Without Me ft. Jay

sixteen

Masih ditempat yang sama, aku menatapnya dengan tanganku yang masih berada dipinggangnya.

“Agensi mana yang menaungimu?”

Degup jantungku menjadi lebih cepat saat ia menjawab.

“Hype Entertainment, oh astaga... Aku tak percaya ada di agensi besar itu.”

Itu agensi yang sama seperti yang tertera dalam kartu nama yang kubawa.

“Lunar, kau kenapa?”

Oh tidak, sepertinya dia menyadari kejanggalanku.

“Ah iya, katanya mereka pernah menitipkan kartu nama pada teman perempuanku. Itu kau, kan?”

Bola mataku bergerak menghindari tatapan matanya. Aissh... Kenapa pria itu memberitahukannya?

Aku membasahi bibir sebelum menjawab.

“Iya, itu aku. Kemarin sore seorang pria menitipkannya padaku, maaf aku sungguh lupa untuk memberitahumu. Aku kesini pun untuk memberimu ini.”

Aku mengacungkan kartu nama digenggamanku. Tatapannya yang tak berbaca membuat bibirku kembali berucap dengan tergesa.

“Aku tak berniat menyembunyikannya, Jay! Sungguh!”

Hening beberapa detik itu seperti mencekikku, sampai bibirnya tiba-tiba tertawa kecil.

“Kenapa kau panik sekali? I trust you, Lunar.”

Tangannya mengacak rambutku sebelum membawaku memasuki studionya.

“Aku takut kau berpikiran yang tidak-tidak padaku, nyatanya aku benar-benar lupa, Jay.”

Aku berucap gugup sambil memperhatikan kartu nama yang masih kupegang, sedangkan dia malah merangkul bahuku dan kembali tertawa.

“Selain aku dan ibuku, kau yang paling menginginkanku menjadi seorang idol kan? Tak mungkin penggemar nomer satuku mengkhianatiku.” 

Aku merasa tertohok.

Kutatap dirinya seraya membatin.

Jay... Ketidakmungkinan itu bisa saja terjadi.