“Gila. Kau sudah gila Lee Na.”
Sorot merendahkan itu tertuju kepadaku.
Tanganku bergerak hendak memegang lengannya. Namun dia lebih dulu menjauhkan dirinya dariku, seolah sentuhanku adalah hal menjijikan yang tak ingin ia terima.
“Ayahku sudah berubah! Dia sudah berubah sejak ibuku meninggal!”
Tanganku yang melayang diudara kini mengepal kuat, telingaku teramat muak mendengar ucapannya. Sungguh aku tak terima jika dia kira akulah seorang antagonis dalam hidupnya.
“ITU HANYA SANDIWARA, JAY! Mereka sengaja bersikap baik padamu agar jika hal seperti ini terjadi... Kau akan sepenuhnya menyalahkanku... Mereka sengaja melakukan itu... KAU HARUS PERCAYA PADAKU!!”
Jemariku yang gemetaran terasa kaku karena kepalan erat yang kulakukan, aku bahkan tak peduli dengan darah yang mulai keluar dari sana.
“Aku tak menyangka kau akan bertindak serendah ini, Lee Na. Apa cinta yang kau miliki berakhir membuatmu kehilangan akal sehat? KAU SUNGGUH PEREMPUAN YANG MENYEDIHKAN! CARAMU MENDAPATKANKU BENAR-BENAR SAMPAH!”
Amarah membuat diriku mendorong tubuhnya dengan keras sampai darah mengotori hoodie hitamnya.
“SUDAH KUBILANG BUKAN AKU YANG MELAKUKAN PERBUATAN SAMPAH ITU! Aku benar-benar tulus mencintaimu, Jay. Aku sama sekali tidak pernah mengunggah apapun! Sejak setahun yang lal—”
Dia mencengkam tanganku yang mendorong tubuhnya, membuat rasa perih semakin terasa karena luka yang kudapat. Entah dia menyadarinya atau tidak, tapi darah yang mengalir dari tanganku ikut melewati jari-jemarinya.
“OMONG KOSONG! Aku benar-benar menyesal telah mengenalmu!”
Dirinya membentak tepat didepan wajahku. Aku hancur. Diriku semakin hancur mendengar ucapannya.
“Bertemu denganmu adalah takdir terburukku, Lee Na Ra.”
Ucapan penuh tekanan itu menusuk setiap pancaindra hingga mengoyak hatiku. Setelah itu dia mendorongku kasar membuat tubuh ini terbentur meja.
Brak!
Aku berteriak seperti orang gila tepat setelah dirinya menghilang dari pandanganku.
Erangan dan tangisanku menjadi melodi paling menyakitkan di malam hari yang semakin dingin ini. Badanku pun bergetar hebat merasakan kepanikan yang luar biasa.
Setelah beberapa saat, netraku beralih ke arah benda kecil yang seakan terus mengawasi pergerakanku dari atas sana.
“K-kau puas?!”
Kunaikan alisku dengan sudut bibir menyungging.
Sedetik kemudian tawaan kencang menggantikan tangisan piluku diiringi air mata yang masih menganak sungai dikedua pipi.
“APA SEKARANG KAU PUAS, AYAH?!”
Kusenderkan kepalaku pada meja, kini langit putih apartemen menjadi saksi akan kepiluan yang terpancar dari kedua netraku.
“Kau berhasil merenggut satu alasanku untuk tetap bertahan....”
Kupejamkan kedua mata saat perih diseluruh tubuh ini kian menjadi-jadi. Pertahanan yang kubuat sudah teramat rapuh, aku tak bisa mempertahankannya lagi.
“Sekarang kumohon, bersikap baiklah kepada ibuku.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Without Me ft. Jay
FanfictionKatakan padaku, bagaimana rasanya berada disana? Apa kini Lunarmu bukan hanya aku saja? Start : 1 Februari 2022 End : 4 Maret 2022 Enjoy the story!