05. Kita tidur bertiga!

4.8K 704 17
                                    

Memasuki rumah keluarga Danadyaksa, Sydeen dan Fyneen dibuat terperangah dengan rumah mewah ini.

"Ini mah istana bukan rumah," bisik Sydeen.

"Jangan norak lo! Ngga usah malu-maluin, ya!" peringat Fyneen. Meski begitu, ia menyetujui ucapan Sydeen.

Dalam novelnya, Fyneen memang mendeskripsikan Bumi ini hampir sempurna. Ketampanan, kekayaan dan kekuasaan. Tapi ada satu hal kekurangan Bumi, yakni keluarga.

"Bumi!" teriak seseorang.

Fyneen dan Sydeen menoleh. Seorang pria paruh baya yang nampak gagah dan terlihat lebih muda diusianya itu tengah menatap nyalang Bumi dari atas tangga.

Fyneen tentu saja tahu siapa pria itu. Bayu Danadyaksa. Pengusaha sukses yang namanya sudah tak asing lagi bagi para pengusaha-pengusaha lain.

"Kemana saja kamu selama 2 hari ini, hah?!" Pertanyaan disertai bentakan itu mengisi ruangan.

Bayu berjalan menuruni tangga dan berdiri di hadapan sang putra.

"Jika kamu memang sudah tidak ingin tinggal di rumah ini, segera angkat kakimu dari sini dan lepas marga Danadyaksa dalam dirimu!"

Bumi diam. Fyneen menatap tokoh utama novel yang kini telah resmi menjadi Kakak angkatnya itu.

Sebagai penulis, Fyneen jelas tahu apa yang saat ini tengah Bumi pikirkan. Pemuda itu sebenarnya bisa saja keluar dan melepas marga Danadyaksa dari dirinya, namun ada satu alasan yang membuatnya tetap bertahan.

"Mas?" suara lembut milik seorang wanita terdengar. Fyneen menoleh, senyum sinis hadir di bibirnya kala menyadari siapa sosok itu.

"Kamu jangan kasar-kasar dong sama Bumi. Biar bagaimana pun, dia ini tetaplah anak kamu," lanjut wanita itu.

Wajah yang putih, disertai poni yang menutupi dahinya. Perut membuncit akibat kehamilan yang sudah memasuki 6 bulan.

Grisella Revalina Danadyaksa. Wanita berusia 21 tahun yang telah resmi menjadi istri dari Bayu selama 1 tahun ini.

Wanita itu berjalan mendekat dan berdiri di hadapan sang suami. Di usapnya pelan punggung Bayu.

"Kamu mending istirahat di kamar sana, urusan Bumi biar aku yang urus," titah Gris.

Menghela napas pelan, Bayu menuruti perintah sang istri. Pria itu hendak pergi menuju kamarnya. Namun, melihat Fyneen dan Sydeen niatnya diurungkan.

"Siapa kalian?" tanya pria itu dengan nada dingin.

Sydeen meneguk salivanya kasar, matanya menatap Fyneen.

"Mereka adik saya." Bukan Fyneen maupun Sydeen yang membalas, melainkan Bumi.

"Adik?" tanya Bayu dengan alis terangkat.

"Saya menemukan mereka di tepi jalan dengan keadaan mengenaskan, karena merasa kasihan saya memilih memungut mereka."

Balasan Bumi membuat mata Fyneen dan Sydeen melotot. Kedua kakak beradik kembar itu menatap horor Bumi.

"Sejak kapan kamu peduli dengan orang lain?" Pertanyaan sinis dari mulut Bayu membuat rahang Bumi mengeras.

"Mereka milik saya, dan anda tidak perlu ikut campur dengan apa yang saya pilih dan lakukan!" balas Bumi dengan nada yang begitu dingin.

"Milikmu, hm? Pasti ada suatu hal sehingga kamu menjadikan mereka sebagai milikmu," ucap Bayu dengan senyum miring. Mendekat beberapa langkah, kemudian membisikan sesuatu ke telinga Bumi.

"Jaga milikmu baik-baik, karena jika ada suatu hal yang menarik dari mereka ... saya rasa saya akan merebut mereka darimu."

Tangan Bumi terkepal begitu erat. Matanya menatap sang Ayah dengan emosi.

Another World (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang