Menghilang

868 40 0
                                    

Sudah beberapa hari setelah kejadian kemarin Dian sama sekali tak mendapat kabar dari Alden.Entah kemana hilangnya cowok itu.Jujur sih walaupun kelihatan agak cuek tapi Dian tak berbohong bahwa ia terus memikirkan Alden.Apa dia baik baik saja?

"Di,lo nanti ada acara ngk?"celetuk Leni yang duduk disebelahnya.

"Hmm,ngk"jawab Dian setelah beberapa saat berfikir.

"Wahh kebetulan banget,lo mau ngk nemenin gua hari ini?nyari kado buat mama."Tanya gadis disampingnya dengan puppy eyes menjijikan dimata Dian.

"Tumben banget,ajak Dira aja sana.Gua capek"tolak Dian tanpa basa basi.

"Ihh Di lo tau kan Dira lagi sibuk sama pacarnya belakangan ini,pliss Di gua traktir dehh"Bujuk Leni tak mau kalah.Benar saja beberapa hari belakangan Dira tampak tak terlihat dengan mereka.Contoh contoh teman yang sudah punya pacar lupa dengan teman sendiri.

Setelah berpikir lama Dian akhirnya meng-iyakan ajakan Leni.Lagipun dipikir pikir dia juga cukup bosan berada dirumah.

Tak lama setelah percakapan itu bel berbunyi menandakan jam pelajaran akan dimulai kembali.

~~~~

"Yang mana yang bagus?"Tanya Leni memperlihatkam dua anting yang tengah ia pegang.Yap,kini mereka tengah berada ditoko perhiasan dengan Leni yang sedang memilih milih anting yang ingin ia beli sebagai kado.

"hmm,kanan kayaknya bagus deh"Pilih Dian.

"Kanan yaa,tpi yg kiri juga bagus loh Di".

"Kalo gitu lo pilih sendiri aja,ngapain nanya gua"Kesal Dian.

Leni gadis itu hanya mengacuhkan saja membuat Dian tambah kesal.Dian akhirnya memilih untuk duduk dibangku yang tersedia diluar toko itu setelah lebih kurang satu jam Leni membawanya berjalan.

Tak sengaja matanya menangkap sesosok pria yang beberapa hari terakhir tak tampak batang hidungnya.Alden.Sedang apa ia disini. Namun seseorang yang disebelah pria itu tak kalah merebut perhatiannya. Seorang gadis dengan seragam sekolah yang serupa dengan pria itu.

"Dian!"suara dari orang disampingnya terpaksa membiat Dian mengalihkan perhatiannya.

"Lo liat apaan sih,segitu amat"Ujar Leni membuat Dian bingung harus menjawab apa.

"I-itu,lo udah selesai milihnya?"tanya Dian mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Ohh udah nih,yaudah yuk makan laper banget nih guaa"Jawab Leni akhirnya.

Mereka berjalan mengitari mall yang lumayan luas itu sembari mencari tempat makan yang rame.Aneh sekali kan,biasanya orang akan mencari tempat makan yang sepi supaya bisa makan sengan tenang,lah ini?.Tentunya ide Leni,dia bilang gini 'cari tempat makan yang rame  pasti disana makanannya enak enak',yaa begitulah kira kira akhirnya Dian ikut juga.

"Lo yang pesen ya Di."celetuk Leni saat mereka sudah mendapatkan tempat makan yang Leni inginkan.

"Yahh kok gua"Kata Dian memelas,mana antriannya panjang banget lagii.

"udah sanaa,gua tunggu yaa maacih Dian cantik" Ujar Leni yang mau tak mau akhirnya Dian lah yang memesan.

Sembari menunggu antrian yang panjang,Dian membuka ponselnya untuk menghindarinya dari rasa bosann.

tuk.

Tiba tiba seseorang tak sengaja menyenggol bahunya membuat ponsel yang tak cukup kuat ia pegang terjatuh.

"Eh sorry mbak,ngaa sengaja"Kata orang itu memberikan ponsel milik Dian yang baru dia pungut.

"ngapa..pa"Jawab Dian sedikit kaget dengan siapa orang yang baru saja bicara dengannya.Tak kalah kagetnya dari Dian orang itu juga terpaku melihat Dian.

"Al ayoo!"Suara dariseorang cewek mambuat keduanya kembali tersadar.
namun cowok itu tak kunjung beranjak juga dari tempat ia berdiri.

"Alden!cepetan!"Suara itu kembali menyorak.Dan akhirnya membuat cowok itu beranjak,tanpa sepatah kata apapun.Apakah boleh Dian merasakan perasaan aneh didadanya?

Setelah menyelesaikan makan,Dian dan Leni memutuskan untuk pulang kerumah mereka masing masing.Tak terasa waktu cukup cepat berlalu,jam sudah menunjukkan pukul 7 malam.

"Di lo gua anter aja yaa"Kata Leni ditengah perjalanan mereka keluar dati mall itu.

"Ngaa usah Len,gua pesen taxi online aja.Lagipula kan rumah kita ngaa searah"Tolak Dian,dia tak tega membuat Leni harus bolak balik.

"Lo seriusan?gua jadi ngaa enak sama lo"Celetuk gadis itu.

"Santay aja kali,kayak sama siapa aja lo".

"Kalo gitu gua tunggu sampai taxi lo dateng deh".Leni masih merasa tak enak.

"Udah lo duluan aja,nanti dicariin lagi kelamaan pulangnya".

"Lo beneran?ngapapa nih gua duluan?"Tanya Leni lagi.

"Iyaa sanaa,hati hati"Usir Dian dan akhirnya mereka berpisah dipintu keluar mall itu.

