Cemburu

88 22 9
                                    

Sebelum pulang sekolah tadi Fenly, Fiki dan Fajri ada rapat basket terlebih dahulu. Begitu pula dengan Zweitson, Ia ada rapat teater dan Aletta ikut dengannya. Setelah selesai, mereka keluar diwaktu yang sama.

"Pas banget." Ucap Zweitson

"Yuk Ta, balik." Ajak Fenly

"Yuk."

"Eh tunggu, bentar, Ta lo bawa buku mtk nya?" Tanya Fajri.

"OIYA SHIT, gue lupa Ji," Aletta kelupaan ges. "Atau mau diambil sekarang aja?" Tawar Aletta

"Hmm," Fajri bingung

Aletta menatap Fenly seakan meminta izin apakah boleh Ia pulang dengan Fajri.

"Yaudah kalau emang perlu banget, lo balik aja sama Aji." Jawab Fenly

"Gapapa?" Aletta memastikan

"Iya, gue mau mampir dulu ke kafe Kak Shandy."

"Yaudah yuk, Ji." Ajak Aletta

"Hati-hati Ji, jangan ngebut." Pesan Fenly

"KALO NGEBUT, PALING LO DIGRANAT SAMA FENLY!" Teriak Fiki, emang ni bocah berisik banget.

"Berisik, asu!" Zweitson menoyor kepala Fiki

Dan mereka pun berangkat dengan kendaraan masing-masing. Fenly langsung meluncur ketempat dimana Kakaknya bekerja.

Setelah sampai, tidak begitu ramai Kafe hari ini. Dipojokkan Ia melihat Kakaknya, Shandy, bersama teman-temannya, Farhan dan Gilang. Oh, disitu juga ada Ricky, abangnya Aletta.

"Kalian demen amat mampir kesini, gak bosen?" Ujar Fenly ketika sudah berada dihadapan mereka.

"Gimana gak betah, kafe yang bisa ngutang terus dapet gratisan mau dimana lagi selain disini!" Kata Shandy yang sudah emosi tingkat akhir dengan teman-temannya.

"Lo gak sama Aletta, Fen?" Tanya Ricky.

"Gak."

"Eh, kalian berantem?" Tanya Farhan.

"Enggak, kok mikirnya berantem sih?"

"Ya, terus dia pulang sama siapa?" Giliran Gilang yang bertanya.

"Fiki? atau Zweitson?" Sambung Shandy.

Fenly sekarang seperti sedang diintimidasi oleh orang-orang ini. Padahal Ia kesini hanya ingin nyeruput kopi.

"Fajri."

"Fajri? yang mana? temen baru lo?" Kata Ricky.

"Bukan temen gue."

"Yaelah, cemburu nih? Aletta balik bareng doang kali. HAHAHA!" Ledek Shandy.

"Bacot, Kak. Mending lo buatin gue minuman, atau gak suruh karyawan lo kek!" Fenly kesel gess

"Yeh, kurang ajar! Yaudah tunggu." Shandy menoyor pelan kepala adiknya itu.

Dalam hati Fenly sekarang adalah pilihan yang salah untuk datang kemari, karena teman-teman kakaknya begitu ingin tahu urusan Fenly.

Fenly memberi pesan kepada Aletta, untuk memastikan Ia sudah sampai rumah.

Fenly : ta
Fenly : ta
Fenly : p
Fenly : p
Fenly : udah sampe rumah?
Fenly : ta?

Tidak balasan mungkin masih dijalan, mungkin (?)

"Silahkan menikmati minumannya, tuan muda." Kata Shandy sembari menaruh minuman Fenly.

"Makasih, Babu!"

"Anak setan!" Kepala Fenly berhasil ditoyor oleh Shandy.

"Eh, Fen. Terus lo kesini ngapain?" Tanya Farhan.

"Ya, ngapain kek! kepo banget!"

"Nih orang hidupnya ngegas mulu, heran gue. Udah ya, gue cabut! Makasih, Shan!" Kata Ricky lalu beranjak dari duduknya.

"Eh, eh, Bang! kalau Aletta udah dirumah bilang ya!" Ucap seorang pemuda yang sedang mengkhawatirkan sahabat perempuannya ini.

"CIE!!" Ucap kompak para sulung.

"Iye, nanti gue chat lo. Dah!"

Hari sudah makin gelap, Fenly belum juga pulang. Selama disini, Ia hanya diam saja mendengar para sulung berbicara ngalor ngidul.

Line!
Line!

Rickyz : aletta udh pulang drtd ternyata
Rickyz : sm cowo
Rickyz : ini ya si fajri ituu

Fenly : ohhh okedeh, tengs info bang
Fenly : iya itu si fajri

Fenly menghabiskan minumannya, dan beranjak dari bangkunya untuk pulang kerumah. Ia pun berpamitan ke Kakaknya lalu keluar dari kafe.

Sesampai didepan rumah, Fenly mengintip kerumah Aletta dan satu motor terparkir disebelah motor Ricky yang sudah dipastikan itu punya Fajri.

"Belum pulang, betah si anjir!"

Fenly buru-buru masuk dan memarkirkan motornya. Lalu masuk kedalam rumah, dan langsung ke kamarnya. Fenly mandi dan melakukan aktivitas sebagaimana mestinya anak sekolah.

Ya, betul. Mengerjakan tugas.

Bukunya aja yang dibuka. Tapi, pandangan mah ke rumah Aletta. Memperhatikan kondisi rumah itu.

kaya maling ya jatohnya.

Terdengar suara gerbang kebuka. Fenly langsung mengintip dan itu berasal dari rumah Aletta. Ia membukakan gerbang untuk Fajri pulang. Ya, dia baru saja akan pulang tapi Ia malah mengobrol asyik dengan Aletta.

"Bukannya balik, malah ngobrol!"

Motor pun jalan, dan Aletta segera masuk kedalam. Pertunjukan selesai.

Line!
Line!

Alettazea : eh sorry baru cek hp
Alettazea : udah, kenapa?

"Asik ngobrol sih ya, sampe lupa cek handphone!"

Fenly : gpp
Fenly : ta lo mau temenin gue ga besok?

Alettazea : sorry bgt fen, gue udh ada janji sama aji

Fenly : aji?
Fenly : kemana?

"Anjir, gue kalah cepet!"

Alettazea : dia mau beliin kado buat adenya

Fenly : oh gitu

Alettazea : emang lo mau gue temenin kemana?

Fenly : ga, gajadi

Alettazea : eh seriusss
Alettazea : jangan gitu dong
Alettazea : fen
Alettazea : yah pundung
Alettazea : FENLYYYY

Fenly tidak berniat membalas, Ia pun mematikan handphonenya dan melamun menatap langit-langit kamarnya.

Fenly sudah tahu, Aletta akan memilih siapa yang sudah membuat janji lebih dulu dengannya. Tapi, tetap ada kekesalan dalam dirinya karena Ia merasa kalah cepat oleh Fajri.















...

bayangin tetanggaan sama fenly, bayangin aja jgn inget kenyataannya :))

Best Friend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang