10. Menghirup udara kebebasan

4.4K 659 34
                                    

Kalian tim siapa nih?
BuNeen (Bumi Fyneen)
ReinNeen (Rein Fyneen)
Atau ...
PiDen (Pi Raden) 🙈

Ngga usah dijawab ngga apa-apa, aku udah biasa kok diabaikan :)
Poor Author

______________________________

Membuka matanya secara perlahan, Rein merasakan tangannya terasa digenggam oleh seseorang.

Kedua mata pemuda itu sontak terbuka lebar kala melihat sanderaannya tengah tertidur dengan posisi kepala yang berada di sisi sofa dan badan yang menjuntai ke lantai. Tangan gadis itu menggenggam hangat tangan besar milik Rein.

Menyentak tangan Fyneen dengan kasar, Rein lalu menatap tajam gadis yang kini tengah mengerjapkan mata dengan kesadaran yang belum sepenuhnya.

"NGAPAIN LO?!" teriak pemuda itu dengan rahang mengeras.

Mata Fyneen langsung terbuka sepenuhnya kala mendengar teriakan Rein. Gadis itu menatap pemuda yang tengah menatapnya tajam.

"Tidur," jawab Fyneen polos, lebih tepatnya pura-pura polos agar mendapat simpati dari Rein. Namun nyatanya, kepura-puraan Fyneen tak mempan membuat Rein merasa simpati.

Rein bangkit dari tidurnya lalu menjambak rambut Fyneen dengan kasar. Gadis itu merintih kala merasakan kulit kepalanya terasa seakan copot.

Menatap manik mata Fyneen, jambakan di kepala gadis itu melemah. Makin lama Rein melepaskan jambakannya dan menjambak rambutnya sendiri.

"Argh!" teriak Pemuda itu sembari terus berusaha untuk menyakiti dirinya sendiri.

Fyneen bingung harus melakukan apa. Gadis itu juga tak tahu apa yang terjadi pada Pemuda itu sebab Fyneen merasa tak pernah membuat karakter Rein memiliki gangguan jiwa.

Mencoba mengatur napas, Rein mengambil obat disaku tangannya lalu kembali memakannya seperti siang tadi. Kali ini, dosis yang Rein makan lebih banyak.

"Rein! Lo bego atau gimana, sih?!" umpat Fyneen sembari merebut paksa sisa obat yang berada di tangan Rein.

Dengan napas yang mulai tenang, Rein menatap Fyneen. "Apa?"

"Lo mau mati, hah?! Bisa-bisanya lo konsumsi banyak obat sekaligus!" balas Fyneen.

Rein tersenyum miring. "Iya, gue pengin mati. Gue bahkan udah sering nyoba buat bunuh diri tapi kenapa ngga bisa? Gue selalu gagal."

Tubuh Fyneen menegang. Ia rasa ia tak pernah membuat alur tentang Rein yang mencoba untuk mengakhiri hidupnya.

Entah mengapa, Fyneen merasa jika Rein 'berbeda' dari tokoh lainnya. Ada sesuatu didiri Rein yang tak bisa Rein kendalikan.

Mata Rein nampak memberat. Pemuda itu sedikit linglung. Melihat Rein yang akan jatuh, Fyneen dengan sigap menahan tubuh pemuda itu dan menaruhnya di sofa.

Bersamaan dengan diletakannya Rein disofa, terdengar dengkuran halus dari mulut pemuda itu.

"Dasar kebo!" cibir Fyneen sembari menedang kaki Rein.

Fyneen menatap ke sekeliling untuk mencari pintu ajaib yang akan mengeluarkannya dari tempat menyeramkan ini.

Senyuman di bibir gadis itu langsung tersungging kala matanya mendapat apa yang tengah ia cari.

Segera berjalan kearah pintu, Fyneen lalu membuka pintu tersebut yang ternyata tak dikunci.

Udara kebebasan langsung Fyneen cium. Gadis itu menghirup udara kebebasannya dengan kencang hingga lebah yang lewat terhisap masuk ke dalam lubang kehidupannya.

Another World (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang