fourteen

55 9 4
                                    

Sudah seminggu dia berada di rumahku. Aku dan dia pun mulai beraktivitas seperti biasa kembali mencoba melupakan insiden tujuh hari yang lalu.

Kami bahkan sering berjalan-jalan bersama dengan dia yang beberapa kali memamerkan skill dance-nya dihadapan orang-orang.

Namun jujur saja, kejadian satu minggu yang lalu itu masih membekas dalam ingatanku, seolah keberadaan Tuan Park masih terus meneror diriku.

“Lunar? Kau kenapa?”

Ia menunduk guna menatapku yang berada dalam dekapannya.

“Rasanya bukan kau yang menonton tv, tapi justru tv yang menontonmu melamun.” 

Aku tersenyum sambil menggelengkan kepala, selimut yang membalut tubuhku dan dia aku singkarkan.

“Aku tidak apa-apa, sebentar, aku mau membuat teh panas. Kau mau?”

Ia lalu mengangguk sambil memamerkan senyumannya.

Sesampainya didapur, kuhembuskan napasku sambil mengacak kasar surai hitamku.

Salah.
Aku tahu ini salah.

Tapi ini untuk kebaikanku juga kan?

Apa aku egois jika tak menyampaikan hal besar ini padanya? 

Kukeluarkan kartu nama seseorang dari agensi bernama HYPE Entertainment. Sore tadi sepulang dari kampus, orang itu menghampiriku dan berkata.

“Aku pernah melihat pertunjukan dance-nya di jalanan Myeongdo, waktu itu dia bersamamu kan? Agensi kami berniat untuk meng-castingnya, jika dia bersedia, tolong hubungi nomer telepon di kartu nama ini.”

Without Me ft. JayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang