seven

71 12 4
                                    

Mungkin sekarang musim pancaroba, buktinya rintik hujan tiba-tiba jatuh padahal cuaca sebelumnya cukup cerah.

“Jay, bangun! Apa kau mati rasa? Sekarang hujan!”

Pahaku masih dibebani olehnya yang sedang menutupkan mata.

“Aku suka hujan, Lunar.”

Selalu. Setiap dia memanggilku begitu selalu ada getaran pada dadaku, darahku ikut berdesir sampai jantungku berpacu lebih cepat.

Efeknya terlalu besar meski aku tahu itu hanya sebuah panggilan untuk seorang penggemar.

“Ayo mandi hujan!” 

Tiba-tiba ia menarikku berlari menyusuri taman yang sudah sepi ini. Bau petrichor menguar saat aku dan dia menembus rintikan hujan yang tak terlalu lebat ini.

“Ayo naik! Kau lambat seperti keong.”

Dia berjongkok dihadapanku dengan hoodie hitam yang menutupi kepalanya. 

Aku memutar bola mata jengah mendengar setiap ejekannya. Kemudian aku mendekat dan mengalungkan tangan pada lehernya.

Kau tahu? Nyaman. Itu yang aku rasakan sekarang.

Selanjutnya dia berlari ke pusat taman tempat biasa anak-anak bermain. Ada banyak permainan anak-anak disana.

“JAY! Berhenti berputar!” 

Aku berteriak saat dia malah berputar ditempat bukannya menurunkanku.

“Berhenti! Atau kita akan jat—”

Benar.

Aku dan dia terjatuh.

Dan bukannya merasa bersalah, dia malah tertawa sambil melentangkan badannya dibawah hujan.

Aku terduduk, tawaannya yang mengalahkan suara hujan membuat hal ini terasa menjadi menyenangkan.

“Kau konyol!”

Ucapku sambil ikut tertawa. Kemudian aku berdiri dan duduk diayunan besi tak jauh darinya.

“Bangun Jay! Duduk disini!”

Aku menunjuk ayunan disebelahku. Kemudian dia bangkit, netranya menyipit saat ia melihat kearahku.

“Lunar!”

Aku berdehem sambil mengayunkan kursi ayunan. Kepalaku mendongak merasakan titik-titik kecil yang mendarat diwajahku.

“Jika aku menjadi seorang trainee, apa kita tak bisa bersama lagi seperti ini?!” 

Aku berhenti menggerakkan ayunanku, kedua mataku langsung terbuka setelah mendengar pertanyaannya itu.

Rupanya, aku dan dia memikirkan hal yang sama.

“Jay! Be honest,”

“Do you feel the same?!”

Pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulutku. Tanpaku sadari, aku telah menyebabkan rasa sesal hadir menggerogoti hatiku.

Without Me ft. JayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang