Sudah setahun lebih setelah insiden kaki patah Aletta, semenjak itu Fenly menyuruh Aletta untuk tidak usah ikut ekskul basket lagi karena Ia tidak mau insiden ini terjadi lagi.
Sekarang mereka sudah menginjak kelas 11. Lagi-lagi mading sudah dipenuhi oleh siswa-siswi untuk melihat nama mereka berada di kelas mana. Ada yang senang karena sekelas dengan temannya, ada yang sedih karena tidak sekelas dengan temannya dan ada pula yang tidak peduli akan ditaruh dikelas mana.
Fenly, Aletta, Zweitson, Fiki hanya menunggu di barisan belakang, karena siswa yang membludak hingga mereka terdorong. "Fik?"
"Iya, ini mau liat. Gue mulu, sekali-kali kalian kek!" Fiki bergumam tapi tetap menjalankan perintah.
Tanpa menunggu waktu lama, Fiki datang dengan kehebohannya. "Guys! Guys! Guys! OH MY GOD!"
"Apaan sih?"
"Kesambet lo ya, Fik?"
"Lo diajak balikan Alisya?"
"Kaga anjir! tau gak? KITA SEKELAS!" Kata Fiki membawa berita bagus menurutnya.
"YES!" Ucap kompak Fenly, Zweitson dan Fiki.
"Aduh! kenapa sih!" Lirih Aletta sembari mengusap wajahnya.
"Lo gak suka sekelas sama kita?" Tanya Zweitson.
"Bukan kaliannya, TUH FENLY!"
"Kenapa sih, Aletta! masa lo gak mau sekelas sama cogan kaya gue?" Kata Fenly dengan muka sok cool-nya.
"Dih, najis!"
"Eh, Ta! harusnya lo tuh bersyukur, banyak cewek-cewek yang mau sekelas sama gue tapi gak bisa. Tapi lo, dengan mudahnya bisa sekelas sama gue. Ya gak?"
Aletta memandang muka Fenly datar. "Tau ah, yuk ke kelas!"
Di lorong menuju kelas, mereka berempat bertemu dengan Kakak kelas yang tidak asing bagi mereka karena kakak kelas ini sungguh famous dikalangan ciwi-ciwi, termasuk Aletta.
"ZWEITSON!" Dua kakak kelas itu memanggil Zweitson dari kejauhan.
"Gue dipanggil?" Tanya Zweitson memastikan ke teman-temannya.
"Iyalah, disini yang namanya Zweitson siapa lagi? Malah, gue berharapnya mereka manggil gue." Kata Aletta yang berhasil badannya didorong oleh Fenly.
"Kenapa, Kak?" Tanya Zweitson ketika sudah berhadapan dengan dua kakak kelas ini.
"Hai, Kak Zayn. Hai, Kak Liam!" Yap, Itu Zayn si arab ganteng dan teman gantengnya, Liam. Aletta menyapanya ramah yang sekarang gantian Fiki mendorong pelan badan Aletta.
"Hai! Eh, Son! nanti balik sekolah kumpul ya, bilangin anak-anak yang lain. Oke!" Kata Liam setelah itu Ia pergi dari hadapan mereka berempat.
"Masyallah, nikmat tuhan mana yang engkau dustakan!" Kata Aletta melihat kepergian Zayn dan Liam.
"Heh, udah heh! Zinah mata!" Ucap Fenly yang menutup mata Aletta sembari menarik Aletta untuk segera kekelas.
...
Sesampainya dikelas mereka langsung menuju 4 bangku yang kebetulan kosong.
"Aletta, lo duduk sama gue! gak ada penolakan!" Kata Fenly ngegas.
"Dih? Heh! kita sekelas tapi gak harus duduk bareng juga kali! Gue mau sama Soni!" Jawab Aletta tak kalah ngegas.
"Jadi gue sama siapa nih?" Tanya Zweitson ditengah keributan.
"GUE!"
"Gak lo sama gue!"
"Ini gak ada yang mau rebutan gue apa, masa Zweitson doang?" Kata Fiki yang cemburu karena gak ada yang milih dia. kasian
"Lo sama Soni, Fik. Udah ya, lo gak usah ngebantah gue!" Kata Fenly.
Yap, Aletta tidak bisa bicara apa-apa karena Ia sedang males mencari keributan. Fenly kalau udah ngegas bahaya, pren.
Tidak lama guru pun masuk dan karena memang belum ada materi jadi hanya ngobrol-ngobrol santai meningkatkan chemistry. "Eh, gimana kalau tempat duduknya Ibu atur lagi. Jadi biar kalian kenalan sama yang lain. Oke?"
"YES! IYA BU, ATUR AJA GAPAPA!" Kata Aletta semangat.
"Yah, jangan bu. Gini aja gapapa, kita udah kenal kok sama yang lain!" Sambung Fenly gak mau pisah dari Aletta.
"Ya ampun, Fen. Bilang aja, kamu mau deket sama Aletta. Ibu perhatiin dari awal masuk kalian nempel mulu kaya rantang." yaelah bu guru kalo ngomong suka bener.
"CIE!"
"JADI DONG JADI!"
"SAHABAT TILL JANNAH CEUNAH, BU!"
Temen-temen kelas emang pada kaya dajjal semua.
Akhirnya Ibu guru mengatur tempat duduk anak-anak. Fenly dengan Zweitson, Fiki duduk sama Jamal orang yang waktu itu ngumpetin sepatu Fiki. Dan Aletta, duduk sendiri didepan Fenly. Karena memang kebetulan muridnya ganjil jadi yaa gitudeh.
"Ibu, Aletta sendirian. Saya aja yang nemenin, biar Zweitson yang sendiri bu!" Siapa lagi kalau bukan Fenly yang protes.
"No! gak ada protes lagi!"
"Yah, Bu."
"Kamu mau duduk sama Jamal apa Zweitson?"
Fenly diam, tidak bisa bicara apa-apa lagi. Perempuan kok dilawan.
"Gapapa lah ya, Fen. Sekali-kali, lagian nempel mulu lo sama gue kaya cakwe!" Kata Aletta.
"Iye, bawel!"
...
vote, comment apalah terserah kalian aja. bye! 💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Friend [END]
FanfictionGimana jadinya kalau sahabat yang udah akrab banget dari kecil suka sama kita? Fenly's point of view "Ta, gue suka sama lo." "Ta, kasih gue kesempatan, gue janji bakal bikin lo bahagia." -Fenly Christovel