"Liam"Gumamnya pelan masih dengan memalingkan wajahnya.Aneh,kenapa Dian memalingkan wajah,kan dia tak punya masalah dengan Liam.Yasudah lah,Dian kembali bersikap seperti biasanya namun dilihatnya kearah Liam lagi cowok itu sudah tak ada disana.Dian tak menghiraukan keberadaan Liam,dia kemudian berjalan menyusuri setiap rak buku. Mata Dian berbinar kala melihat sebuah buku astronomi terpajang indah di rak itu.Saat ingin mengambilnya sebuah tangan juga terulur kearah buku itu.Tidak bukan tangannya,namun tangan milik.......
"Gua yang dapet duluan"Ujar cowok tinggi itu dingin kemudian berusaha merebut buku yang setengahnya juga berada di tangan Dian.
"Gua yg duluan"Balas Dian tak mau kalah dan menarik balik buku itu.
"Gua"
"Gua"
Terjadilah aksi tarik tarikan antar dua remaja itu.
"Lo bisa cari buku yang lain Liam!" Seru Dian namun tak digubris oleh cowok itu dan dia tak mau melepas bukunya.Ya cowok yang berdebat dengan Dian itu adalah Liam.
"Lo aja yang cari"Kata Liam tak mau kalah.
Beberapa menit terjadi aksi tarik tarikan kemudian muncul ide cemerlang di dalam pikiran Dian.
"Oke oke cukup,kita pake batu gunting kertas siapa yang menang boleh bawa ni buku"Kata Dian diangguki oleh Liam.
"Oke siapa takut"Ujar Liam.
"Batu..Gunting...kertas!"Ucap mereka bersamaan,tepat dikata terakhir mereka mengulurkan tangan bersamaan,Dian membentuk tangannya seperti batu sedangkan Liam membentuk tangannya seperti gunting,You Know lah siapa yang menang.
"YES!Gua menang,sini bukunya"Sorak gembira Dian,Liam hanya pasrah dan memberikan buku itu pada Dian.
"Yes akhirnya setelah sekian lama ketemu juga"Gumam Dian sambil menatapi buku yang kini sudah berada ditangannya itu.
"Thanks ya Liam,bye bye"
Kata Dian kemudian pergi untuk membayar buku itu.Liam menatap pasrah ke buku yang ada ditangan cewek itu,kemudian mengambil buku biologi yang tepat berada di sampingnya dan akhirnya berjalan pergi untuk membayar buku itu.
~~~~~~
Kedua remaja itu menyusuri jalan kota yang kini cukup ramai dikarenakan hari semakin sore.Tak ada percakapan antara mereka,mereka berdua sibuk dengan es krim masing masing.Yap Liam yang mentrakrir Dian,tak tau karna angin apa,katanya sih karna memenangkan buku itu."Lo ngk bareng Raksa?"Liam memulai percakapan .
"Ngk,kan gua sama lo"Jawab Dian sambil terus memakan esnya.
"Iya juga ya".Hanya segitu percakapan yang terjadi selama perjalanan mereka yang tak jelas mau kemana.
Beberapa menit hening kemudian Dian membuka suaranya.
"Duduk disana yuk"Ajak Dian sambil menunjuk sebuah kursi yang terletak tepat dipinggir danau.Liam hanya mengangguk sebagai pertanda jawaban.
"Lo suka astronomi juga"tanya Liam yang sudah duduk manis disamping Dian.Dian mengangguk semangat sebagai jawaban.
"Kenapa?"Tanya Liam.
"Hmm,dulu nyokap gua busa disebut ahli astronom dia sering nyeritain hal hal yang kayak gitu ke gua,jadi gua tertarik sampai sekarang"Jawab Dian.Bukan itu bukan kisah dari Dian yang asli,itu kisah dirinya yang sekarang.
"Maksud gua kenapa ngk dari dulu lo liatin sikap lo yg kayak gini"Jelas Raksa,ia rasa Dian salah mengerti maksud dari perkataannya.
"O-o,S-sory gua pikir..."Ujar Dian dengan pipi memerah.'Aduh malu banget gua'batinnya.
"Santay,gua pikir lo cuma suka sama Raksa ternyata suka astronomi juga" Pernyataan dari Liam membuat Dian terpana,ternyata sesuka itu dia dulu dengan Raksa.
