Topeng

4K 245 2
                                    

Dian kini berada ditaman belakang sekolah,karna menurutnya hanya itulah satu satunya tempat yang sepi saat ini dan mungkin kini itu akan jadi tempat favoritnya.

Dian membuka novel yang sejak tadi ia pegang membacanya dengan fokus sampai tak sadar ternyata kini seseorang duduk disampingnya.

"Hai Dian,kamu lagi ngapain disini?" Tiba tiba orang itu berujar yang membuat Dian mau tak mau menoleh ke arahnya.

"Punya mata tapi ngk digunain"Jawab Dian singkat saat mengetahui siapa orang tersebut.Terlihat raut wajah kesal yang Dian tangkap dari orang itu.

"Aku udah jadian sama Raksa"Ujarnya yang Dian tak tau makna dari kata kata orang itu.

"Terus?"Tanya Dian menaikan satu alisnya.

"Kamu ngk cemburu gitu?atau kamu..ngk mau bully aku lagi?" Penuturan orang itu membuat Dian terkekeh kecil.Kini Dian tau apa maksud dari Maya--orang yang menyapanya tadi.Dia ingin Dian menjadi kesal dan kembali membully nya dan membuat reputasi Dian jelek lagi dimata Raksa ataupun teman teman yang lain.Jika dia Dian yang dulu mungkin detik ini juga akan menjambak rambutnya,tapi sayangnya Dian yang sekarang pemikirannya lebih dewasa dari itu.

"Lo udah jadian ya sama Raksa?Selamat ya semoga langgeng"Ujar Dian dengan senyum manisnya.Maya makin dibuat kesal dengan tingkah Dian,dan benar kata orang orang Dian yang sekarang sudah tak tergila gila lagi pada Raksa.

"Kamu kenapa sih Dian.Kamu ngelakuin ini cuma buat pencitraan aja kan?Buah yang udah busuk itu ngk akan kembali jadi segar lagi,udah cukup sampai disini Dian kamu ngk kasian sama diri kamu sendiri yang harus pura pura baik"Kata Maya,Dian tak tau apakah perkataan Maya kepadanya itu nasehat atau apa.Tapi makna yang Dian tangkap dari kata kata cewek ini adalah menyuruhnya untuk bersikap buruk dan terus membully dirinya.

"Lo yang kenapa?Dateng dateng ngomong ke gua kalo lo udah jadian sama Raksa,mau buat gua cemburu? Lo benar buah busuk ngk akan pernah jadi segar lagi,tapi bukan berarti itu akan bertahan untuk selamanya.Buah kalo udah busuk itu bakal jatuh sendirinya ketanah,dan dahan tempat si buah tadi akan menumbuhkan bunga baru yang akan menghasilkan buah yang bahkan bisa lebih besar dan lebih menarik dari sebelumnya.Gua udah bukan Dian yang dulu yang ngejar ngejar cinta Raksa lagi,dan kalo lo bilang semua ini pencintraan lo salah besar"Ucap Dian dengan menampakkan senyum tipis di akhir kalimatnya.Maya semakin kesal dibuatnya,dan itu tampak jelas dari raut wajahnya.Dian kemudian berdiri dari tempat duduknya berniat ingin pergi dari tempat itu,namun sebelum pergi ia berbisik kepada Maya,"Semoga ngk ada orang ya disini,bisa bisa nanti lo disangka aneh lagi minta dibully"Bisiknya pada Maya membuat gadis itu celingak celinguk ketakutan.

Tak ingin berlama lama Dian pun akhirnya beranjak dari tempat itu.Ia masih diam dengan pikiran rumit yang ada dikepalanya.Apakah topeng Maya sudah mulai perlahan lahan terbuka menampakkan sikap aslinya.Ternyata protagonis wanita tak sebaik yang ada dipikiran Dian,mungkin ia bahkan lebih jahat dari antagonis yang tak lain adalah dirinya.Sedang asik dengan pikirannya tiba tiba seseorang dari arah belakang menarik tangannya.

"Lo keren tadi"Ucap orang itu tiba tiba.Dian sedikit terkejut dengan penuturan cowok yang kini berada dihadapannya itu.Apakah dia mendengar semuanya?

"Gua dengar semuanya,sorry ya gua bukan maksud nguping"Kata orang itu yang seolah olah menjaeab pertanyaan yang ada dipikiran Dian.Apakah orang yang dihadapannya ini adalah cenayang.

"Jangan pikir yang ngk ngk,gua bukan cenayang"Katanya lagi yang seolah olah bisa membaca pikiran Dian.

"Yang tadi itu siapa kalo boleh tau,kalo ngk sih ngapapa juga"Tanyanya kini.

"Bukan siapa siapa"Jawab Dian singkat."Lo kok ada disini,bukannya lagi tanding ya?"Kini Dian yang bertanya.