~~~~

"Disini aja pak"ucap Dian sembari memberi uang kepada driver taxi itu.

Dian tak langsung pulang kerumah,namun ia berhenti tepat ditoko buku yang berada tidak jauh dari rumahnya.Berhubungan novel yang ia baca akan selesai hari ini ia harus mencari stok baru.Dan jadilah ia berada disini sekarang.

Sibuk menyusuri setiap rak nya untuk menemui kriteria yang ia inginkan,tanpa disadarinya seseorang kini tengah memperhatikannya dari jauh.

"yang ini ya mbak"ujar Dian sambil menyodorkan novel yang ia dapat kepada kasir disana.

"totalnya 85 ribu kak"Kata si kasir setelah mencek harga novelnya.

Dian membuka tasnya dan mengambil dompet yang ada disitu. Betapa terkejutnya ia ketika melihat isi dompetnya,hanya terdapat satu uang 50 dan dua uang 10 ribu didalamnya.Ia baru ingat bahwa  ia terlalu asik main capit boneka wahana bermain mall tadi bersama Leni.Ah yang benar saja tidak jadi,masa ia harus meletakkan novel itu kembali.

pliss 15 ribu lagii.batinnya.

setelah lama mencari namun hasilnya nihil,terpaksalah Dian berjalan kembali kearah rak untuk meletakkan novel ituu.Untung saja disini tak banyak orang jadi ngaa malu malu banget.

"Sama yang itu ya mba"Satu suara yang Dian kenali membuatnya kembali menoleh kearah kasir itu.Liam.Ya itu Liam.

"baik mas 85+60 totalnya 145 ribu"Kata si mbak kasirnya.

Cowok dengan suara berat itu memberikan beberapa helai uang kepada kasir itu kemudian pergi begitu saja.Dian masih ragu ragu apa benar Cowok itu telah membayar novel miliknya?

"udah dibayar sama mas yang tadi mba"Kasir itu tampak peka membuat Dian mengangguk paham dan berlari mengejar Liam.

"makasih ya,besok gua balikin uang lo"Ujar Dian yang kini berdiri  disamping cowok itu.Saat ingin beranjak pergi suara berat milik Liam menghentikan langkahnya.

"gua antar".kata Liam.

"ngaa usah,gua bisa sendiri"tolak Dian,setelah itu beranjak pergi.

Liam masih berdiri ditempatnya, memperhatikan punggung gadis yang makin lama makin mengecil.Dengan tatapan sendu,ia terus melihat kearah Dian hingga gadis itu menghilang dari penglihatannya.

Haii haii haii

Apa kabarr semuanyaa

udah lama banget yaa ngaa ketemu sama kalian,huhu(ㄒoㄒ)

sorry ya guys udah buat kalian nunggu dan makasih sebanyak banyaknya yang masih bertahan sampai bab ini.

see you next chap♥




Out Of MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang