24. Adeeva

2.4K 318 25
                                    

Double update nih
Btw part nya lumayan panjang jadi moga aja kalian ngga bosen ya😭

___________________________________

Hari rabu ini, seluruh kelas tengah berbahagia sebab untuk kesekian kalinya mereka kembali merasakan free class.

Seperti yang tengah Fyneen lakukan kali ini, bukannya mengerjakan tugas yang guru berikan, gadis itu justru asik bercanda ria bersama Adeeva.

"Serius, muka lo tadi kayak orang tolol banget sih," ucap Fyneen disela-sela tawanya.

"Muka lo juga kayak orang dongo, Neen."

Adeeva ikut tertawa. Beberapa menit yang lalu, kala kedua gadis itu tengah berjalan-jalan di area koridor, tiba-tiba saja ada seseorang yang menabrak tubuh keduanya hingga membuat kedua remaja itu jatuh.

Fyneen jatuh dengan posisi duduk sehingga membuat pantatnya terasa sakit. Sedangkan Adeeva, gadis itu jatuh ke tong sampah dengan kepala yang masuk ke dalam tong sampah tersebut.

Bukannya, membantu Adeeva, Fyneen justru malah tertawa terbahak-bahak. Definisi teman ngga ada akhlak!

Adeeva menghentikan tawanya, gadis itu lalu bangkit dari duduknya. "Dah lah gue mau ke toilet dulu."

"Ngapain? Jangan bilang gara-gara terlalu ngakak lo jadi ngompol?!" tuduh Fyneen.

Terdengar decakan dari Adeeva. "Enak aja! Gue tuh ada panggilan alam jadi mau ke toilet."

"Nyenyenye, serah lu Deev, serah," balas Fyneen. Gadis itu lalu fokus pada handphone miliknya.

Adeeva rasanya ingin sekali memukul Fyneen, namun ia urungkan mengingat Fyneen merupakan adik dari Bumi.

Memilih berjalan keluar kelas, Adeeva lalu pergi ke toilet kelas XI.

Setelah selesai dengan urusannya, Adeeva lalu keluar. Seseorang menghadang jalannya, membuat Adeeva mendongak untuk melihat lelaki yang tubuhnya jauh lebih tinggi darinya itu.

Tubuh Adeeva seketika menegang kala mengetahui siapa orang yang telah menghadangnya. Orang dalam masa lalunya, yang membuat kebahagiaannya hancur.

"Elang ...," lirih Adeeva. Mundur satu langkah, Adeeva menatap Elang dengan sorot mata kebencian.

"Mau apa lagi lo? Ngga puas ngehancurin kebahagiaan gue?!" bentak Adeeva.

Elang, pemuda itu tersenyum ramah. Senyuman ramah yang dulu pernah sangat Adeeva sukai. Senyum ramah yang membuat pemuda itu tampak seperti pemuda baik-baik, padahal nyatanya ..., Elang lah penjahat yang sesungguhnya.

"Hai mantan!" sapa Elang tanpa beban dan perasaan bersalah.

Adeeva memalingkan wajah lalu berdecih. Gadis itu sangat muak dengan segala tingkah Elang.

Membalikan badan dan hendak pergi, namun tangannya ditahan oleh Elang.

Menyentak kasar tangan Elang, Adeeva menatap pemuda itu dengan kilatan amarah dan penuh kebencian.

"Kenapa? Kenapa lo hadir lagi ke hidup gue?! Belum puas lo ngerebut kebahagiaan gue?!" Adeeva berteriak penuh amarah.

Elang hanya merespon dengan santai amarah gadis dihadapannya itu. Bahkan kini, ia bersedekap dada.

"Jangan teriak-teriak sayang, nanti tenggorokan kamu sakit." Kalimat itu, kalimat yang selalu membuat Adeeva jatuh sejauh-jauhnya pada Elang. Namun kini, tak ada lagi rasa apapun untuk pemuda itu. Adeeva telah mati rasa!

"Pergi! Jangan pernah kembali lagi! Kalau lo ngga bisa mengembalikan kebahagiaan gue, mending lo jangan pernah muncul dihadapan gue!"

Elang tersenyum miring. "Justru kedatangan gue kesini karena pengin mengembalikan kebahagiaan yang pernah gue rebut dari lo."

Another World (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang