13. Two Queen

4.2K 681 16
                                    

Maap kemarin ngga bisa update :(

Jujur aja, aku bikin cerita ini tuh karena sekedar iseng. Aku juga belum nentuin alur, tokoh-tokoh dan hal-hal lain waktu buat cerita ini. Bahkan, sampai sekarang pun aku masih belum tahu alur berikutnya bakal kayak apa.

Aku nulis cerita ini tuh tanpa persiapan😭 tapi untungnya hampir tiap hari bisa update. Dan aku punya niatan mau nyelesaiin cerita ini dalam waktu 2-3 bulan.

Jujur aja aku ngga terlalu suka bikin cerita yang banyak part nya, maksimal 45 part, tapi kalau banyak yang suka dan minta supaya dibanyakin partnya insyallah aku bakal buat part banyak-banyak. Tapi banyak part dalam artian ngga lebih dari 50🙂

Dan untuk masalah vote, aku ngga terlalu mempermasalahkan karena kalian mau baca cerita ini aja aku udah seneng banget. Cuma ya gitu ... Seneng aja gitu kalo liat ada notif vote dari kalian, bawaannya pengin cepet-cepet update😭

_______________________________________

Membantu Rein mengobati lukanya, Fyneen sesekali menekan luka Rein menggunakan kapas yang telah diberi alkohol.

Mentari tengah membuatkan Rein minuman.

Rein meringis kala untuk kesekian kalinya Fyneen kembali menekan lukanya.

"Kalau ngga bisa ngobatin, mending ngga usah sok-sok an ngobatin gue deh!" gerutu pemuda itu.

Fyneen menatap sinis Rein. "Masih untung gue mau bantuin lo, ya!"

"Kalau bantuin tapi ngga ikhlaskan mending ngga usah!"

"Lo tuh ya ... Ngga ada terima kasihnya banget jadi orang!" omel Fyneen sembari menekan luka Rein lagi kemudian berjalan menyusul Mentari di dapur.

"Nyebelin banget sih Abang lo!" gerutu Fyneen pada Mentari.

Mentari yang mulanya tengah memasak air sontak terlonjak kaget.

"Astaga, Queen! Kamu ngagetin aku aja tau nggak?!" Mentari mengomel dengan suara lembutnya.

Fyneen terkekeh kecil. "Abisnya Abang lo nyebelin banget, sih!"

Mentari menggelengkan kepala pelan. Gadis itu tersenyum lalu kembali fokus pada kegiatannya.

"Oh iya, kamu kok tadi bisa ada di jalanan dengan pakaian yang ... Berantakan?" Mentari bertanya dengan sedikit tak enak hati di akhir kalimat.

"Oh itu ..., Itu karena kabur setelah disekap 2 hari sama penculik. Gila sih penculiknya sadis banget! Bisa-bisanya di cuma kasih gue makan 1 hari 1 kali!" gerutu Fyneen sembari membayangkan wajah menyebalkan Rein.

"Kamu diculik?!" Mentari memekik terkejut.

Fyneen menganggukkan kepala. Wajah gadis itu kini cemberut.

"Kok bisa? Jahat banget sih yang culik kamu!" tutur Mentari.

"Dia tuh emang ngga punya hati! Gue doain dia dapet jodoh yang jelek kayak babi!" timpal Fyneen menggebu-gebu.

"Kalau gitu, besok aku anterin kamu ke keluarga kamu, ya? Mereka pasti kangen sama kamu," balas Mentari.

Seketika, wajah Fyneen langsung berbinar. "Seriusan?!"

"Iya, Queen. Tapi besok ya, soalnya sekarang kan udah malam."

"Mau besok atau 1 bulan kemudian juga ngga apa-apa! Yang penting gue bisa balik!" Fyneen berucap dengan semangat.

"Iya, Queen. Kayaknya kamu semangat banget?" tanya Mentari sembari terkekeh pelan.

"Masa sih?" Bukannya menjawab, Fyneen justru malah balik bertanya.

Another World (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang