Without Me ft. Jay

fifteen

Tidak, aku tak seharusnya
mengikuti keegoisan seorang Tuan Park. Aku tak ingin seorang antagonis kembali hadir dalam alur hidupnya. 

Persetan dengan segalanya.
Dia harus bahagia. Dan aku harus menjadi orang yang bisa membuatnya merasakan hal itu.

Karena itu, di sinilah aku berdiri dengan tangan mengayun mengetuk pintu studio pribadinya.

Tak ada jawaban.

Apa dia tak ada disini?

Aku memeriksa ponsel digenggamanku berharap ia membalas pesanku. Namun keadaannya sama, tak ada jawaban.

Baiklah, mungkin malam nanti dia akan berkunjung ke rumahku, aku akan mengatakan hal ini saat makan malam.

Baru saja satu meter menjauhi studionya, sebuah teriakan dan suara gaduh kaki yang berlari menghentikan pergerakanku.

“Aku sangat bahagia...!”

Dia memeluk lalu mengangkat tubuh kecilku agar kami berputar bersama. Diwajahnya terpancar kebahagiaan yang belum pernah aku lihat sebelumnya.

“Hei! Turunkan aku, Jay! Apa yang membuatmu sebahagia ini?!”

Dia menurut, namun tangannya malah memelukku lebih erat sampai aku merasa sesak.

“Jay, astaga... Aku bisa mati.”

Bibirnya menggumamkan kata maaf sambil tertawa. Tatapan kami pun bertemu dengan tangannya yang berada dibahuku.

“Kini aku sudah menjadi seorang trainee!”

Mataku membola dengan tubuhku yang total mematung.

Oh? Sudah? Jadi aku terlambat?
Dia sudah sangat bahagia sekarang.

“Diperjalanan setelah mengantarmu ke kampus, tiba-tiba aku di-casting oleh agensi itu, dan kebetulan juga mereka sedang mengadakan audisi. Langsung saja aku mengikuti audisi itu dan... Yeah! Aku lolos, Lunar!”

Dia kembali memelukku sehingga menyadarkan lamunanku. Bibirku ikut tersenyum sambil membalas pelukannya tak kalah erat.

“Akhirnya... Aku sangat lega mendengarnya, Jay. Selamat!” 

Entah kenapa, tapi separuh hatiku terasa janggal sekarang.

Aku seharusnya bisa lebih bahagia dari ini.