Sehabis mandi, Fenly pergi pekarangan dibelakang rumahnya untuk mencari angin. Sebelum itu, ia mengecek ke kamarnya dan ternyata Candice sudah tertidur. Iya, Candice tidur di kamar Fenly dan Shandy dengan terpaksa harus berbagi kamarnya dengan adiknya ini.
Hanya duduk dan memainkan gitar menjadi ketenangan sendiri bagi Fenly. "Dan bila memang tak bisa, tanpa layar genggam tanganmu.." Fenly menyanyi sedikit reff dari lagu kesukaan Aletta.
Eh?
"Astaga, Fen. Ada Candice masih aja mikirin tuh bocah!" Fenly berbicara sendiri dengan menepuk pelan kepalanya.
"Apaan sih lo, ngomong sendiri. Aneh banget!"
"ANJIR! Kaya setan lo tiba-tiba muncul!"
Itu Aletta, Guys
"Lo kaya maling ya, asal nyelonong aja masuk, gak ada assalamualaikum kek, shalom kek!" Protes Fenly
"Dih, selama lo gak ada juga, gue sering kesini. Lagian tadi di depan ada Bang Shan kok."
"Ngapain sih, Kak Shan ngizinin lo masuk!"
"Protes mulu lo, kaya karyawan baru! Eh ngomong-ngomong, mana cewe lo?"
"Tidur."
"Dimana?" Tanya Aletta si manusia kepo.
"Ya, di kamar lah, masa di teras depan. Pertanyaan lo aneh anjrit!" Fenly ngegas
"Ya, kan kamar lo disini banyak bambang! kamar lo, Bang Shan apa Mama?" Aletta balik ngegas
"Gue!"
"Fen, astaga?"
"APAAN ANJIR, DIA TIDUR SENDIRI, GUE SAMA KAK SHAN, PUAS?"
"HEH! NIH ANAK BERDUA KETEMU RIBUT MULU GUE PERHATIIN. GAK KETEMU KANGEN, UDAH KETEMU NGEGAS MULU, PUSING GUE!" Shandy ikutan ngegas
Yang diomelin cuma ketawa gak tau malu.
"Ya, maaf. Kali aja lo tidur berdua, kita gak ada yang tau." Kata Aletta masih dengan topik yang sama.
"Ta, jangan sampe, nih gitar melayang kemuka lo ya?"
"HAHAHA! eh nyanyi lagi dong, restu waktu. Pas tuh waktu kita ldr."
"Gue genjreng, lo nyanyi, oke?"
"Enggak anjir, lo aja, suara lo bagus. Kenapa lo gak ikut benteng takeshi aja sih?"
krik krik
Fenly memandang Aletta dengan muka datarnya.
"Suport dong kalo temennya ngelucu, lo mah."
Maaf ya Aletta obatnya abis.
Fenly pun menuruti kemauan Aletta untuk menyanyikan reff dari lagu Restu Waktu dengan iringan gitarnya.
"Dan bila memang tak bisa
tanpa layar genggam tanganmu, bersabarlah, ha
sampai temu dapat restu dari waktu"Aletta memberi tepuk tangan dengan senyumnya yang lebar, "Keren banget!"
"Makasih, ya. Mau tanda tangan gue? siapa tau nanti gue jadi artis lo udah punya duluan gitu."
Aletta menoyor pelan kepala Fenly, "Apaan sih, halu!" Mereka pun tertawa bersama.
Ketawa ini, yang Fenly rindukan selama ini. Dan akhirnya ia bisa mendengar suara ini kembali. "Gue kangen Ta, sama lo."
"Dih, waktu itu aja chat gue gak pernah di bales, sekarang bilang kangen. Bullshit banget!" Jawab Aletta dengan bada mengejek.
"Maaf."
"Maaf mulu, lebaran masih lama."
"Lo gak mau peluk gue, Ta? gue tau, didalam lubuk hati lo yang paling dalam, lo tuh kangen sama gue, ya kan?
"Dih, ngapain amat!"
"Ayo dong," Fenly membentangkan kedua tangannya. "Cepetan, tangan gue nganggur nih."
"Gak."
"Ayo cepet, nanti nyesel loh."
"Gak."
"Latihan dulu, siapa tau nanti lo bisa peluk Fenly Un1ty."
"Asu."
Karena terlalu lama, Fenly langsung menarik Aletta kedekapannya. Kalau kalian pikir Aletta berusaha melepas, oh tidak. Aletta justru membalas pelukannya.
"Yaelah, katanya gak mau peluk gue."
"Diem lo."
Fenly benar-benar merindukan sahabatnya ini, walaupun banyak perubahan tapi Ia tetap Aletta yang sama dimata Fenly. Tanpa disadari ada seseorang yang memperhatikan 2 sahabat ini.
...
HAPPY NEW YEAR, BESTIEEEE !!!
doanya semoga 2022 makin lebih baik dari 2021, dan virus ini cepet hilang dr muka bumi, terusss semoga kita bisa nonton konser masyunnn bareng bareng yaaa 🥰🥰
dan semoga saya bisa rajin updatee wkwkwk, okey gaes luv uuu
always stay safe & stay healthy !!-author cantix pacar aji 💋
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Friend [END]
FanfictionGimana jadinya kalau sahabat yang udah akrab banget dari kecil suka sama kita? Fenly's point of view "Ta, gue suka sama lo." "Ta, kasih gue kesempatan, gue janji bakal bikin lo bahagia." -Fenly Christovel