungan secara sepihak.
Dian,gadis yang daritadi hanya berdiri disebalik pohon mendengarkan pertengkaran dua manusia itu sampai akhirnya Alden yang memutuskan sambungan sepihaknya.Tadinya sih dia berniat langsung menyusul Alden disana,namun niatnya ia urungkan ketika mendengar samar samar percakapan antara dua pria itu.Sangat banyak pertanyaan bersarang dikepalanya,ternyata Alden lebih misterius dari yang ia bayangkan.
"Al,kamu kenapa?"Lamunannya dibuyarkan oleh suara cempreng milik cewek yang kini tengah berlari kearah Alden. Cewek yang sama dengan yang ia lihat saat berada di mall.
"jangan banyak tanya,cepet bantuin" Suruh Alden dengan nada dingin,ia baru tau ternyata cowok itu memiliki sisi dinginnya juga.
Terlihat cewek itu tampak kesusahan membopong tubuh Alden yang tentunya lebih besar dari tubuhnya. Dua sejoli itu perlahan meninggalkan tempat it..dan Dian yang pastinya mereka tak tau keberadaannya disana.
Dia berfikir,makin lama alur yang dia baca dengan yang dia jalani saat ini menjadi sangat berbeda.Semua tokoh tampaknya berbalik arah,ia takut jika semua akan kacau karna ulahnya.Dia kembali menegaskan tujuannya berada disini adalah untuk mengubah alur hidup milik Dian.Namun kalo sudah begini,apakah semuanya akan bertabrakan dalam satu waktu nantinya? apakah alur yang lebih ia dapat anak lebih baik atau akan semakin kacau dari yang sebelumnya?memikirkan itu membuatnya tambah gila,Dian memilih untuk pulang mengistirahatkan tubuh maupun pikirannya.
~~~~
Mentari sudah menampakan wujudnya.Dian terjaga dari tidurnya sembari dering ponselnya yang berbunyi sejak tadi.Siapa lagi yang menelfon pagi pagi begini.Tertera disana ada 23 panggilan tak terjawab dari satu nama,Alden.Cowok yang mengganggu pikirannya belakangan ini.Kenapa ia menelfon pagi pagi begini,tumben sekali.
"apa?"Ucap Dian dengan suara serak khas bangun tidur setelah akhirnya menjawab panggilan itu.
"baru bangun?cepetan siap siap ya gua tunggu"Kata orang disebrang sana.
"tunggu?"Tanya Dian,maklum nyawanya belum kekumpul jadi tak tau maksud dari perkataan Alden itu.
"Gua jemput lo ya kerumah"Jelas cowok itu,mampu mengembalikan seluruh kesadaran Dian.

KAMU SEDANG MEMBACA
Out Of Mind
FanfictionJessyca Anindiya,seorang gadis yatim piatu yang memiliki sifat cuek,jutek,dan tak peduli pada lingkungannya.Namun dibalik sikapnya itu ia termasuk murid favorit yang selalu mendapatkan juara kelas,bahkan ia sering menjadi perwakilan sekolah dalam me...