"Ngk,gua ngk suka sama Raksa sekarang"Bantah Dian.Liam hanya terkekeh kecil mendengar itu.Nikmat tuhan mana yang engkau dustakan.Sungguh Liam sangat tampan jika tersenyum,oh jadi ini alasannya jarang senyum karna senyumannya dapat mengalihkan duniaku.Ih jijik oke balik ke alur,Dian terpaku melihat senyuman cowok disampingnya itu.
"Kenapa?" Kata Dian masih terpaku pada Liam.
"Kenapa apanya?"Tanya Liam bingung.
"Kenapa lo baru liatin senyum lo sekarang"Ujar Dian ngelantur.Liam hanya menatap cewek itu aneh.Dian yang akhirnya tersadarpun atas perkataannya berdehem kecil untuk menetralkan degup jantungnya.
"S-sory,maksud gua kenapa lo suka astronomi"ujarnya mengalihkan suasana.
"Suka aja"Jawab Liam singkat."Bukan cuma astromoni sih gua juga suka biologi,fisika,kim-"
"Iya gua tau kok lo pintar"Potong Dian sambil tersenyum paksa.
"Becanda"kata Liam kemudian terkekeh lagi.Cukup Liam kamu lebih baik diam saja kalo tak mau melihat gula darahku inseciure.
"kenapa lo ngk bareng Raksa?"Tanya Liam lagi."Gua mau jawaban yang serius"sambungnya.
"Ya gitu..."Jawab Dian ragu.
"Gitu kenapa?"tanya Liam lagi.
"Gua udah batalin semua yang berhubungan sama Raksa"Ucap Dian membuat Liam hanya diam saja mendengarkan itu.
"Semuanya?"Kata Liam memastikan.
"Ya semuanya termasuk pertunangan" Jawab Dian Lagi.
"Kenapa?"
"Capek aja"
"Kenapa Capek?"
"Lo tau kan sikap temen lo itu ke gua gimana"Jawab Dian sambil terkekeh kecil.
"Lo berhak milih,kalo itu yang terbaik buat lo"Ujar Liam."Kadang orang ngk tau mana yang terbaik buat dia,dan gua rasa sekarang lo tau mana yang terbaik buat lo.Selamat ya Di,lo bener bener berubah"Sambung Liam menjulurkan tangan kearahnya,dan dian membalas uluran itu.
Ternyata pikiran Dian selama ini tentang cowok itu salah,Dian pikir Liam hanya cowok dingin yang tak tersentuh ternyata dibalik itu semua ada sikap hangat dalam dirinya.
"Setiap orang juga punya titik capeknya sendiri begitupun sama gua"Kata Dian sambil memandangi langit yang kini sudah terlihat semakin oren.Liam hanya mengangguk mengiyakan penuturan cewek itu.
Sungguh Liam tak seperti yang dipikirkan Dian selama ini,dia lebih hangat dari apa yang diperkirakan Dian.Omong omong bicara dengan Liam enak juga ya,pikirnya.
~~~~~
"Makasih ya untuk hari ini"Kata Dian saat turun dari motor milik Liam."hm"Jawab liam singkat.
"Gua cabut"Ujarnya kemudian beranjak pergi dari pekarangan rumah milik Dian.
"Gua pikir Liam itu sama aja,ternyata beda"Gumamnya pada diri sendiri.
Dian menyerngitkan keningnya kala melihat mobil yang tak asing baginya berada dipekarangan rumahnya.Itu punya Raksa,dia ingat betul.tapi kenapa cowok ini berada dirumahnya.Bukankah hubungan mereka sedah selelai?Oh Dian baru ingat,bisa saja kan Raksa menemui Axel bukan dirinya,yasudahlah toh dia juga tak peduli lagi dengan cowok itu.
Dian membuka pintu rumahnya menampilkan cowok yang menjemputnya tadi sedang duduk sambil memainkan game yang ada di ponselnya bersama Axel.Dian tak mau peduli langsung berjalan menuju kamarnya,namun langkahnya terhenti kala seseorang meneriaki namanya dari arah belakang.
"Dian!"Teriakan orang itu dan Dian tak asing dengan suaranya.
Haiiii guys...
Huhu gimana gimana part ini,jangan lupa komen ya guyss..Mana nih kapal Dian-Liam(´∀`)
Thanks yaa udah baca
See you next time guys♥
KAMU SEDANG MEMBACA
Out Of Mind
FanfictionJessyca Anindiya,seorang gadis yatim piatu yang memiliki sifat cuek,jutek,dan tak peduli pada lingkungannya.Namun dibalik sikapnya itu ia termasuk murid favorit yang selalu mendapatkan juara kelas,bahkan ia sering menjadi perwakilan sekolah dalam me...