"Nyari lo"Jawabnya memalingkan wajah seperti orang ngambek.

"Nyari gua?buat apa?terus pertandingannya lo tinggalin gitu aja?"Tanya Dian sekaligus.

"Tanyanya satu satu dong aku bingung nih mau jawab yang mana dulu"Kata cowok itu mencubit pipi Dian pelan.Dian yang mendapat perlakuan itu sedikit merasa gugup,oh bahkan mungkin bukan sedikit.

"Y-ya udah tinggal jawab apa susahnya sih"Balasnya memalingkan wajahnya yang kini rasanya sudah seperti kepiting rebus.

"Gua nyari lo buat marah"Jawab cowok itu-Alden dengan memanyunkan bibirnya,dan itu sedikit lucu dimata Dian.Kali ini beneran sedikit ya.

"Marah?"Tanya Dian bingung.

"Iya marah,karna lo tadi ngk nonton gua dan ngk nyemangatin.Jadinya SMA gua kalah deh"Cerocos cowok itu.

"Oh bagus deh kalo gitu"Balas Dian.

"Ih kok bagus?"Tanya Alden

"Ya karna SMA gua jadi pemenangnya"Jawab Dian tanpa rasa bersalah.

"Ih beb kok kamu gitu sih,aku makin ngambek nih"Kata Alden semakin memanyunkan bibirnya.

"Jijik sumpah"Ujar Dian kemudian  melanjutkan langkahnya yang tertunda.

"Ih beb kok gua ditinggal sih"Teriak Alden mengejar Dian.

"Lo ngapain ngikutin gua sih?"Tanya Dian,karna kini semua pasang mata telah melihat kearahnya.

"Oh ya btw kelas lo dimana cantik?"Tanya Alden yang malah menghiraukan pertanyaan dari Dian.

"Nama gua Diana Amora"Dian pun balas tak menghiraukan pertanyaan Alden.

"Iyaa gua tau kan kemarin udah kenalan"Jawabnya.

"Panggilan Dian"Kata Dian lagi.

"Kalo panggil sayang boleh ngk?"Tanya Alden yang membuat langkah Dian berhenti sejenak sambil menatap aneh kearah cowok itu.Alden yang ditatap hanya tersenyum manis sambil menaik naikan alisnya.Dian yang melihat tingkah Alden menggeleng kemudian mempercepat langkahnya tanpa memperhatikan sekitar.Dan....

Bruk.

Dian terduduk dilantai dengan baju yang sudah basah terkena tumpahan jus jeruk.Sangat sial baginya,mana disini sangat ramai lagi dan ia bisa bisanya terjatuh dengan tak ada estetik estetiknya.You know lah kini semua pasang mata menatap kearahnya dan keenam cowok didepannya ini.

"Lo kalo jalan pake mata!"Bentak cowok itu."Baju gua kotor nih"Sambungnya lagi sambil mencoba membersihkan bajunya yang kotor.Padahal hanya terkena tumpahan sedikit saja.

"Dimana mana kalo jalan tuh pake kaki,kalo ngelihat perlakuan lo yang kayak banci itu baru pake mata"Bukan Dian yang menjawab melainkan Alden yang kini sudah disampingnya mencoba membantunya berdiri.

"Lo ngapapa?"Tanya cowok itu lembut kepada Dian,dan hanya mendapatkan anggukan kecil dari Dian.

"Lo bukan siapa siapa ni cewek,jadi jangan ikut campur"Sinis Raksa--cowok yang Dian tabrak tadi kepada Alden.

"Sekarang emang bukan,tapi lo liat nanti.Dan satu lagi gua pastiin lo bakal nyesel nyia nyiain cewek kayak dia"Ujar Alden sambil menarik tangan Dian pergi manjauh dari kerumunan itu.Desas desis mulai muncul dari siswa SMA Dewangga maupun Nirwana.

itu siapa yang narik Dian.

Ganteng banget njirr,mirip masa depan gua

ngimpi lo,bangun sana

Plis Dian tukar posisi yuk sama gua

ngk kalah ganteng dari Raksa.

Kira kira begitulah kata kata yang muncul.Raksa sejak tadi mengepalkan tangannya menatap tak suka pada kedua orang yang perlahan menjauh. Atau mungkin  hanya pada si cowok. Dia merasa tak suka pada cowok itu yang memegang tangan Dian.Walaupun tadi ia membentak cewek itu,entahlah Raksa sendiri bingung dengan perasaannya saat ini.
Raksa aja bingung apalagi kita.

Haii semua...
Thank you for vote and reading litsnya.

Buat tambah semangat lagi nulisnya.

Sorry ya up nya lama,soalnya sekolah udah mulai full lagi.

Makasih sekali lagi yang udah lanjut sampai chap ini.

See youu



Out Of MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang