Surat Perjanjian

3.3K 195 0
                                    

Seorang cowok baru saja sampai di pekarangan rumah itu.Dia turun dari mobil miliknya,terlihat penampilannya sangat sempurna bagi kaum hawa yang melihatnya.Dia berjalan menuju teras rumah yang cukup besar itu kemudian mengetok pintunya beberapa kali dan menampilkan seorang wanita paruh baya yang mempersilahkankannya untuk masuk.

"Eh Den Raksa,silahkan masuk"Ucap wanita paruh baya itu sambil menampilkan senyum ramahnya.

"Iyaa Bi,makasih"Jawab Raksa juga memperlihatkan senyumnya.

"Sebentar Den,silahkan duduk dulu bibi panggilkan den Axelnya dulu"Ucap Bi Ina kemudian berjalan pergi.

"Eh bukan bi,A-anu,saya kesini mau ketemu Dian"Kata Raksa sebelum bi Ina menjauh.Bi Ina berbalik menatap Raksa dengan tatapan kaget.Namun,wajahnya kembali berubah kala mengingat tanggal berapa ini.Yap,hanya Raksalah diantara teman temannya yang tau hubungan Dian Axel itu adalah kakak beradik dan Axel sendiri yang memintanya untuk merahasiakan itu dari teman temannya.

"O-oh Non Dian,ada sebentar bibi panggilkan dulu"Ujar bi Ina kemudian berjalan menuju kamar Dian.

Setelah sampai dilantai kedua tepat didepan kamar milik Dian,Bi Ina mengetok pintu beberapa kali dan setelahnya si empu membukakan pintu.

"Ada apa bi?"Tanya Dian heran.

"Non ayo siap siap ada den Raksa dibawah"Kata Bi Ina sedikit berbisik setelah memperhatikan penampilan majikannya ini yang sedikit acak acakan.

"Raksa?ngapain?"Tanya Dian lagi.Bi Ina hanya menggidikan bahunya pertanda tak tahu.

"Bilangin aku lagi sibuk,ngk bisa diganggu"Ujar Dian pada Bi Ina kemudian menutup pintunya sebelum Bi Ina kembali berbicara.Ia sedikit heran dengan tingkah majikannya ini biasanya kedatangan Raksa selalu membuat Dian sangat bersemangat,tapi tidak dengan sekarang.

Bi Ina kembali turun kebawah dan menyampaikan apa yang Dian katakan tadi,namun setelah mendengar penuturan itu Raksa tanpa ba bi bu langsung naik keatas dan menggedor gedor pintu kamar milik Dian.Dan terpaksalah Dian akhirnya membukakan pintu lagi.

"Apa lagi bi kan udah aku bilang kalo aku si-"Ucapan Dian terhenti saat melihat org yang berdiri dihadapannya ini.Cowok dengan jaket kulit serta kaus putih dan celana jeans berwarna hitam telah berdiri dihadapannya saat ini menatapnya dengan tatapan yang sulit dijelaskan dan tak lupa bau khas dari cowok itu menusuk ke indra penciuman Dian.

"Siap siap gua tunggu"ujarnya singkat.

"Gua ngk mau"Penolakan mentah mentah yang keluar dari mulut Dian membuat Raksa mengeraskan rahangnya.

"Jangan banyak drama Dian,gua juga capek"Sahut cowok itu kesal.

"Kalo capek kenapa pergi?"Kata Dian acuh.

"Lo lupa,kan lo sendiri yang buat perjanjian ini.Gua ngk punya banyak waktu,gua tunggu dibawah"Sudahi cowok itu kemudian berjalan pergi.

Dian bingung sendiri,perjanjian apa yang telah ia sepakati.Dengan langkah terpaksa ia menuruti permintaan Raksa dan segera bersiap siap.

Dian sudah siap dengan rok jeans selutut dan baju kaus hitam yang dimasukannya kedalam serta tas kecil yang digantungkan ditangan sebelah kanannya,tak lupa ia menguncir rambutnya dan membiarkan beberapa anak rambutnya tergerai.Dian akhirnya turun kebawah dan disana sudah melihat Raksa yang sibuk sendiri dengan ponselnya.

"Ekhm"Deheman yang keluar dari mulut Dian membuat Raksa mengalihkan perhatiannya.Dia terpaku kepada Dian yang menurutnya sangat cantik saat ini, oh sial!kenapa Raksa baru menyadari itu.

"L-lo udah siap?"Tanyanya basa basi menghilangkan kegugupannya,dia juga tak tahu mengapa bisa segugup ini berada didekat Dian.Cewek itu hanya mengangguk kecil dan berjalan mendahului Raksa.Malas sekali rasanya,namun bagaimana lagi perjanjian konyol macam apa lagi yang telah dibuat oleh Dian asli.

Out Of MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang