39. Tolong bertahan

2.7K 333 12
                                    

Insyallah nanti double update.

Aaa ga nyangka bentar lagi end.

Btw happy 7k readers ^^

Bantu support Pi dengan cara share cerita ini ke sosmed sebanyak-banyaknya
__________________________

Hari ini, Fyneen berangkat ke sekolah sendiri sebab Sydeen ijin tidak masuk karena sedang sakit.

Melangkah dengan lesu, sepanjang jalan banyak orang yang menatapnya dan saling berbisik.

Kabar jika Fyneen merupakan pengkhianat telah tersebar di satu sekolah. Banyak yang dengan terang-terangan menatap Fyneen tak suka.

Tanpa sengaja, Fyneen menabrak seseorang.

"Sorry, gue ngga sengaja." Membantu gadis yang ia tabrak, Fyneen seketika tersentak.

"Lo temennya Sydeen, kan?" Tanya Fyneen.

Haura—gadis itu tersenyum lalu menganggukkan kepala. Ia mengulurkan tangan sebagai perkenalan.

"Aku Haura," ucap gadis berkacamata itu.

Dengan senang hati, Fyneen menerima uluran tangan perkenalan dari Haura.

"Gue Fyneen," balas Fyneen.

"Kamu kembarannya Sydeen, kan? Sydeen sering banget cerita tentang kamu," ucap Haura lagi.

"Pasti cerita yang jelek-jelek, ya?" Tebak Fyneen dengan wajah cemberut.

Haura tertawa. "Enggak juga, kok."

"Kalau dia bilang yang jelek-jelek tentang gue, jangan percaya, Hau. Gue ini sebenarnya anaknya baik, cantik dan rajin menabung."

Deskripsi Fyneen pada dirinya sendiri membuat Haura tertawa. Ternyata gadis itu sangat menyenangkan.

"Kamu sendiri? Sydeen mana?" Tanya Haura setelah meredakan tawanya.

"Dia ijin ngga berangkat soalnya lagi sakit," jawab Fyneen.

"Dia sakit?"

Fyneen tersenyum. Terdengar nada khawatir di suara Haura. Sepertinya, cinta Sydeen tak bertepuk sebelah tangan.

"Khawatir banget sih, Hau? Suka ya sama kembaran gue?" Goda Fyneen.

Seketika, wajah Haura memerah malu. Gadis itu menundukkan kepala salah tingkah.

Fyneen terkekeh melihat reaksi Haura. Pantas saja Sydeen menyukai gadis itu. Haura memang lucu dan menggemaskan.

"Sebenarnya ..., Aku dan Sydeen udah pacaran."

Pengakuan Haura membuat mata Fyneen terbuka lebar. Bahkan, mulut gadis itu turut terbuka.

"Serius?!" Fyneen memekik terkejut.

Dengan malu, Haura menganggukkan kepala.

Fyneen masih dalam terkejutnya. Ia tak menyangka jika Sydeen akan berani mengungkapkan perasaannya bahkan sampai mengajak Haura berpacaran.

"Daebak, gue kaget asli," guman Fyneen.

"Haura! Hari ini jadwalnya lo piket!" Teriak seorang gadis yang Fyneen yakini merupakan teman sekelas Haura.

Haura tersentak lalu menoleh ke belakang. Kembali menatap Fyneen lalu menggaruk tengkuknya.

"Kalau gitu aku ke kelas dulu, ya? Hari ini jadwal aku piket," pamit Haura.

Fyneen menganggukkan kepala sembari menunjukkan jempol tangannya. Kemudian, dengan senyuman Haura pergi menuju kelasnya.

Fyneen juga kembali melanjutkan langkah menuju kelas. Dahinya berkerut bingung kala mendapati orang lain duduk di bangkunya.

Another World (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang