Setelah kejadian malam itu, Aletta benar-benar menjauhi Fenly. Hampir setahun, segala cara Fenly lakukan agar Aletta kembali kepadanya. Tapi, tak ada satupun yang berhasil.
Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Fenly selalu mengunjungi rumah Aletta tapi Aletta selalu berangkat lebih pagi. Ketika dikelas pun, Aletta tetap mengacuhkan Fenly seakan tidak pernah mengenalnya.
Ada satu momen dimana Fenly sudah menyerah dengan Aletta karena keras kepalanya. Ketika Fenly mendekati meja Aletta dan menyapanya seperti biasa Fenly lakukan. "Ta?"
Aletta mengacuhkannya dan tetap sibuk dengan buku-buku dihadapannya. "Ta, lo ngomong kek sesuatu. Lo gak capek apa gini terus?"
"Ta, gue tuh--"
BRAK
Aletta menggebrak meja, satu kelas seketika senyap tak ada suara yang keluar. "LO BISA GAK SIH, GAK USAH GANGGU GUE?"
"Ta? Gue cuma pengen lo ngomong lagi sama gue, apa susah sih?" Ucap Fenly.
Sekarang mereka menjadi pusat perhatian dikelas. "Gak usah lo ganggu gue lagi!" Kata Aletta.
"GUE HARUS APA LAGI SIH, BIAR LO NGOMONG SAMA GUE LAGI, TA?" Pekik Fenly, sudah lelah dengan manusia keras kepala ini.
"Makanya mikir sebelum bertindak!" Aletta keluar dari kelas dengan penuh emosi.
Fenly menendang meja yang ada dihadapannya. "BANGSAT!" Fiki dan Zweitson yang setia menenangkan Fenly.
Fiki dan Zweitson pun ikut andil dalam misi mendekatkan Aletta dan Fenly, tapi namanya Aletta bocahnya keras kepala akut.
...
Fenly, Shandy dan Mama kesayangan mereka sedang kumpul bertiga menonton TV. "Aku, mau ke US!" Kata Fenly tiba-tiba disaat mereka fokus menonton.
"Hah?"
"Bercanda lo, ya?" Ujar Shandy
"Ovel mau refreshing, Ma. Ya, boleh ya? sekalian ketemu temen-temen disana." Ucap Fenly dengan nada memohon.
"Ketemu temen apa temen, ketemu mantan kali!" Shandy kompor mode on.
Fenly memutar bola matanya.
"Kasih alasan ke Mama, kenapa kamu pengen ke US?" Tanya Mama.
"Pengen kete--"
"Selain ketemu temen-temen!"
Fenly menghela napasnya. "Aku mau refreshing, dari tetangga depan. Aku capek diacuhin mulu sama dia. Biarin aku tenangin pikiran aku ya, Please?"
"Bocah labil, baru gitu aja langsung kabur!" Lagi-lagi Shandy.
"Iya, boleh."
"YES! MAKASIH, MAMA!"
"Tapi inget! Jangan ngelakuin hal aneh disana, oke?"
"SIAP!"
...
Fenly berangkat ke US dipagi hari. Fenly berangkat sendiri, Karena memang ingin sendiri lagipun Shandy terlalu sibuk dengan urusan kafe.
Sehari sebelumnya, Fenly sudah mengabari Tantenya, Lily, untuk menampung Fenly selama di US.
Pagi hari di US, lagi-lagi Fenly ketemu roti, buah dan yang lainnya tapi tidak terlihat bubur ataupun nasi uduk disana.
Bubur sama nasi uduk kudu buka cabang nih di US.
"Kamu memang sudah liburan, Fen?" Tanya Jimmy.
"Udah, Om. Tinggal acara kelulusannya aja." Kata Fenly sembari melahap rotinya.
"Kamu udah ngabarin Candice kalau mau kesini?" Giliran Lily bertanya.
Candice, Teman sekaligus mantan. Fenly tak mengabarinya karena memang sengaja ingin membuat kejutan. Fenly rindu sekali dengan gadis itu.
"Belum, gapapa, biar suprise!"
Setelah makan Fenly bersiap-siap untuk menemui mantannya itu. Walaupun diperjalanan Fenly agak sedikit lupa-lupa arah rumah Candice tapi Ia berhasil menemukannya.
Fenly menarik nafas dalam-dalam lalu menekan bel yang tertempel dipintu.
1 kali
2 kali
3 kali
Tak kunjung ada jawaban, ketika ingin menekan lagi seseorang membuka pintu. Seorang perempuan dengan rambut Coklatnya sedang berdiri disana mematung menatap Fenly, begitu pula dengan Fenly.
Sekali lagi, mantan ditinggalin makin cakep say
"OMG! NEW KID!" Candice langsung memeluk Fenly dengan semangat sampai Fenly kehilangan keseimbangannya.
"Oh shit! Long time no see, you're just getting heavier!" Kata Fenly yang masih dalam posisi menahan keseimbangan.
"Jerk! BTW, when did you get here? why don't you tell me?" Tanya Candice Setelah melepas pelukannya.
"Yesterday. I didn't tell you because it was a surprise!"
Candice mengajak masuk Fenly kerumah dan bertemu dengan Ibunya Candice, mereka berbincang melepas rindu. Tidak lupa juga Candice mengajak Fenly berkeliling komplek untuk me-refresh ingatan Fenly.
Disinilah mereka sekarang, sebuah taman komplek yang selalu mereka kunjungi dulu. Banyak perubahan yang signifikan terhadap taman ini.
"So? How's Aletta?" Pertanyaan pertama dibuka oleh Candice sembari memakan Es krim yang mereka beli bersama.
"What?"
"The last time we called, you told me that Aletta was sad and now I want to know how she is now?"
"She's good, but She mad at me." Kata Fenly bridging sebelum curcol. Memang tujuan utama Fenly ke US untuk menemui Candice dan curhat kepadanya.
"What? why?"
Fenly menceritakan lagi kejadian malam itu, Aletta putus dengan Fajri lalu Fenly confess perasaannya ke Aletta, Lalu menemui Fajri dan terjadi aksi tonjok-menonjok dan berakhir Fenly disini untuk menenangkan pikiran. Menurut Fenly, ini adalah kabur terbaik versi Fenly.
kaburnya sampe ke negara orang si Fenly, serem
"Oh Lord. But, fortunately Aletta didn't know what happened that night. Imagine if she knew, Aletta would be more angry with you." Komentar Candice setelah Fenly menyelesaikan ceritanya.
Fenly termenung memori malam itu seakan terputar kembali dikepalanya. "I think it's your fault, other than that guy, what's his name?" Tanya Candice.
"Fajri." Fenly benci sekali menyebut nama itu.
"Yes. I know, that night Aletta actually needed you but you actually confessed your feelings. And that made her feel lost." Kata Candice
"Is it wrong if I confess my feelings?" Tanya Fenly si bocah labil.
"It's not wrong, but the timing isn't right. If I were Aletta I would probably do the same thing." Udah cantik, bijak lagi aduh Candice. Hanya dengan Candice Fenly akan diam mendengarkan daripada jika teman-temannya yang memberi saran.
"Thank you, Can!"
"Just try not to give up, make her melt again. I know She will not easily leave you, you have been together since childhood." Candice menepuk pundak Fenly memberikan semangat terhadap mantan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Friend [END]
FanfictionGimana jadinya kalau sahabat yang udah akrab banget dari kecil suka sama kita? Fenly's point of view "Ta, gue suka sama lo." "Ta, kasih gue kesempatan, gue janji bakal bikin lo bahagia." -Fenly Christovel