Bel terakhir telah berbunyi menandakan bahwa jam pelajaran telah berakhir.Dian dan kedua temannya mengemaskan semua barang dan setelahnya berjalan beriringan keluar kelas.
"Lo pulang sama siapa?"Tanya Leni yang ditujukan pada kedua temannya itu.
"Sopir gua bentar lagi jemput"Jawab Dian sembari mengeluarkan ponsel dari saku bajunya.
"Kalo lo?"Leni mendongakkan kepalanya pada Dira yang dari tadi sibuk dengan ponselnya sambil senyam senyum sendiri,taulah ya yg udah punya ayang.
Karna tak kunjung mendapat jawaban Leni menyikut tangan Dira yang akhirnya mendongak ke arah cewek itu.
"Ih,apa?"Tanyanya kesal.
"Lo pulang sama siapa bego?"Leni kembali mengulangi pertanyaannya barusan.
Tak menjawab Dira malah celingak celinguk memperhatikan sekitar parkiran dan gerbang sekolah seperti sedang mencari seseorang.Saat netranya telah menemukan orang yang dia cari,langsung menunjuk cowok itu.Leni maupun Dian melihat kearah tunjukan gadis itu,kemudian menggelengkan kepala mereka.Dasal Bucin.Itulah yang mereka katakan tanpa suara.
"Yaudah sono,ayang lo udah nunggu tuh"Celetuk Leni dengan wajah mengejek.
"Gua duluan ya"Lambai Dira yang langsung menghampiri kekasihnya itu.
Setelah kepergian Dira bersama Dino tinggalah mereka berdua.
"Gua duluan ya Di,sopir gua udah nunggu didepan gerbang"Leni bersuara mengalihkan perhatian Dian yang sejak tadi melihat ponselnya.
"Oh,iyaa,hati hati"Jawabnya.Sebelum pergi Leni sempat menawarinya untuk pulang bersama namun ditolak oleh Dian dengan alasan rumah mereka tak searah.Alhasil sekarang Dian tinggalah disini dengan anak anak yang satu persatu mulai meninggalkan sekolah.
Sungguh kesal rasanya menunggu Pak Mamat sopir rumahnya itu tak kunjung datang,tau begini mending dia bawa mobil sendiri saja tadi.Sekolah sudah mulai sepi dan Dian masih senantiasa berdiri manis didepan gerbang berharap sopirnya itu segera datang.
Sudah ditelfon beberapa kali namun Pak Mamat tak kunjung mengangkat. Entah sudah yang kebeberapa kalinya ia menelfon sopirnya namun tak diangkat,saat ingin mengulangi kegiatan yang sama untuk kebeberapa kalinya,suara dari seseorang membuatnya menghentikan kegiatannya.
"Mau bareng?"Tanya seseorang dengan masih menggunakan helm full face dengan kaca hitam itu.
Dian yang merasa sangat familiar dengan suara itu langsung tau ketika si empu membuka kaca helmnya.
"Ngk usah,makasih"Tolaknya sembari melemparkan senyum tipis ke cowok itu.
"Udah bareng aja,nanti kelamaan nunggunya"Ajak cowok itu lagi.
Benar juga sih apa yang dikatakan oleh cowok itu,bayangkan saja sudah setengah jam lebih Dian menunggu sopirnya namun tak ada tanda tanda kemunculannya saat ini.Daripada lebih lama menunggu,Dian akhirnya menerima ajakan itu dan langsung naik keatas motor milik cowok itu. Setelahnya motor itu melaju menininggalkan sekolah yang cukup sepi.
Diperjalanan tak ada yang membuka suara terlebih dahulu,baik Dian maupun cowok didepannya ini.Dian memandangnya heran dari belakang,sangat banyak hal yang ingin dia tanyakan kepada Liam-cowok yang menawarinya tadi. Liam itu terlihat cuek kepada Dian jika berada di dekat teman temannya.Terlihat jelas kala waktu itu saat Raksa beberapa kali membentaknya Liam malah terlihat sangat acuh dan tak ingin mencampuri itu.Tidak salah sih,lagian dia juga bukan siapa siapa cowok itu.
"Udah lama ya"Ujar cowok itu tiba tiba.Dian menatap bingung punggung Liam.Apa maksud dari perkataannya itu.Menjadi tanda tanya besar didalam otaknya sekarang.
![](https://img.wattpad.com/cover/296236803-288-k670181.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Out Of Mind
Fiksi PenggemarJessyca Anindiya,seorang gadis yatim piatu yang memiliki sifat cuek,jutek,dan tak peduli pada lingkungannya.Namun dibalik sikapnya itu ia termasuk murid favorit yang selalu mendapatkan juara kelas,bahkan ia sering menjadi perwakilan sekolah dalam me...